Epidemiologi Kanker Kolorektal
Epidemiologi kanker kolorektal menunjukkan bahwa secara global keganasan ini paling banyak ditemukan ketiga, dan paling mematikan kedua untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Risiko mengalami kanker adalah 1 dari 20 orang.[1]
Global
American Cancer Society melaporkan bahwa kanker kolorektal adalah kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua terbanyak pada pria dan perempuan di Amerika Serikat. Setiap tahun dilaporkan >130.000 kasus baru kanker kolorektal. Walaupun insidensi kanker ini terlihat menurun 3% setiap tahun sejak 2004, tetapi terjadi peningkatan 2% setiap tahun pada hasil skrining orang dewasa muda <50 tahun.[1]
Di Jerman, kanker kolorektal dilaporkan merupakan salah satu kanker yang paling sering ditemukan. Setiap tahunnya, terdapat 64.000.000 kasus baru dan 26.000.000 kematian akibat kanker kolorektal.[3]
Kasus kanker kolorektal dilaporkan lebih tinggi di negara maju daripada di negara non-industri. Namun, status sosial ekonomi rendah memiliki peningkatan risiko kanker kolorektal, terkait dengan perilaku berisiko dan akses ke perawatan medis yang buruk.[1]
Indonesia
Berdasarkan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari WHO tahun 2020, di Indonesia, kasus baru kanker kolorektal tercatat hingga 34.189 pasien atau 8,6% dari seluruh keganasan. Angka insidensi ini menempati peringkat ke-4 keganasan pada pria dan perempuan.[2]
Pada laki-laki, kasus kanker kolorektal lebih tinggi (kasus baru 21.764 pasien) daripada perempuan (kasus baru 12.425 pasien).[2]
Mortalitas
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2018 memperkirakan kanker kolorektal sebagai penyebab utama kedua kematian terkait kanker. Namun, peningkatan deteksi dini dan modalitas pengobatan telah berhasil menurunkan 51% kematian, dari tahun 1975 hingga 2014 di Amerika Serikat. National Cancer Institute memperkirakan angka harapan hidup 5 tahun pasien kanker kolorektal akan mencapai 65% jika pasien mendapatkan penanganan yang tepat.[1,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini