Prognosis Dry Eye Syndrome
Prognosis dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca cukup baik, terutama pada kasus yang mendapatkan terapi adekuat. Namun, pada umumnya penyakit ini bersifat kronis dengan episode eksaserbasi.
Komplikasi
Komplikasi terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak mendapatkan terapi. Komplikasi dry eye syndrome (DES), antara lain keratitis filamen, keratitis neurotropik, trikiasis, keratopati, simblefaron, dan ulkus kornea.
Ulkus kornea merupakan komplikasi DES yang paling berat. Ulkus kornea dapat mengakibatkan perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan. Risiko perforasi kornea meningkat pada pasien dengan komorbiditas, antara lain sindrom Sjogren, rheumatoid arthritis, occular pemphigoid, riwayat atopi, radiasi lokal dan diabetes melitus.[4,12,13]
Prognosis
Prognosis dry eye syndrome, terutama pada kasus ringan hingga sedang adalah cukup baik. Biasanya, gejala membaik setelah pengobatan dengan lubrikan. Untuk DES yang lebih berat, tindakan pembedahan, seperti oklusi pungtum atau membenarkan malposisi kelopak mata, mungkin diperlukan.
Pada DES yang terjadi setelah pembedahan, misalnya karena operasi katarak, prognosis juga baik. Biasanya, gejala akan membaik dengan sendirinya setelah terjadi regenerasi persarafan kornea atau berkurangnya inflamasi okular. Prognosis lebih buruk ditemukan pada pasien sindrom Sjogren atau pasien yang tidak menerima pengobatan.[2,4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra