Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Leiomyosarcoma general_alomedika 2023-02-27T14:46:35+07:00 2023-02-27T14:46:35+07:00
Leiomyosarcoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Leiomyosarcoma

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Diagnosis leiomyosarcoma dapat ditegakkan dengan biopsi jaringan di mana pemeriksaan histologi perlu dilakukan untuk menentukan jenis keganasan yang lebih spesifik, derajat histologi, terapi, serta prognosis. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding.

Gejala umum keganasan dapat ditemukan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, namun tanda dan gejala lain bergantung pada lokasi primer leiomyosarcoma. Pemeriksaan MRI merupakan modalitas unggul untuk mendeteksi, mengelompokkan, serta menentukan stadium dan metastasis leiomyosarcoma.[22]

Anamnesis

Pada anamnesis dapat ditemukan gejala umum keganasan, seperti lemas, demam, rasa kembung, benjolan pada bagian tubuh tertentu, perdarahan tanpa sebab yang jelas, mual, muntah, nyeri, dan penurunan berat badan yang drastis. Perlu juga dicari faktor risiko seperti riwayat keganasan pada pasien dan keluarga, riwayat paparan radiasi dan zat kimia, serta riwayat penggunaan obat-obatan hormonal.

Tanda dan gejala lain bergantung pada lokasi utama, ukuran, dan progresi leiomyosarcoma. Leiomyosarcoma intestinal dan gaster memiliki gejala utama berupa perdarahan dan tanda-tanda ileus obstruktif akibat tumor. Sebanyak 70% pasien leiomyosarcoma intestinal mengalami perdarahan akut sehingga membutuhkan transfusi darah dengan segera. Tumor yang berasal dari duodenum ditemukan paling sering mengalami perdarahan masif. [23]

Leiomyosarcoma uterus memiliki manifestasi klinis berupa perdarahan abnormal dari vagina dan uterus di luar menstruasi, perdarahan setelah menopause, vaginal discharge, nyeri pada daerah panggul, dan inkontinensia urine. Pasien juga dapat mengeluh adanya pembengkakan atau benjolan, atau perut terasa membesar. Gejala spesifik lainnya bergantung pada lokasi munculnya tumor.[24]

Pemeriksaan Fisik

Pada leiomyosarcoma intestinal, jarang ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik kecuali terjadi perdarahan atau obstruksi akut. Jika terjadi obstruksi, pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan tanda-tanda distensi abdomen, suara borborygmi, dan massa yang teraba. Pasien yang mengalami metastasis tumor ke hepar dan bilier dapat bermanifestasi menjadi hepatomegali dan ikterik.[23]

Pada kasus leiomyosarcoma uterus lanjut, gejala klinis dapat menyerupai kanker ovarium, seperti teraba massa adneksa, asites, dan efusi pleura. Nyeri tekan pada lokasi tumor dapat terjadi, namun jarang ditemukan. Pada pemeriksaan vagina, dapat teraba pembesaran uterus sesuai dengan ukuran tumor, dapat digerakkan, forniks anterior dan posterior jarang terdapat kelainan, dan tidak ada nyeri tekan.[25,26]

Diagnosis Banding

Leiomyosarcoma uterus dapat didiagnosis banding dengan leiomioma uterus, sarkoma uterus lainnya seperti karsinosarkoma, dan karsinoma endometrium. Leiomyosarcoma gaster dan intestinal dapat didiagnosis banding dengan gastrointestinal stromal tumors (GIST), kanker gaster, dan kanker kolorektal.

Leiomioma Uterus

Tumor yang semakin membesar dapat menimbulkan gejala seperti menstruasi yang lebih lama dan banyak, menekan struktur jaringan disekitarnya dan menimbulkan rasa nyeri di area pinggul sehingga membutuhkan tata laksana operasi. Pembesaran uterus dengan dugaan adanya leiomioma uterus merupakan salah satu gejala dari leiomyosarcoma.[25]

Karsinosarkoma Uterus

Karsinosarkoma uterus adalah kanker ganas yang terdiri dari sel-sel epitel dan mesenkim. Kanker ini lebih agresif jika dibandingkan dengan keganasan uterus lainnya dan memiliki tingkat metastasis dan rekurensi yang lebih tinggi. Gejala karsinosarkoma uterus berupa perdarahan setelah menopause, nyeri perut, dan pembesaran uterus. Pada pemeriksaan penanda tumor CA-125 didapatkan meningkat pada karsinosarkoma uterus.[27]

Karsinoma Endometrium

Karsinoma endometrium adalah kanker yang berasal dari sel-sel endometrium, yaitu lapisan terdalam dari uterus. Karsinoma endometrium merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada wanita setelah menopause. Karsinoma endometrium dapat memiliki gejala berupa perdarahan setelah menopause, jika terjadi pada wanita usia reproduktif, gejala dapat berupa gangguan siklus menstruasi.[24]

Gastrointestinal Stromal Tumors (GIST)

Gastrointestinal stromal tumors (GIST) merupakan keganasan yang berasal dari jaringan mesenkim. Secara patologis, GIST menyerupai leiomioma dan leiomyosarcoma, namun pada patofisiologi nya melibatkan mutasi gen yang berbeda sehingga membutuhkan regimen tata laksana yang berbeda.[28]

Gejala GIST pada umumnya asimtomatik atau tidak spesifik. Sering kali GIST terdiagnosis saat pemeriksaan radiologi atau endoskopi dilakukan untuk mendeteksi penyakit saluran pencernaan dengan gejala perdarahan, ileus obstruktif, dan ulkus pada dinding saluran cerna. Gejala lain dapat berupa nyeri perut, cepat merasa kenyang dan kembung, dan teraba massa di perut.[8]

Kanker Gaster

Kanker gaster stadium awal tidak memberikan gejala yang khas. Pada stadium lanjut, kanker gaster memiliki manifestasi klinis seperti mual-muntah, gangguan pencernaan, rasa kembung dan cepat kenyang, perdarahan saluran cerna, penurunan berat badan drastis, teraba pembesaran gaster dan kelenjar getah bening, obstruksi saluran pencernaan, hepatomegali, dan ikterik.[29]

Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah penyakit multifaktorial. Faktor genetik, lingkungan, diet, dan inflamasi saluran pencernaan dapat mendasari patofisiologi kanker kolorektal. Gejala kanker kolorektal adalah nyeri perut, perubahan pola defekasi, perdarahan saluran cerna bawah, anemia, teraba massa di perut kanan bawah dan rektum.[30]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis definitif leiomyosarcoma ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopis histopatologi. Pemeriksaan radiologi tidak dapat mendiagnosis leiomyosarcoma secara spesifik, namun dapat membantu mengidentifikasi masa dan mendeteksi metastasis. Pemeriksaan hematologi berupa penanda tumor dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding.

Pencitraan

Beberapa modalitas pencitraan dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis leiomyosarcoma, seperti MRI dan CT scan. Pemeriksaan MRI biasanya lebih dipilih sebagai modalitas karena lebih jelas menunjukkan gambaran pembuluh darah, ukuran dan ekstensi tumor, penyebaran lokal, serta perbedaan fibrosis setelah radiasi atau tumor yang rekuren. Sedangkan CT scan biasa digunakan untuk menilai metastasis dan follow-up pasien.[6]

Pemeriksaan Mikroskopis

Leiomyosarcoma biasanya terdiri dari oleh sel-sel spindel eosinofilik yang tersusun dalam fasikel yang saling berinterseksi pada sudut 90° dan berhubungan dengan berbagai derajat nekrosis dan aktivitas mitosis sesuai derajat lesi. Pada pemeriksaan imunohistokimia, leiomyosarcoma memberikan hasil positif pada desmin, aktin otot polos, dan kaldesmon.[7]

Gambaran histologi di bawah mikroskop dapat menentukan sejauh apa kanker sudah bertumbuh dan menyebar, proses ini dapat disebut dengan penentuan stadium. Stadium leiomyosarcoma merupakan faktor signifikan untuk menentukan pilihan tata laksana dan prognosis pasien. American Joint Committee of Cancer (AJCC) membagi stadium sarkoma jaringan lunak menjadi stadium I-IV berdasarkan Tumor Nodul Metastasis (TNM) dan derajat/grade (G).

Pemeriksaan Hematologi

Beberapa pemeriksaan hematologi seperti darah lengkap, penanda tumor, dan sitokin serum dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan prognosis. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perubahan hematologi terjadi pada lebih dari 40% kasus sarkoma jaringan lunak dan lebih sering ditemukan pada pasien dengan stadium lanjut.

Perubahan tersebut berupa neutrofilia (28,3% kasus), leukositosis (27,6% kasus), penurunan jumlah hemoglobin (25,5% kasus), monositosis (19,3% kasus), dan trombositosis (14,5% kasus).[30] Pemeriksaan penanda tumor seperti CA-125 dapat membantu menyingkirkan diagnosis karsinoma uterus dan ovarium, serum carcinoembryonic antigen (CEA) dapat membantu menyingkirkan diagnosis karsinoma kolorektal.[32]

Klasifikasi

Terdapat dua sistem pengklasifikasian leiomyosarcoma yang sering digunakan dan menjadi standar internasional, yaitu penentuan derajat histologi menurut French Federation of Cancer Centers Sarcoma Group (FNCLCC) dan sistem stadium TNM menurut American Joint Committee of Cancer.

Penentuan Derajat

Penentuan derajat dilakukan dengan menilai berapa banyak sel sarkoma yang terlihat seperti sel normal. Hal ini membantu menentukan seberapa cepat kanker akan bertumbuh dan menyebar. Berdasarkan sistem French Federation of Cancer Centers Sarcoma Group (FNCLCC), derajat sarkoma ditentukan oleh 3 faktor yaitu diferensiasi sel, jumlah sel yang bermitosis, dan nekrosis tumor.

Tabel 1. Penentuan Derajat Histologi pada Sarkoma Jaringan Lunak

Diferensiasi Sel Tumor Jumlah Sel yang Bermitosis Nekrosis Tumor
Sarkoma menyerupai sel normal, contoh : derajat rendah leiomyosarcoma (1 poin) 0-9 mitosis/HPF (1 poin) Tidak ada nekrosis (0 poin)
Sarkoma dengan gambaran histologi yang jelas (2 poin) 10-19 mitosis/10 HPF (2 poin) <50% nekrosis (1 poin)
Sarkoma embrional dan tidak berdiferensiasi, sarkoma sinovial, osteosarkoma jaringan lunak, sarkoma Ewing (3 poin) ≥20 mitosis/10 HPF (3 poin) ≥50% nekrosis (2 poin)

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[33]

Semua skor pada masing-masing faktor dijumlahkan untuk menentukan derajat sarkoma. Derajat sarkoma terbagi menjadi derajat 1–3, yaitu derajat 1 (G1) dengan total skor 2-3, derajat 2 (G2) dengan total skor 4-5, derajat 3 (G3) dengan total skor 6-8, dan GX yang berarti belum dapat ditentukan.[33]

Penentuan Stadium

American Joint Committee of Cancer membagi stadium TNM untuk sarkoma jaringan lunak berdasarkan lokasi awal kanker, yaitu kepala dan leher, badan dan ekstremitas, organ viseral di abdomen dan toraks, dan retroperitoneum.[32]

Stadium Leiomyosarcoma Jaringan Lunak Kepala dan Leher

Berikut pembagian stadium TNM pada jaringan lunak kepala dan leher

Tabel 2. Stadium TNM Sarkoma Jaringan Lunak Kepala dan Leher

Tumor Keterangan
TX Tumor tidak dapat dinilai
T1 Tumor ≤2 cm
T2 Tumor >2 cm sampai ≤4 cm
T3 Tumor >4 cm
T4 Tumor menginvasi struktur sekitarnya
T4a Tumor menginvasi struktur orbital, dasar tengkorak, lapisan duramater, dan otot-otot wajah
T4b Tumor menginvasi parenkim otak, arteri karotis, otot-otot prevertebra, dan sistem saraf pusat
Nodul
NX Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

Stadium Leiomyosarcoma Jaringan Lunak Badan dan Ekstremitas

Berikut penentuan stadium TNM pada jaringan lunak badan dan ekstremitas

Tabel 3. Stadium TNM Sarkoma Jaringan Lunak Badan dan Ekstremitas

Tumor Keterangan
TX Tumor tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti terdapat tumor
T1 Tumor ≤5 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor >5 cm sampai ≤10 cm pada dimensi terbesar
T3 Tumor >10 cm sampai ≤15 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor >15 cm
Nodul
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional atau tidak dapat dinilai
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

Tabel 4. Stadium Anatomis dan Prognostik Sarkoma Jaringan Lunak Badan dan Ekstremitas

Stadium T N M Derajat
Stadium IA T1 N0 M0 G1, GX

 

Stadium IB

T2 N0 M0 G1, GX
T3 N0 M0 G1, GX
T4 N0 M0 G1, GX
Stadium II T1 N0 M0 G2, G3
Stadium IIIA T2 N0 M0 G2, G3
Stadium IIIB T3 N0 M0 G2, G3
T4 N0 M0 G2, G3
Stadium IV Semua T N1 M0 Semua G
Semua T Semua N M1 Semua G

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

Stadium Leiomyosarcoma Jaringan Lunak Organ Viseral di Abdomen dan Toraks

Berikut penentuan stadium TNM sarkoma jaringan lunak organ viseral di abdomen dan toraks.

Tabel 5. Stadium TNM Sarkoma Jaringan Lunak Organ Viseral di Abdomen dan Toraks

Tumor Keterangan
TX Tumor tidak dapat dinilai
T1 Tumor terbatas pada organ
T2 Tumor menyebar ke jaringan melebihi organ
T2a Tumor menginvasi lapisan serosa atau peritoneum viseral
T2b Tumor menyebar lebih dari lapisan serosa (mesenterium)
T3 Tumor menginvasi organ lain
T4 Keterlibatan tumor multifokal
T4a Keterlibatan tumor multifokal (2 lokasi)
T4b Keterlibatan tumor multifokal (3-5 lokasi)
T4c Keterlibatan tumor multifokal (>5 lokasi)
Nodul
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

Stadium Leiomyosarcoma Jaringan Lunak Retroperitoneum

Berikut penentuan stadium TNM sarkoma jaringan lunak retroperitoneum

Tabel 6. Stadium TNM Sarkoma Jaringan Lunak Retroperitoneum

Tumor Keterangan
TX Tumor tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti terdapat tumor
T1 Tumor ≤5 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor >5 cm sampai ≤10 cm pada dimensi terbesar
T3 Tumor >10 cm sampai ≤15 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor >15 cm
Nodul
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional atau tidak dapat dinilai
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

Tabel 7. Stadium Anatomis dan Prognostik Sarkoma Jaringan Lunak Retroperitoneum

Stadium T N M Derajat
Stadium IA T1 N0 M0 G1, GX

 

Stadium IB

T2 N0 M0 G1, GX
T3 N0 M0 G1, GX
T4 N0 M0 G1, GX
Stadium II T1 N0 M0 G2, G3
Stadium IIIA T2 N0 M0 G2, G3
Stadium IIIB T3 N0 M0 G2, G3
T4 N0 M0 G2, G3
Stadium IV Semua T N1 M0 Semua G
Semua T Semua N M1 Semua G

Sumber: dr. Jessica Elizabeth, 2020.[32]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

6. Cherian R. Magnetic resonance imaging in endometrial cancer. Springer. 2015;: p. 81-88.
7. Ramnani D. WebPathology. 2019. https://www.webpathology.com/image.asp?case=536&n=4.
8. Tien Y, Lee C, Huang C, Hu R, Lee P. Surgery for gastrointestinal stromal tumors of the duodenum. Ann Surg Oncol. 2010 Jan; 17(1): p. 109-14.
22. Arfiana W, Burhanuddin L, Fidiawati W. THE DISTRIBUTION OF SOFT TISSUE SARCOMA BASED ON HISTOPATHOLOGY’S CHECK IN PEKANBARU’S HOSPITAL. Jom FK. 2016 Feb; 3(1).
23. Ghumman J. Medscape. Intestinal Leiomyosarcoma. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/179839-clinical#b1
24. Chi D. National Organization for Rare Disorders.; 2018. https://rarediseases.org/rare-diseases/uterine-leiomyosarcoma/
25. Kristian Y, Sekarutami S. Radioterapi pada Sarkoma Uterus. Radioterapi dan Onkologi Indonesia. 2018; 9(1): p. 5-12.
26. Kaur K, Kaur P, Kaur A, Singla A. Uterine leiomyosarcoma : A Case Report. J Midlife Health. 2014 Oct-Dec; 5(4): p. 202-204.
27. Cantrell L, Blank S, Duska L. Uterine carcinosarcoma: A review of the literature. Gynecol Oncol. 2015.
28. Kastomo D. Deteksi Dini Gastrointestinal Stromal Tumor. Indonesian Journal of Cancer. 2008; 2: p. 74-77.
29. Cabebe E. Medscape. Gastric Cancer. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/278744-clinical#b1
30. Ballinger AB, Anggiansah C. Colorectal cancer. BMJ. 2007 Oct 6;335(7622):715-8. doi: 10.1136/bmj.39321.527384.BE. PMID: 17916855; PMCID: PMC2001051.
Mangla A, Yadav U. Leiomyosarcoma. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551667/
32. AJCC. Soft Tissue Sarcoma. In AJCC Cancer Staging Manual. 8th ed. New York: Springer; 2015.

Epidemiologi Leiomyosarcoma
Penatalaksanaan Leiomyosarcoma
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.