Pendahuluan Oklusi Arteri Retina Cabang
Oklusi arteri retina cabang atau branch retinal artery occlusion (BRAO) adalah obstruksi parsial atau total pada cabang dari arteri retina mata, yang dapat menimbulkan cedera iskemia pada retina. Obstruksi yang timbul akan mengakibatkan terganggunya suplai darah ke segmen retina yang terkena, sehingga secara klinis dapat menyebabkan gangguan fungsi penglihatan yang ireversibel.[1,2]
Emboli merupakan penyebab terbanyak oklusi arteri retina cabang dan paling sering bersumber dari gumpalan kolesterol (cholesterol emboli), fibrin-platelet (platelet-fibrin emboli), atau kalsium (calcific emboli). Oklusi arteri retina cabang lebih sering terjadi pada individu berusia 70 tahun ke atas dan lebih sering dialami laki-laki dibandingkan perempuan.[3-5]
Frekuensi kejadian oklusi arteri retina cabang meningkat seiring dengan pertambahan usia. Hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit arteri karotis, riwayat infark miokard, riwayat stroke, dan merokok merupakan beberapa faktor risiko utama oklusi arteri retina cabang.[4,5]
Gejala klinis oklusi arteri retina cabang berupa penurunan tajam penglihatan parsial secara mendadak tanpa disertai rasa sakit. Pada pemeriksaan visus, tingkat penurunan tajam penglihatan dan keparahan kehilangan lapangan pandang bergantung pada pembuluh darah yang mengalami sumbatan. Pemeriksaan lain, seperti Optical Coherence Tomography (OCT) dan OCT-angiography (OCT-A), dapat menunjukkan kerusakan struktur retina dan keadaan aliran pada pembuluh darah retina.[4,6]
Oklusi arteri retina cabang seringkali sembuh dengan sendirinya, dan penatalaksanaan secara agresif jarang dilakukan. Tajam penglihatan lebih baik dari 6/12 didapatkan pada sekitar 90% pasien setelah beberapa minggu. Meski demikian, pasien dengan oklusi arteri retina cabang yang simtomatik sebaiknya dirujuk ke stroke center atau ke unit gawat darurat untuk mendapatkan evaluasi stroke yang lebih lanjut.[1,2,7]