Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Karsinoma Sel Renal general_alomedika 2022-08-09T16:28:56+07:00 2022-08-09T16:28:56+07:00
Karsinoma Sel Renal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Karsinoma Sel Renal

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Pengetahuan tentang patofisiologi karsinoma sel renal atau renal cell carcinoma (RCC) telah berkembang pesat sejak dekade 1990 dan telah berhasil mengidentifikasi kaitan RCC dengan berbagai sindrom familial, gen penekan tumor, dan onkogen. Pemahaman tentang sifat berbagai subtipe RCC yang berbeda tak hanya mempengaruhi klasifikasi histologi tumor, namun juga bermanfaat mengarahkan tata laksana pasien yang diperantarai oleh terapi target.

Mayoritas RCC bersifat sporadis dan melibatkan mutasi pada kedua alel pada gen tertentu. Sementara itu, pada sebagian kecil kasus, RCC bersifat familial yang ditandai mutasi bawaan pada satu alel dan disfungsi alel lainnya akibat mutasi lanjutan.

Karsinoma Sel Renal Sebagai Suatu Gangguan Genetik

Karsinoma sel renal atau renal cell carcinoma (RCC) merupakan suatu manifestasi gangguan genetik yang biasanya melibatkan kelainan pada gen Von Hippel-Lindau (VHL) dan protein polybromo-1 (PBRM-1). Gen VHL tergolong dalam suatu gen penekan tumor yang berperan penting pada perkembangan subtipe RCC tersering, clear cell renal cell carcinoma (ccRCC). Perubahan pada gen VHL dapat terjadi secara autosomal dominan (penyebab penyakit VHL) atau secara sporadis.[1]

Peran Gen VHL

Pada individu dengan penyakit VHL, salinan dari satu gen VHL mengalami inaktivasi pada seluruh sel  sedangkan salinan lainnya masih normal. Pembentukan tumor bermula ketika alel pasangan gen yang abnormal tersebut mengalami gangguan fungsi akibat mutasi somatik atau delesi. Delesi kromosom 3p adalah bentuk kelainan genetik yang khas pada kasus ccRCC dan dianggap sebagai titik awal pembentukan tumor.[2,3]

Gen VHL memproduksi protein yang disebut protein VHL (pVHL) yang berfungsi sebagai protein penekan tumor. Protein VHL berinteraksi dengan membentuk kompleks senyawa VBC bersama sejumlah protein lain seperti elongin B, elongin C, dan cellulin 2. Kompleks VBC membantu degradasi protein intraseluler pada proteasom. Selain itu, pVHL turut mengatur kadar hypoxia-inducible factor 1 alpha dan 2 alpha (HIF1-α dan HIF2-α). Ikatan antara HIF1-α dan HIF2-α akan memicu transkripsi DNA sehingga terjadi peningkatan regulasi mRNA yang mengkode beberapa faktor pertumbuhan seperti vascular endothelial growth factor (VEGF), platelet-derived growth factor beta (PDGFB), dan transforming growth factor alpha (TGFA). Ketiga faktor pertumbuhan ini sangat penting bagi pengendalian protein matriks ekstraseluler dan perkembangan tumor seperti ccRCC yang kaya vaskulariasi.[1,4]

Penemuan peran VEGF pada ccRCC berkaitan erat dengan perencanaan terapi, khususnya pada ccRCC yang bermetastasis. Inhibitor tirosin kinase yang menghambat reseptor VEGF seperti sunitinib dan pazopanib telah dikembangkan sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan ccRCC yang bermetastasis.[5] Antibodi monoklonal yang menargetkan VEGF seperti bevacizumab juga dapat menjadi pilihan terapi pada kasus metastasis ccRCC . Selain itu, sejumlah prototipe antagonis HIF2 diteliti potensi dan keamanannya sebagai terapi tunggal pada ccRCC dan penyakit VHL.[6,7]

Peran Gen PBRM-1

Gen PBRM-1 adalah gen penekan tumor yang mengkode protein BAF180 yang penting dalam patogenesis ccRCC. Protein BAF180 merupakan subunit  kompleks remodelisasi nukleosom yang mengendalikan ekspresi beberapa gen dengan menargetkan struktur padat pada DNA. Hingga kini masih belum dapat dipastikan mekanisme dasar BAF180 sebagai suatu protein penekan tumor, namun studi pada hewan coba menunjukkan adanya peran BAF180 dalam mengendalikan siklus dan penuaan sel akibat replikasi.[8,9]

Kelainan Imunologi pada Karsinoma sel renal

Kelainan imunologi telah lama dipertimbangkan sebagai salah satu aspek penting pada patofisiologi karsinoma ginjal. Komponen sitotoksik pada sistem imun berperan dalam mengenali dan menekan pertumbuhan sejumlah kanker, termasuk karsinoma sel renal (RCC). Namun, sel kanker pada RCC dapat memodifikasi dirinya untuk melawan sel T sitotoksik melalui jaras tertentu sehingga dapat bertahan hidup dan memicu progresivitas penyakit. Salah satu jaras imunologi yang berkaitan dengan kegagalan sistem imun dalam melawan RCC adalah jaras programmed death-1 (PD-1).[10,11]

Respons Imun Sitotoksik terhadap RCC

Pada individu sehat, sistem imun sitotoksik memiliki kemampuan dalam mengenali antigen asing yang terdapat pada permukaan sel kanker. Hal tersebut akan mengaktifkan limfosit T sitotoksik dan pelepasan sejumlah sitokin seperti interferon, interleukin-2, dan tumor necrosis factor (TNF). [12] Sitokin inilah yang berperan dalam memicu kematian sel kanker. Hal ini didukung oleh adanya bukti infiltrasi sel imun seperti sel T (CD4 dan CD8), sel T regulatorik, sel dendritik, dan sel natural killer (NK), makrofag, dan sel B pada berbagai tahap diferensiasi.[13]

Infiltrasi sel imun ini biasanya mendominasi area sekitar vaskuler dan stroma tumor RCC. Meskipun mekanisme dasarnya belum diketahui, infiltrasi sel imun di sekitar tumor ini berkaitan dengan respons RCC terhadap imunoterapi maupun imunosupresi signifikan pada pasien dengan tumor dorman dalam waktu yang panjang.

Jaras Programmed Death-1 pada RCC

Sementara itu, reseptor PD-1 merupakan protein pada membran sel T CD8 yang diaktifkan oleh protein permukaan PD ligand-1 dan -2 (PD-L1 dan PD-L2). PD-L1 terdapat pada permukaan berbagai sel pengenal antigen dan beberapa sel kanker, termasuk sel RCC. [14,15] Fungsi PD-1 yang telah teraktivasi oleh PD-L1 adalah menekan sistem imun sitotoksik dengan menginduksi apoptosis limfosit T sitotoksik. [16,17] Pada situasi yang terkendali, hal ini akan mencegah kekacauan respons autoimun ketika tubuh terpapar antigen asing. Dengan kata lain, PD-1 merupakan suatu protein anti-imunitas yang dapat menekan sistem imun serta menurunkan jumlah sel T sitotoksik yang menyerang antigen dan sel kanker.

Sejumlah sel kanker, termasuk ccRCC, dapat mengekspresikan PD-L1 pada permukaan selnya sehingga memungkinkan sel kanker dalam mengelabui sistem imun sitotoksik. Pada kondisi semacam ini, pemberian antibodi penghambat PD-1 seperti  nivolumab dan pembrolizumab berpeluang sebagai terapi pilihan lini kedua khususnya pada pasien dengan ccRCC yang telah bermetastasis.[10,11]

Gangguan Metabolik pada Karsinoma sel renal

Gangguan metabolik pada jalur glutaminase turut berpengaruh pada kesintasan sel kanker pada pasien dengan karsinoma sel renal (RCC). Hal ini disebabkan oleh kemampuan sel kanker dalam menghindari dampak stres metabolik yang dipaparkan oleh sistem imun dan berbagai obat kemoterapi.

Peran Jalur Glutaminase pada Karsinoma sel renal

Glutamin merupakan asam amino yang penting dalam sintesis DNA pada sel karsinoma sel renal dan berbagai sel kanker lainnya. Sel kanker memproses glutamin dengan cara yang berbeda dibandingkan sel normal dan berkaitan dengan kerja enzim glutaminase. Glutaminase mengubah glutamin menjadi glutamat yang kemudian meningkatkan produksi aspartat melalui siklus Krebs. Aspartat sangat penting untuk pembentukan pirimidin dan maturasi sel.[18]

Pada sel yang mengalami mutasi gen VHL, glutamin diperlukan untuk sintesis asam lemak esensial, sitrat, dan glutathione. Glutathione tergolong dalam suatu senyawa antioksidan yang penting bagi sel untuk melawan stres oksidatif, khususnya yang dipicu oleh sistem imun. Oleh sebab itu, inhibisi jalur glutaminase dapat menimbulkan penundaan siklus sel kanker akibat penurunan pembentukan pirimidin dan kematian sel yang diperantarai oleh stres oksidatif.[19,20]

Referensi

1. D’Avella C, Abbosh P, Pal SK, Geynisman DM. Mutations in renal cell carcinoma. Urol Oncol Semin Orig Investig [Internet]. 2018 Nov; Available from: https://doi.org/10.1016/j.urolonc.2018.10.027
2. Moch H. An overview of renal cell cancer: Pathology and genetics. Semin Cancer Biol [Internet]. 2013;23(1):3–9. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.semcancer.2012.06.006
3. Clark PE. The role of VHL in ccRCC and its relation to targeted therapy. Kidney Int. 2009;76(9):939–45.
4. Shen C, Kaelin WG. The VHL/HIF axis in clear cell renal carcinoma. Semin Cancer Biol [Internet]. 2013;23(1):18–25. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.semcancer.2012.06.001
5. Atkins MB, Tannir NM. Current and emerging therapies for first-line treatment of metastatic clear cell renal cell carcinoma. Cancer Treat Rev [Internet]. 2018 Nov;70:127–37. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ctrv.2018.07.009
6. Jonasch E, Park E, Thamake S, Hirmand M, Srinivasan R. 921TiPAn open-label phase II study to evaluate PT2977 for the treatment of von hippel-lindau disease associated renal cell carcinoma. Ann Oncol [Internet]. 2018 Oct 1;29(suppl_8). Available from: https://academic.oup.com/annonc/article/doi/10.1093/annonc/mdy283.130/5140823
7. Martínez-Sáez O, Gajate Borau P, Alonso-Gordoa T, Molina-Cerrillo J, Grande E. Targeting HIF-2 α in clear cell renal cell carcinoma: A promising therapeutic strategy. Crit Rev Oncol Hematol [Internet]. 2017 Mar;111:117–23. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.critrevonc.2017.01.013
8. Brugarolas J. PBRM1 and BAP1 as novel targets for renal cell carcinoma. Cancer J [Internet]. 19(4):324–32. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23867514
9. Reisman D, Glaros S, Thompson EA. The SWI/SNF complex and cancer. Oncogene [Internet]. 2009 Apr 9;28(14):1653–68. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19234488
10. Santoni M, Massari F, Di Nunno V, Conti A, Cimadamore A, Scarpelli M, et al. Immunotherapy in renal cell carcinoma: latest evidence and clinical implications. Drugs Context. 2018;7:1–8.
11. Atkins MB, Clark JI, Quinn DI. Immune checkpoint inhibitors in advanced renal cell carcinoma: experience to date and future directions. Ann Oncol [Internet]. 2017 Jul;28(7):1484–94. Available from: https://academic.oup.com/annonc/article-lookup/doi/10.1093/annonc/mdx151
12. Farhood B, Najafi M, Mortezaee K. CD8 + cytotoxic T lymphocytes in cancer immunotherapy: A review. J Cell Physiol [Internet]. 2018 Nov 22; Available from: http://doi.wiley.com/10.1002/jcp.27782
13. Gouttefangeas C, Stenzl A, Stevanović S, Rammensee H-G. Immunotherapy of renal cell carcinoma. Cancer Immunol Immunother [Internet]. 2007 Jan;56(1):117–28. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16676181
14. Kim HR, Ha S-J, Hong MH, Heo SJ, Koh YW, Choi EC, et al. PD-L1 expression on immune cells, but not on tumor cells, is a favorable prognostic factor for head and neck cancer patients. Sci Rep [Internet]. 2016 Dec 14;6(1):36956. Available from: http://www.nature.com/articles/srep36956
15. Ueda K, Suekane S, Kurose H, Chikui K, Nakiri M, Nishihara K, et al. Prognostic value of PD-1 and PD-L1 expression in patients with metastatic clear cell renal cell carcinoma. Urol Oncol Semin Orig Investig [Internet]. 2018 Nov;36(11):499.e9-499.e16. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1078143918302515
16. Xu F, Xu L, Wang Q, An G, Feng G, Liu F. Clinicopathological and prognostic value of programmed death ligand-1 (PD-L1) in renal cell carcinoma: a meta-analysis. Int J Clin Exp Med [Internet]. 2015;8(9):14595–603. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26628942
17. Leite KRM, Reis ST, Junior JP, Zerati M, Gomes D de O, Camara-Lopes LH, et al. PD-L1 expression in renal cell carcinoma clear cell type is related to unfavorable prognosis. Diagn Pathol [Internet]. 2015 Oct 15;10:189. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26470780
18. Altman BJ, Stine ZE, Dang C V. From Krebs to Clinic : Glutamine Metabolism to Cancer Therapy. 2017;16(10):619–34.
19. Wettersten HI, Aboud OA, Jr PNL, Weiss RH. Metabolic reprogramming in clear cell renal cell carcinoma. Nat Publ Gr [Internet]. 2017;13(7):410–9. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrneph.2017.59
20. Nguyen T, Le A. The Metabolism of Renal Cell Carcinomas and Liver Cancer. 2018;107–18.

Pendahuluan Karsinoma Sel Renal
Etiologi Karsinoma Sel Renal
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.