Edukasi dan Promosi Kesehatan Dry Eye Syndrome
Edukasi dan promosi kesehatan dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca bertujuan agar pasien dapat mematuhi terapi, sehingga gejala tidak memburuk. Upaya pencegahan dry eye syndrome dilakukan dengan menghindari faktor-faktor risiko.
Edukasi Pasien
Edukasi bagi pasien dry eye syndrome (DES) dapat ditujukan untuk menjelaskan perjalanan penyakit, yaitu gejala awal yang relatif ringan, seperti iritasi, sensasi mata berpasir, mata berair, serta mata merah dan nyeri. Jika DES semakin berat, dapat muncul gangguan tajam penglihatan.
Edukasi juga diperlukan agar pasien mematuhi pengobatan. Pasien perlu diedukasi untuk menggunakan artificial tears secara teratur, meskipun mata sudah tidak bergejala. Jangan menunggu hingga mata terasa tidak nyaman. Saat mulai menggunakan artificial tears, gunakan setiap 1–2 jam sekali selama 2 minggu, lalu kurangi frekuensi penggunaan dan perhatikan apakah gejala muncul kembali.
Pasien juga dapat melakukan kompres hangat pada kelopak mata. Kompres dilakukan sebelum tidur dan saat bangun tidur, selama 5 menit atau lebih. Mata juga sebaiknya dibersihkan menggunakan air hangat atau pembersih kelopak mata atau sampo bayi.
Pasien juga sebaiknya memahami bahwa DES merupakan penyakit kronis, yang dapat mengalami eksaserbasi. Oleh sebab itu, sebaiknya faktor risiko pencetus gejala diidentifikasi, misalnya akibat penggunaan lensa kontak jangka panjang, konsumsi antihistamin, seperti difenhidramin dan loratadine, atau karena kondisi medis, misalnya sindrom Sjogren.[2,4,8,23]
Edukasi pasien untuk mengistirahatkan mata setelah 20 menit melihat ke layar selama 20 detik dengan melihat jauh pada jarak 20 kaki. Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi gejala DES.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan DES meliputi faktor risiko terkait lingkungan dan perilaku yang dapat diubah. Jika mata terkena kipas angin, air conditioner, atau pemanas ruangan, maka gejala DES dapat memburuk. Pastikan posisi duduk atau berbaring tidak langsung terpapar alat-alat tersebut.
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya menghindari kondisi lingkungan yang lebih kering, misalnya padang pasir, pesawat, atau tempat yang tinggi (high altitudes). Bila banyak beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya menggunakan kacamata hitam untuk menghindari angin dan sinar matahari. Penggunaan humidifier untuk meningkatkan kelembapan ruangan dapat mengurangi jumlah air mata yang mengalami evaporasi.
Kebiasaan menggunakan alat-alat elektronik, seperti televisi dan komputer, juga dapat menyebabkan pasien lebih jarang berkedip sehingga terjadi evaporative dry eye disease. Pasien sebaiknya disarankan untuk mengistirahatkan mata secara berkala ketika menggunakan alat-alat elektronik.
Selain itu, pasien juga dapat diedukasi tentang konsumsi asam lemak esensial, yaitu omega 3 yang dapat membantu meredakan gejala DES. Sumber makanan omega 3, antara lain flaxseed, kacang kedelai, minyak canola, chia seeds, dan kacang walnut. Kebutuhan air cukup harus dicukupi, dengan cara mengonsumsi 8–10 gelas/hari.
Deteksi dini penyakit yang mendasari, seperti sindrom Sjogren, rheumatoid arthritis, dan gangguan tiroid sangat penting, sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara dini dan adekuat sebelum timbul komplikasi pada mata.[2,4,24]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra