Prognosis Diplopia
Prognosis dan komplikasi dari diplopia sepenuhnya bergantung pada kondisi yang mendasari. Prognosis akan lebih buruk jika diplopia disebabkan oleh kondisi yang mengancam, misalnya iskemia atau diseksi. Prognosis lebih baik pada diplopia disebabkan oleh gangguan jinak, misalnya katarak. Komplikasi bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan ringan sampai serius yang dapat bersifat reversibel atau ireversibel.[2,5]
Komplikasi
Komplikasi yang umumnya terjadi akibat diplopia adalah rasa ketidaknyamanan. Meski demikian, apabila pasien perlu melakukan aktivitas yang menuntut fungsi penglihatan yang baik, seperti berkendara atau mengoperasikan alat berat, diplopia bisa menyebabkan kondisi berbahaya. Hal ini termasuk terjadinya kecelakaan dan kemampuan untuk melanjutkan pekerjaan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus diplopia bayi dan anak adalah ambliopia.[2,5]
Prognosis
Prognosis diplopia bervariasi tergantung etiologinya. Penderita diabetic mononeuritis multiplex dapat sembuh secara spontan dalam kurang lebih 6 minggu. Diplopia akibat penyebab optik, seperti dislokasi lensa atau gangguan kornea, dapat dikoreksi dengan luaran bervariasi tergantung keparahan. Prognosis fraktur blow out tergantung pada jumlah kerusakan jaringan. Sementara itu, diplopia akibat gangguan pada sistem saraf pusat, misalnya keganasan, memiliki prognosis buruk.[2,5]