Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Kolorektal
Edukasi dan promosi kesehatan berperan penting dalam pencegahan dan penurunan mortalitas kanker kolorektal. Pencegahan dan deteksi dini akan meningkatkan prognosis pasien.[6,14]
Tindakan pengendalian pada kanker kolorektal dapat dilakukan salah satunya dengan skrining. Pada skrining, lesi prekanker seperti polip adenomatosa dapat dideteksi dan diterapi lebih dini sebelum berkembang menjadi kanker kolorektal.[6]
Edukasi Pasien
Tujuan edukasi pasien adalah agar pasien memahami penyakitnya, stadium, langkah-langkah pengobatan yang akan dilakukan, serta komplikasi yang bisa dialami. Edukasi pasien yang baik dapat mengurangi beban pikiran pasien, membantu pasien terlibat dan memilih berbagai alternatif tata laksana, serta meningkatkan kedisiplinan pasien dalam menjalani terapi dan pemantauan pasca terapi.
Dalam memberi edukasi, dokter perlu memastikan pasien mendapat informasi yang jelas terkait berbagai keuntungan dan potensi kerugian alternatif pengobatan. Alat bantu berupa booklet dan video dapat mempermudah penjelasan dokter dan pemahaman pasien.[1,3,14]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tujuan skrining kanker kolorektal adalah deteksi dini, membuang lesi prakanker dan mendeteksi penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan tindakan kuratif.
Skrining pada populasi umum disarankan dilakukan pada usia ≥ 50 tahun. Selain daripada itu, skrining disarankan pada pasien dengan risiko sedang dan tinggi. Individu yang termasuk risiko sedang adalah:
- Berusia 50 tahun atau lebih
- Tidak mempunyai riwayat kanker kolorektal atau inflammatory bowel disease
- Tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal
- Terdiagnosis adenoma atau kanker kolorektal setelah berusia 60 tahun
Pasien yang termasuk risiko tinggi adalah:
- Pasien dengan riwayat polip adenomatosa
- Pasien dengan riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal
- Pasien dengan riwayat keluarga tingkat pertama kanker kolorektal atau adenoma kolorektal
- Pasien dengan riwayat inflammatory bowel disease
- Pasien dengan diagnosis atau kecurigaan sindrom Hereditary Non-polyposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
Pada populasi risiko sedang dapat dilakukan skrining berupa tes darah samar pada feses, sigmoidoskopi, atau kolonoskopi mulai saat pasien berusia 50 tahun. Untuk pasien risiko tinggi, deteksi dini disarankan menggunakan kolonoskopi.[1,6]
Namun, berdasarkan hasil telaah uji acak, ditemukan bahwa kolonoskopi untuk skrining kanker kolorektal tidak mencegah mortalitas penyakit.
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini