Patofisiologi Neuritis Optik
Patofisiologi neuritis optik yang paling umum adalah inflamasi neuropati optik yang berhubungan dengan multiple sclerosis. Pada neuritis optik, terjadi demielinasi akibat inflamasi pada saraf optik dengan patologi lesi yang serupa dengan plak pada sistem saraf pusat seseorang dengan multiple sclerosis. Akan ditemukan adanya pembengkakan perivaskular, edema pada selubung saraf bermielin, dan kerusakan mielin. Peradangan pada endotel pembuluh darah retina dapat terjadi mendahului demielinasi. Kerusakan mielin lebih berat dibandingkan kerusakan pada akson.[2,5]
Patofisiologi Inflamasi pada Neuritis Optik
Pada fase akut, inflamasi demielinasi pada saraf optik akan menyebabkan blok konduksi saraf dan hilangnya penglihatan. Aktivasi sel T yang predominan terjadi pada fase akut, diikuti dengan keluarnya sitokin proinflamasi. Aktivasi sel B yang merusak protein pada mielin tidak dapat dilihat pada peredaran darah tetapi dapat ditemukan pada cairan serebrospinal pasien dengan neuritis optik.[5]
Patofisiologi Pemulihan pada Neuritis Optik
Meredanya inflamasi dan kembalinya penglihatan terjadi dalam beberapa minggu. Remielinasi yang terjadi seringkali tidak sempurna akibat redistribusi kanal natrium pada segmen yang mengalami demielinasi. Redistribusi ini akan memperbaiki konduksi saraf, tetapi akan menyebabkan kerusakan pada akson. Proses kembalinya penglihatan juga bisa tidak sempurna akibat efek demielinasi persisten dan kerusakan akson permanen.[5]
Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita