Penatalaksanaan Karsinoma Sel Renal
Strategi penatalaksanaan karsinoma sel renal atau renal cell carcinoma (RCC) sangat ditentukan stadium penyakit serta melibatkan metode pembedahan, radioterapi, dan terapi sistemik. Nefrektomi parsial merupakan standar pembedahan bagi pasien dengan RCC lokal. Sementara itu, terapi pada pasien dengan RCC tahap lanjut lebih diarahkan pada nefrektomi radikal. Nefrektomi sitoreduktif masih menjadi pilihan bagi pasien dengan RCC yang bermetastasis dan dapat diikuti dengan terapi sistemik, metastasektomi, atau radioterapi sesuai indikasi.
Persiapan Rujukan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum merujuk pasien untuk evaluasi diagnostik dan tata laksana lanjutan RCC antara lain:
- Edukasi pada pasien tentang hasil evaluasi awal yang dilakukan dokter di layanan primer serta perlunya tindakan rujukan untuk menindaklanjuti temuan tersebut
- Surat persetujuan rujukan dari pasien setelah memberikan penjelasan secara lengkap tujuan, manfaat, dan konsekuensi dari tindakan rujukan (misalnya, terdapat kemungkinan dilakukan operasi atau imunoterapi apabila diagnosis RCC terbukti benar)
- Surat rujukan yang setidaknya mencakup hasil anamnesis lengkap, temuan pemeriksaan fisik, hasil urinalisis, pemeriksaan laboratorium darah dan urin, dan pemeriksaan radiologi awal yang mendukung kecurigaan diagnosis RCC
Terapi RCC Lokal
Terapi RCC lokal bersifat kuratif dan mengutamakan pendekatan secara pembedahan. Nefrektomi parsial lebih diutamakan pada pasien dengan tumor yang terbatas pada organ dengan ukuran <7 cm. Nefrektomi parsial dapat dilakukan dengan teknik terbuka, laparoskopik, maupun laparoskopik berbantu robot. Apabila nefrektomi parsial tidak memungkinkan untuk dilakukan, alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah nefrektomi radikal secara laparoskopi.[36,70] Nefrektomi radikal juga diindikasikan pada pasien dengan tumor yang melibatkan vena renalis, vena adrenal, dan lemak perinefrik. [71]
Ablasi radiofrekuensi (radiofrequency ablation/RFA) dan krioablasi merupakan pilihan bagi pasien dengan tumor kortikal yang kecil, rentan, risiko pembedahan yang tinggi, gangguan fungsi ginjal, RCC herediter, atau memiliki tumor bilateral. Namun, biopsi ginjal perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi adanya keganasan pada situasi semacam ini.[70]
Terapi RCC Lokal Tahap Lanjut
Terapi pada pasien dengan RCC lokal tahap lanjut lebih mengutamakan nefrektomi radikal terbuka meskipun pendekatan secara laparoskopi dapat menjadi alternatif. Apabila CT Scan abdomen tidak menunjukkan adanya keterlibatan kelenjar limfa dan adrenal, adrenalektomi atau diseksi kelenjar getah bening (KGB) yang ekstensif tidak perlu dilakukan secara rutin. Terkait adanya trombus pada vena kava inferior, embolisasi tumor maupun pemasangan filter vena kava inferior tidak memberikan manfaat klinis yang nyata. Selain itu, belum ada bukti dari uji klinis yang cukup untuk mendukung pemberian terapi adjuvan pada pasien RCC risiko tinggi pasca tindakan nefrektomi.[36,70]
Terapi RCC yang Bermetastasis
Nefrektomi sitoreduktif disarankan sebagai modalitas terapi RCC yang telah bermetastasis pada pasien dengan status performa baik, tumor primer yang besar, dan volume metastasis yang terbatas. Penilaian oleh tim multidisiplin perlu dilakukan khususnya bagi pasien yang mungkin memerlukan metastasektomi dan strategi radioterapi (misalnya whole brain radiotherapy, stereotactic radiotherapy, cyberknife radiotherapy) untuk pasien yang terbukti mengalami metastasis RCC ke otak.[36,70]
Terapi sistemik disarankan pada pasien yang mengalami relaps pasca terapi nefrektomi radikal, pasca nefrektomi sitoreduktif pada RCC stadium IV, atau mengalami RCC yang tidak resektabel. Pilihan golongan obat terapi sistemik ditentukan dari tingkat risiko menurut kriteria MSKCC dan riwayat terapi sebelumnya. Strategi pilihan terapi pada karsinoma sel jernih (ccRCC) terangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Pilihan terapi sistemik pada RCC yang bermetastasis.
Terapi | Risiko Menurut MSKCC atau Riwayat Terapi Sebelumnya | Rekomendasi Terapi Sistemik |
Lini pertama
| Risiko rendah dan sedang | Sunitinib Bevacizumab + IFN-α Pazopanib |
Risiko tinggi | Temsirolimus | |
Lini kedua | Pernah mendapat terapi sitokin | Axitinib Sorafenib Pazopanib |
Pernah mendapat terapi TKI* | Nivolumab Cabozantinib | |
Lini Ketiga | Pernah mendapat 2 terapi TKI* | Nivolumab Cabozantinib |
Pernah mendapat TKI dan mTOR* | Nivolumab Cabozantinib | |
Pernah mendapat TKI*/nivolumab | Cabozantinib | |
Pernah mendapat TKI*/cabozantinib | Nivolumab [70] |
*TKI: tyrosine kinase inhibitor; mTOR: mammalian target of rapamycin