Etiologi Dry Eye Syndrome
Etiologi dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca diduga diakibatkan 3 hal, yaitu faktor okular, penyakit sistemik, dan penyebab iatrogenik, seperti obat-obatan atau karena operasi.
Etiologi
Penyebab dry eye syndrome (DES) adalah multifaktorial. Namun, paling sering dihubungkan dengan 3 etiologi ini, yaitu gangguan pada mata, penyakit sistemik, dan iatrogenik.
Gangguan pada Mata
Beberapa gangguan pada mata dapat menyebabkan terjadinya refleks hiposekresi air mata, antara lain keratitis neurotrofik, keratitis akibat virus herpes simpleks atau herpes zoster, pengguna lensa kontak jangka panjang, serta karena kerusakan nervus kranialis VII.
Disfungsi kelenjar Meibom menyebabkan peningkatan evaporasi air mata. Selain itu, penyakit kulit pada kelopak mata misalnya rosacea atau dermatitis atopik juga dihubungkan dengan DES. Menurunnya frekuensi berkedip juga dapat menyebabkan DES, misalnya pada pasien penyakit Parkinson.[2,4,7]
Penyakit Sistemik
Penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat, misalnya sindrom Sjogren, rheumatoid arthritis and lupus dikaitkan dengan terjadinya DES. Penyakit tiroid, defisiensi vitamin A, sindrom Stevens-Johnson juga dapat menyebabkan DES.
Beberapa penyakit dapat menyebabkan defisiensi kelenjar lakrimal yang mengganggu produksi air mata. Beberapa penyakit tersebut, antara lain sarkoidosis, limfoma, amiloidosis, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), dan trakoma.[2,4,7]
Iatrogenik
Berbagai obat-obatan dapat mengganggu produksi air mata, di antaranya antihistamin, seperti difenhidramin dan loratadine, penghambat beta, misalnya metoprolol dan propranolol, antikolinergik, seperti atropin, obat antiparkinson, misalnya levodopa, isotretinoin, serta diuretik, misalnya hydrochlorothiazide.
Penggunaan tetes mata glaukoma, atau tetes mata yang mengandung bahan pengawet, seperti benzalkonium chloride, juga dapat mengganggu produksi air mata. Tindakan operatif, misalnya ablasi kelenjar lakrimal, operasi katarak, keratoplasti, dan operasi pada kelopak mata juga dapat menyebabkan DES.[2,4,7]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko lainnya berhubungan dengan dry eye syndrome, antara lain usia lebih lanjut, jenis kelamin perempuan, kurangnya kelembapan udara lingkungan, paparan terhadap asap dan debu, serta perubahan pada konjungtiva, misalnya akibat pterygium dan pinguecula.
Menatap terus menerus sehingga kurang berkedip, misalnya saat menonton televisi atau membaca, penggunaan tetes mata yang mengandung bahan pengawet, diabetes mellitus, dan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) juga meningkatkan risiko terkena DES.[2,4,5,7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra