Diagnosis Retinopati Diabetik
Diagnosis retinopati diabetik seringkali ditegakkan saat pasien diabetes mellitus menjalani pemeriksaan skrining mata karena pada tahap awal pasien dengan retinopati diabetik asimptomatik. Pada kondisi lanjut, beberapa gejala yang timbul adalah floaters, pandangan kabur, dan penurunan tajam penglihatan yang progresif. Pada pemeriksaan segmen posterior akan ditemukan karakteristik klinis berupa mikroaneurisma, area nonperfusi kapiler, cotton-wool spots, eksudat, perdarahan intraretina, edema retina, edema makula, dan neovaskularisasi. Karakteristik klinis yang ditemukan akan menentukan klasifikasi dari retinopati diabetik yang dialami oleh pasien.[1,2,5,6]
Anamnesis
Pada tahap awal retinopati diabetik, pasien umumnya asimptomatik. Diagnosis bisa ditegakan ketika pasien diabetes mellitus menjalani skrining kesehatan mata. Ketika kondisi hiperglikemia berlanjut, pasien retinopati diabetik bisa mengeluhkan gejala progresif berupa pandangan kabur, penurunan visus, adanya benda melayang pada penglihatan (floaters), bagian gelap pada lapang pandang, gangguan dalam melihat warna, hingga kebutaan.
Pada kasus retinopati diabetik juga perlu ditanyakan secara rinci mengenai diagnosis diabetes mellitus, termasuk lamanya menderita, pengobatan yang didapat, serta faktor risiko lain yang dimiliki pasien seperti hipertensi, hiperkolestrolemia, dan merokok.[1,2,5]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata yang dilakukan pada pasien diabetes mellitus perlu dilakukan secara komprehensif. Pemeriksaan perlu mencakup pemeriksaan visus, tekanan intraokular, lapang pandang, pemeriksaan mata anterior, dan funduskopi.[2,5,6]
Melalui pemeriksaan komprehensif tersebut, retinopati diabetik dapat diklasifikasikan menurut karakteristik klinis yang ditemukan. Pembagian klasifikasi retinopati diabetik adalah:
- Retinopati diabetik nonproliferatif: tanpa neovaskularisasi, yang ditemukan adalah mikroaneurisma, area nonperfusi kapiler, cotton-wool spots, soft exudates, perdarahan intraretina (dot blot dan flame shaped), anomali mikrovaskular retina, edema retina, hard exudates, edema makula, kelainan arteriolar, dan venous bending. Kondisi tersebut terjadi karena kelainan terbatas pada membran limitans interna
- Retinopati diabetik proliferatif: ada neovaskularisasi patologis yang terjadi karena kelainan sudah melewati membran limitans interna sehingga terjadi iskemia dan peningkatan faktor-faktor angiogenik. Lokasi proliferasi adalah pada sekitar retina dan diskus optik yang dapat menyebar ke daerah lain seperti iris atau segmen anterior lain. Kondisi neovaskularisasi dapat disertai dengan fibrosis dan kontraksi[1,2]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding retinopati diabetik adalah penyakit mata dengan keluhan mata tenang namun penurunan tajam penglihatan yang progresif misalnya oklusi vena retina cabang, retinopati hemoglobinopati, dan makroaneurisma retina. [1,5]
Oklusi Vena Retina Cabang
Oklusi vena retina cabang adalah kelainan vaskular retina yang terjadi karena aterosklerosis pada vena di luar cabang utama yaitu sekitar daerah diskus. Gejala yang dialami adalah penurunan visus yang bisa tidak disadari karena tidak melibatkan makula. Faktor risiko kondisi ini adalah penyakit sistemik berupa hipertensi, gangguan pembekuan darah, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, dan rokok. Pemeriksaan mata posterior akan menunjukan dilatasi vena cabang, perdarahan intraretina, edema makula dan papil, serta cotton-wool spots.[1,2,15]
Retinopati Hemoglobinopati
Retinopati hemoglobinopati adalah kelainan molekul hemoglobin pada eritrosit sehingga terjadi kerusakan sel yang menyebabkan vaso-oklusi sehingga terjadi hipoksia retina, iskemia, neovaskularisasi, dan fibrovaskularisasi. Pasien dengan diagnosis ini memiliki kondisi dasar berupa penyakit sickle cell seperti anemia sel sabit, atau thalassemia beta.
Pasien bisa tidak merasakan gejala dan dari pemeriksaan ditemukan karakteristik berupa perdarahan salmon patch yang berlokasi pada lapisan antara retina dan membran limitans interna, iridescent spot yang merupakan makrofag hemosiderin-laden, dan black sunburst berupa skar korioretina sirkular.[2,16]
Makroaneurisma Retina
Makroaneurisma retina adalah kondisi dilatasi pada arteriol besar retina. Hal ini berkaitan dengan kondisi sistemik seperti hipertensi, penyakit aterosklerosis, atau hiperkolestrolemia. Pasien dapat asimptomatik sampai mengalami gejala berupa gangguan penglihatan yang mendadak tanpa rasa nyeri. Tampakan klinis berupa dilatasi arteriola besar retina, eksudat, atau perdarahan akibat pecahnya aneurisma.[1,2,17]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah pemeriksaan terkait diabetes mellitus, seperti kadar HbA1C, kadar gula darah puasa, dan kadar gula darah 2 jam post-prandial.
Beberapa pemeriksaan penunjang mata dapat dilakukan untuk mendukung pemeriksaan klinis, misalnya foto fundus berwarna, optical coherence tomography (khususnya untuk penilaian kondisi edema makula dan area nonperfusi kapiler), dan ultrasonografi (khususnya untuk menilai kekeruhan vitreus dan retina).
Selain daripada itu, dengan semakin berkembangnya teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, diharapkan deteksi dan diagnosis retinopati diabetik akan semakin mudah. AI telah dikembangkan untuk mendeteksi gambar foto retina, bahkan dengan menggunakan smartphone.[5,6]