Epidemiologi Karsinoma Sel Renal
Data epidemiologi melaporkan bahwa insidensi karsinoma sel renal atau renal cell carcinoma (RCC) tertinggi di wilayah Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia/Selandia Baru. Namun, perbandingan risiko kumulatif insidensi dan mortalitas akibat RCC lebih tinggi pada negara berkembang, yang mengisyaratkan besarnya proporsi penyakit tahap lanjut atau kurangnya akses ke pelayanan kanker yang optimal.
Global
Insidensi dan prevalensi karsinoma sel renal atau renal cell carcinoma (RCC) secara global amat bervariasi. Insidensi RCC pada pria maupun wanita secara global mencapai 4,4 per 100.000 jiwa dengan risiko kumulatif sepanjang hidup (usia 0-74 tahun) sebesar 0,51%. Secara berturut-turut, Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia/Selandia Baru merupakan wilayah dengan insidens RCC tertinggi di dunia (laju insidens masing-masing: 11,7; 9,8; dan 9,2 per 100.000 jiwa). [25]
Usia dan jenis kelamin terlihat mempengaruhi pola epidemiologi RCC yang ditandai dengan peningkatan insidensi RCC seiring dengan penambahan usia dan predisposisi penyakit pada kaum pria. Laju insidensi RCC terstandar menurut usia (age-standardised rate/ASR) adalah 0,5 per 10.000 jiwa pada populasi berusia di bawah 40 tahun dan angka tersebut meningkat terus hingga mencapai 35 per 10.000 jiwa pada individu berusia > 75 tahun.
Secara global, insidens puncak RCC tercatat pada populasi berusia 60-70 tahun. Selain itu, laju insidensi pada pria umumnya 1,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada wanita dan perbedaan ini semakin melebar seiring dengan pertambahan usia. Dengan kata lain, populasi pria berusia lebih lanjut memiliki kemungkinan lebih besar menderita RCC relatif terhadap wanita dibandingkan populasi pria yang berusia lebih muda.[25]
Indonesia
Belum tersedianya fasilitas register nasional khusus karsinoma sel renal (RCC) membatasi ketersediaan data epidemiologi RCC di Indonesia. Namun, data dari beberapa pusat rujukan kanker nasional di Indonesia (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Kanker Dharmais) mengisyaratkan bahwa RCC merupakan temuan histologi kanker ginjal tersering.
Pada periode pemantauan 1995-2007, data dari C. A. Mochtar mengungkap bahwa terdapat 77 kasus RCC di antara 144 (53,5%) kasus kanker ginjal di RSCM. Dari seluruh kasus RCC yang dipantau dalam kurun 13 tahun tersebut, sekitar 50% pasien datang dengan kondisi RCC tahap lanjut.[35]
Mortalitas
Secara umum, risiko kumulatif mortalitas akibat karsinoma sel renal (RCC) di seluruh dunia mencapai 0,3% per 100.000 penduduk hingga usia 74 tahun. Dengan kata lain, 3 dari 1000 jiwa akan meninggal akibat RCC sebelum berusia 74 tahun. Angka ini juga bervariasi menurut perbedaan letak geografi. Wilayah Eropa, Amerika Utara, dan Asia Barat secara berturut-turut memiliki risiko kumulatif mortalitas akibat RCC yang lebih tinggi dibandingkan wilayah negara berkembang lainnya. Namun, angka risiko kumulatif insidensi dan mortalitas RCC di negara berkembang relatif lebih tinggi dibandingkan angka risiko kumulatif insidens dan mortalitas RCC di negara maju.[25]
Mortalitas Berdasarkan Subtipe
Ditinjau dari jenis subtipe RCC yang terdiagnosis, karsinoma tipe sel jernih clear cell renal cell carcinoma (ccRCC) memiliki angka kesintasan 5 tahun yang lebih rendah dibandingkan karsinoma tipe papiler (pRCC), dan karsinoma tipe kromofob (chRCC) (secara berturut-turut 73%, 94%, dan 94%). Perbedaan subtipe RCC ini juga terlihat mempengaruhi kesintasan jangka panjang pasien pada periode pemantauan hingga 20 tahun. Kesintasan ccRCC menurun lebih signifikan dibandingkan pRCC dan chRCC (tingkat penurunan masing-masing 18%, 8%, dan 4%).[36]