Epidemiologi Oklusi Arteri Retina Cabang
Secara epidemiologi, oklusi arteri retina cabang atau branch retinal artery occlusion (BRAO) lebih banyak ditemukan pada pasien dengan usia lebih tua, serta lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.[3-5]
Global
Oklusi arteri retina cabang mempunyai laju insidensi yang rendah, yaitu sekitar 4.99 per 100,000 per tahun dan mencakup sekitar 38% dari seluruh oklusi arteri retina. Oklusi arteri retina umumnya terjadi pada satu mata. Keterlibatan bilateral terjadi hanya pada 1-2% kasus.[15-17]
Sebuah studi di Jerman melaporkan laju insidensi oklusi arteri non-sentral, meliputi oklusi arteri retina cabang dan oklusi arteri silioretina, sebesar 4.5 per 100,000 orang per tahun. Hasil studi di Korea melaporkan laju insidensi oklusi arteri retina non-sentral sebesar 5.12 per 100,000 orang per tahun.[13,18]
Indonesia
Belum terdapat data mengenai epidemiologi oklusi arteri retina cabang di Indonesia.
Mortalitas
Pasien dengan oklusi arteri retina cabang mempunyai risiko tinggi mengalami stroke. Hasil sebuah meta analisis melaporkan bahwa sekitar 2% pasien menunjukkan iskemia serebri akut pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dalam waktu 7 hari pasca diagnosis oklusi arteri retina cabang.[19]
Penyebab kematian pada pasien oklusi arteri retina berhubungan dengan penyakit jantung koroner, serangan stroke, dan penyakit kardiovaskular. Sebuah studi di Korea melaporkan bahwa mortalitas akibat penyakit kardiovaskular atau serebrovaksular merupakan penyebab kematian utama (28.8%). Infark miokard akut menjadi penyebab kematian tersering pada kasus-kasus tersebut.[13]