Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Neuritis Optik general_alomedika 2024-11-21T10:05:46+07:00 2024-11-21T10:05:46+07:00
Neuritis Optik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Neuritis Optik

Oleh :
dr. Erika Gracia
Share To Social Media:

Etiologi neuritis optik masih belum diketahui pasti, tetapi diduga berkaitan dengan reaksi autoimun. Neuritis optik paling banyak ditemukan pada pasien dengan multiple sclerosis. Neuritis optik didapatkan sebagai gejala multiple sclerosis pada 5–20% pasien.

Selain itu, neuritis optik juga bisa disebabkan oleh riwayat penyakit infeksi, baik bakteri maupun virus. Bakteri yang terlibat misalnya Treponema, Borrelia, Rickettsia, Bartonella, dan Mycobacterium. Virus yang dapat menimbulkan neuritis optik antara lain HIV, West Nile virus, dan virus varicella zoster.[1,6]

Pasien dengan penyakit autoimun, seperti sarkoidosis, lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjogren, dan penyakit Behchet, berisiko lebih tinggi untuk mengalami neuritis optik. Obat ethambutol yang sering digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan metanol juga dapat menyebabkan neuritis optik.[1,2]

Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Inflamasi Saraf Optik

Inflamasi saraf optik dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Contoh penyakit infeksi yang bisa menyebabkan inflamasi saraf optik adalah sifilis dan penyakit Lyme. Contoh penyebab penyakit non-infeksi yang bisa menyebabkan inflamasi saraf optik adalah sarkoidosis dan paraneoplastik.

Multiple Sclerosis

Penderita multiple sclerosis berisiko mengalami neuritis optik. Begitu juga sebaliknya,  penderita neuritis optik berisiko mengalami multiple sclerosis. Dalam 5 tahun setelah awitan, 30% pasien neuritis optik mengalami multiple sclerosis. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah edema diskus ringan, penyematan saraf optik pada pemeriksaan MRI, serta temuan yang konsisten dengan multiple sclerosis pada pemeriksaan fisik, MRI, dan pemeriksaan cairan serebrospinal.[1,6]

Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder (NMOSD)

Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder (NMOSD) dikenal juga sebagai sindrom Devic merupakan penyebab 1–3% kasus neuritis optik. Pada kasus klasik NMOSD, selain mengalami neuritis optik pasien juga mengalami myelitis transversal lebih dari 2 segmen tulang belakang tanpa disertai kelainan pada otak. Antibodi aquaporin-4-immunoglobulin G (AQP4-IgG) ditemukan pada 80% kasus. Kelainan bilateral lebih sering ditemukan pada NMOSD dibandingkan multiple sclerosis, serta menimbulkan gangguan yang lebih berat.[7]

Sifilis

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral. Pada neuritis optik yang disebabkan oleh infeksi sifilis akan ditemukan gambaran uveitis, korioretinitis, vaskulitis, dan papillitis.[1,4]

Infeksi Patogen Intraselular

Patogen intraselular yang bisa menyebabkan inflamasi saraf optik antara lain Bartonella, Rickettsia, Toxoplasma, dan Coxiella. Bartonella dan Toxoplasma akan memberikan gambaran klinis neuroretinitis, korioretinitis, dan uveitis. Coxiella dan Rickettsia akan memberi gambaran klinis demam, ensefalopati, dan gangguan sistem saraf pusat.[4]

Penyakit Lyme

Penyakit Lyme disebabkan oleh patogen Borrelia. Gambaran klinis yang dapat ditemukan antara lain edema diskus optik, uveitis, dan edema papil.[4]

Tuberkulosis

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium. Gambaran klinis yang bisa ditemukan antara lain papillitis, uveitis, neuroretinitis, skleritis, meningitis, tuberkel pada serabut saraf optik, dan sindrom apeks orbital.[4]

Virus

Berbagai virus dapat menyebabkan inflamasi saraf optik, antara lain West Nile virus, HIV, dan virus varicella zoster. Infeksi West Nile virus akan menyebabkan edema diskus ringan, korioretinitis, dan vitritis. Infeksi HIV akan menyebabkan mikroangiopati ringan. Sementara itu, infeksi virus varicella zoster akan menyebabkan edema hemoragik diskus optik dan cotton wool spots.[4]

Sarkoidosis

Penyakit sarkoidosis menyebabkan peradangan pada sel dan terbentuknya granuloma. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah edema diskus optik, granuloma, uveitis, neovaskularisasi, abnormalitas sistem saraf pusat, dan penyakit multiorgan.[4]

Myelin Oligodendrocyte Glycoprotein Antibody Disorder (MOGAD)

Myelin oligodendrocyte glycoprotein antibody disorder (MOGAD) menyebabkan inflamasi pada saraf optik, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf pusat. Gejala klinis yang dapat ditemukan disertai dengan peningkatan penyematan gambaran saraf optik yang tampak terselubung pada MRI, lesi saraf longitudinal, edema diskus, dan ditemukan MOG-IgG.[15]

Faktor Risiko

Faktor risiko neuritis optik mencakup:

  • Usia: Neuritis optik sering ditemui pada dewasa muda sekitar 20–40 tahun.
  • Jenis kelamin: Wanita lebih berisiko terkena neuritis optik dibandingkan pria dengan rasio 3:1.
  • Etnis: Neuritis optik lebih sering ditemukan pada individu Kaukasia.[2,6]

 

Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita

Referensi

1. Bennett JL. Optic Neuritis. Contin Minneap Minn. 2019. doi: 10.1212/CON.0000000000000768
2. Dahl AA. Adult Optic Neuritis: Practice Essentials, Background, Etiology. Medscape, 2022. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1217083
4. Horton L, Bennett JL. Acute Management of Optic Neuritis: An Evolving Paradigm. J Neuroophthalmol. 2018. DOI: 10.1097/WNO.0000000000000700.
6. Hoorbakht H, Bagherkashi F. Optic Neuritis, its Differential Diagnosis and Management. Open Ophthalmol J. 2012. doi: 10.2174/1874364101206010065
7. Wilhelm H, Schabet M. The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Dtsch Ärztebl Int. 2015. DOI: 10.3238/arztebl.2015.0616
15. Ambrosius W, Michalak S, Kozubski W, Kalinowska A. Myelin Oligodendrocyte Glycoprotein Antibody-Associated Disease: Current Insights into the Disease Pathophysiology, Diagnosis and Management. Int J Mol Sci. 2020. DOI: 10.3390/ijms22010100

Patofisiologi Neuritis Optik
Epidemiologi Neuritis Optik

Artikel Terkait

  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Manifestasi Okular pada Kasus Keracunan Methanol
    Manifestasi Okular pada Kasus Keracunan Methanol
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Red Flag Penglihatan Kabur
    Red Flag Penglihatan Kabur
  • Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
    Mata Buram Sebelah Secara Mendadak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 25 Juni 2021, 09:20
Evaluasi pada kecurigaan Neuritis Optik - Mata Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. M. Sidik, Sp. M(K) , izin bertanya dokter.Evaluasi apa saja yang perlu dilakukan untuk pasien dengan kecurigaan neuritis optik?Terimakasih...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.