Etiologi Oklusi Arteri Retina Cabang
Emboli merupakan etiologi paling sering yang terkait dengan oklusi arteri retina cabang atau branch retinal artery occlusion (BRAO). Emboli pada arteri retina paling sering bersumber dari kolesterol (cholesterol emboli), fibrin-platelet (platelet-fibrin emboli), atau kalsium (calcific emboli).[10-12]
Emboli
Terdapat tiga jenis utama emboli yang kerap dikaitkan dengan oklusi arteri retina cabang, yaitu:
- Emboli kolesterol (Hollenhorst plaques) dengan tampilan warna kuning-putih (yellow-to-white color) yang umumnya berasal dari arteri karotis
- Emboli fibrin-platelet yang memiliki warna keabu-abuan (grayish color) dan berhubungan dengan arteriosklerosis pembuluh darah besar
- Emboli kalsifikasi yang berasal dari penyakit katup jantung[10,12]
Emboli yang berkaitan dengan oklusi arteri retina diduga paling banyak berasal dari plak ateromatosa pada dinding arteri karotis. Plak ateromatosa derajat berat dapat dijumpai pada sekitar 40% pasien oklusi arteri retina. Sejumlah besar emboli juga berasal dari jantung seperti akibat atrial fibrilasi, dan penyakit katup aorta dan mitral.[12]
Beberapa kondisi yang dapat menjadi sumber emboli tetapi tidak sering ditemukan meliputi: myxoma jantung (cardiac myxoma), patah tulang panjang (fat emboli), endokarditis infektif (septic emboli), dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang secara intravena (talc emboli). Meski jarang terjadi, migrain dapat menyebabkan oklusi arteri okular pada pasien berusia kurang dari 40 tahun.[10]
Penyebab Selain Emboli
Selain karena emboli, oklusi arteri retina cabang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti penyakit infeksi, inflamasi, dan trombofilik, terutama pada pasien berusia muda yang tidak memiliki penyakit penyerta kardiovaskular.[10]
Berbagai kondisi medis yang memengaruhi arteri karotis, arteri oftalmika, dan arteri retina berkaitan dengan kejadian oklusi arteri retina cabang. Beberapa kondisi tersebut antara lain penyakit Crohn, penyakit Lyme, retinitis multifokal, penyakit Meniere, sindrom Susac, penyakit sel sabit, arteritis Takayasu, dan penyakit Whipple. Oklusi arteri retina juga disebabkan oleh kondisi hipoperfusi relatif akibat peningkatan tekanan intraokular atau penurunan perfusi pada serangan vasospastik.[6]
Terdapat literatur yang berpendapat bahwa kasus-kasus oklusi arteri retina non-sentral yang disertai giant cell arteritis kemungkinan besar bukan merupakan oklusi arteri retina cabang, melainkan adalah kasus giant cell arteritis dengan oklusi arteri silioretina. Pada pasien usia muda dengan oklusi arteri retina cabang yang multipel atau rekuren, sindrom Susac sebaiknya dipertimbangkan. Sindrom Susac adalah endoteliopati autoimun yang berhubungan dengan oklusi mikrovaskular di otak, retina, dan telinga bagian dalam (inner ear).[1,13,14]
Faktor Risiko
Faktor risiko oklusi arteri retina cabang akibat emboli serupa dengan faktor risiko kejadian tromboemboli lainnya, misalnya adanya riwayat hipertensi dan riwayat merokok.
Usia
Usia merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi terhadap kejadian oklusi arteri retina cabang. Kejadian oklusi arteri retina cabang meningkat seiring pertambahan usia.[1,6]
Faktor Risiko Kejadian Tromboemboli
Merokok, hipertensi, indeks massa tubuh melebihi normal, hiperlipidemia, diabetes, koagulopati dan penyakit jantung, termasuk atrial fibrilasi merupakan faktor risiko penting yang dapat dimodifikasi terkait dengan emboli retina.[1,6]
Faktor Risiko Lainnya
Faktor risiko yang kurang umum meliputi adanya penyakit sel sabit, kelainan mieloproliferatif, sindrom antibodi antifosfolipid, keadaan hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat-obatan secara intravena, dan penggunaan kontrasepsi oral.[1,6]