Prognosis Degenerasi Makula
Prognosis degenerasi makula terkait progresivitas penurunan tajam penglihatan pada pasien sangat bervariasi, yang mana dipengaruhi oleh ukuran lesi drusen, adanya pigmen retina, dan apakah kelainan terjadi pada 1 atau kedua mata.
Prognosis progresivitas degenerasi makula menjadi tahap lanjut dapat diperkirakan menggunakan kriteria dari AREDS. Apabila ditemukan lesi drusen ukuran besar, yakni >125 µm, pada satu mata maka diberikan skor 1, bila ditemukan kelainan pigmen retina pada satu mata dapat ditambahkan skor 1. Bila kedua kelainan tersebut ditemukan di kedua mata maka skor menjadi 4.
Pemantauan selama 5 tahun menunjukkan pasien-pasien dengan skor risiko 0 hanya 0,4% pasien yang berubah menjadi degenerasi makula lanjut, skor 1-3,1%, skor 2-12%, skor 3-26%, dan skor 4 mencapai 47% pasien mengalami progresi menjadi degenerasi makula tahap lanjut.[22]
Komplikasi
Komplikasi degenerasi makula adalah sebagai berikut :
- Kebutaan
- Halusinasi visual atau sindroma Charles Bonnet)
Depresi[1,16]
Prognosis
Prognosis hilangnya tajam penglihatan pada pasien degenerasi makula sangat bervariasi. Keterlibatan area fovea dapat terjadi lebih cepat apabila ditemukan kelainan atrofi retina, kebutaan terjadi 9-10 tahun setelah deteksi pertama.
Hanya 10-15% pasien dengan lesi drusen dapat berkembang menjadi neovaskularisasi koroid. Insidensi keterlibatan mata sisi satunya adalah 28-36% dalam waktu 2 tahun.[13,14]
Sekitar 80% pasien degenerasi makula eksudatif akan mengalami kebutaan dalam waktu 1 tahun. Prognosis degenerasi makula non-eksudatif secara signifikan lebih baik dibandingkan tipe eksudatif. Penurunan tajam penglihatan pada degenerasi makula non-eksudatif bersifat perlahan (interval 9-10 tahun), namun tetap bisa disertai dengan penurunan sensitivitas kontras dan kemampuan adaptasi pada ruangan yang gelap.[4,13]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri