Epidemiologi Hifema
Berdasarkan data epidemiologi mengenai hifema, didapatkan insidensi hifema akibat trauma adalah 12 dari 100.000 penduduk, dan 70% diantaranya merupakan pasien anak. Hifema akibat trauma pada anak umumnya disebabkan oleh benturan keras pada bola mata saat bermain atau berolahraga. Hifema spontan jarang terjadi, apalagi trauma idiopatik.[2,6]
Global
Insidensi hifema traumatik adalah 12 per 100.000 per tahun dan insidensi kejadian hifema yang didiagnosa di unit gawat darurat per tahunnya adalah 0,52 per 100.000 pasien. Laki-laki lebih sering mengalami hifema dibandingkan wanita dengan puncak insiden paling sering terjadi pada usia 10-20 tahun.[3]
Trauma langsung pada daerah mata yang menyebabkan hifema traumatik terjadi akibat pukulan dengan energi tinggi (61-66%), trauma proyektil (20,2-36%), atau trauma sekunder akibat ledakan (2-3%).[2-5]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi mengenai hifema di Indonesia.
Mortalitas
Hifema tidak menyebabkan mortalitas, namun dapat menyebabkan penurunan penglihatan, terutama pada hifema yang tidak tertata laksana dengan baik. Sekitar 14% pasien hifema yang tidak tertata laksana akan mengalami kehilangan penglihatan.[7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja