Etiologi Leiomyosarcoma
Etiologi leiomyosarcoma masih belum diketahui secara spesifik. Sebagian besar kasus terjadi secara sporadik. Namun, translokasi kromosom tertentu diduga dapat mengaktivasi faktor-faktor transkripsi.[3]
Faktor Risiko
Leiomyosarcoma merupakan salah satu etiologi inversio uterus yang tidak berhubungan dengan kehamilan. Faktor risiko leiomyosarcoma diduga berasal dari genetik, riwayat radiasi, paparan hormon, zat kimia, dan predisposisi herediter.
Genetik
Frekuensi mutasi gen p53 dan retinoblastoma signalling pathway yang tinggi diduga dapat mencetuskan leiomyosarcoma, terutama pada usia tua. Sampai saat ini belum jelas apakah mutasi ini terjadi pada proses tumorgenesis atau terdapat mutasi gen lain yang terjadi. Gangguan pada siklus sel normal dapat pula memengaruhi ketidakstabilan genomik pada tumor.[3]
Riwayat Radiasi
Leiomyosarcoma setelah radiasi terionisasi biasanya timbul 3 tahun setelah terapi radiasi selesai dan bergantung pada dosis paparan radiasi. Sebagian besar pasien yang menderita leiomyosarcoma setelah radiasi memiliki riwayat paparan radiasi berlebih sebanyak 5000 cGy. Dilaporkan juga keganasan yang terjadi akibat paparan radiasi memiliki prognosis yang lebih buruk.[3,4]
Paparan Hormon
Terapi hormonal estradiol-progestin lebih dari 5 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya sarkoma uterus, terutama tipe leiomyosarcoma sebanyak 60%.[5]
Paparan Zat Kimia
Zat kimia seperti dioksin dan klorida vinil yang biasanya digunakan pada industri plastik diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leiomyosarcoma.[3]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri