Diagnosis Mesothelioma
Diagnosis mesothelioma atau mesotelioma maligna umumnya ditegakkan melalui anamnesis riwayat paparan asbestos, pemeriksaan fisik toraks, dan pencitraan seperti CT scan. Namun, konfirmasi diagnosis biasanya dilakukan dengan biopsi. Mesothelioma pleura juga kadang ditemukan secara tidak sengaja lewat rontgen toraks pasien yang asimtomatik.[1,6,10]
Anamnesis
Pasien mesothelioma pleura dapat datang dengan keluhan yang tidak khas, contohnya batuk (biasanya batuk kering), nyeri dada, dyspnea, hemoptoe, rasa mudah lelah, demam, serta keringat malam.[1,10]
Sementara itu, pada mesothelioma peritoneum, gejala yang umum dikeluhkan adalah nyeri perut (pada 27–58% kasus) yang bersifat difus dan tidak spesifik, rasa lebih cepat kenyang, mual, fever of unknown origin, dan keringat malam.[6,10]
Pada mesothelioma perikardium, pasien dapat mengeluhkan nyeri dada dan rasa sulit bernapas. Sementara itu, pada mesothelioma tunika vaginalis, gejala yang muncul dapat berupa nodul testis. Riwayat okupasi pasien serta riwayat paparan asbestos harus digali karena merupakan faktor risiko utama mesothelioma.[1,10]
Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik pada mesothelioma bersifat tidak khas. Pada mesothelioma pleura, pemeriksaan dada perkusi bisa menemukan suara yang redup dan auskultasi bisa menemukan penurunan suara napas.[1,10]
Pada mesothelioma peritoneum, pemeriksaan abdomen dapat menemukan distensi (30–80% kasus), nyeri akut (kejadian sangat jarang) akibat obstruksi massa atau perforasi, serta asites (60–100% kasus).[1,6,10]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding mesothelioma pleura adalah non-small cell lung cancer (NSCLC) dan small cell lung cancer (SCLC). Gambaran histopatologi NSCLC dapat berupa adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan large cell carcinoma. Untuk dapat membedakan NSCLC dan mesothelioma pleura, dokter sering melakukan pemeriksaan panel imunohistokimia.[11,12]
Gambaran histopatologi SCLC adalah sel dengan bentuk spindle hingga bulat, inti gelap, dan sitoplasma granular. Umumnya, untuk bisa membedakan sel kanker tersebut dengan sel kanker mesothelioma, pemeriksaan panel imunohistokimia diperlukan.[6,13]
Diagnosis banding mesothelioma peritoneum dapat berupa peritoneal carcinomatosis, karsinoma ovarium, dan limfomatosis. Umumnya, diagnosis-diagnosis banding ini memiliki gambaran histologi yang mirip. Namun, diagnosis dapat dibedakan dengan penggunaan pewarnaan imunohistokimia. Rekomendasi saat ini adalah dengan menggunakan dua penanda positif untuk mesothelioma dan dua penanda positif untuk karsinoma lain.[6]
Pemeriksaan Penunjang
Pada mesothelioma pleura, rontgen toraks umumnya dapat menjadi pilihan pertama. Sementara itu, CT scan bisa digunakan untuk diagnosis mesothelioma pleura maupun peritoneum. Konfirmasi diagnosis dilakukan melalui biopsi jarum halus yang dipadukan dengan panel pewarnaan imunohistokimia.
Rontgen Toraks
Rontgen toraks dapat dilakukan sebagai pemeriksaan awal pada pasien dengan kecurigaan mesothelioma pleura. Gambaran yang mungkin ditemukan adalah efusi pleura. Selain itu, gambaran penebalan nodular pleura, penebalan fisura yang tidak reguler, atau lesi massa yang terlokalisir juga mungkin ditemukan.[10]
Computed Tomography (CT) Scan
Melalui CT scan berkontras, gambaran mesothelioma peritoneum dapat tampak berupa massa yang solid dan heterogen atau berupa massa jaringan lunak dengan batas tidak reguler. Massa mesothelioma peritoneum lebih cenderung bersifat ekspansif daripada infiltratif, sehingga massa tumor akan tampak difus di sepanjang ruang abdomen.[6,14]
Selain itu, gambaran lain yang bisa ditemukan adalah penebalan omentum atau massa omentum, nodul mesenterika, penebalan peritoneum, dan loculated ascites.[6,14]
Gambaran CT scan pada mesothelioma pleura adalah efusi pleura, penebalan pleura, keterlibatan fisura, dan invasi ke dinding toraks. Namun, hasil CT scan tidak dapat membedakan apakah efusi merupakan akibat dari mesothelioma pleura atau akibat dari metastasis keganasan organ lain.[10]
Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi terhadap hasil aspirasi jarum halus massa tumor umumnya dapat mengonfirmasi diagnosis dengan metode imunohistokimia. Aspirasi jarum halus dapat dilakukan dengan panduan CT scan atau diambil secara langsung saat prosedur laparoskopi.[6,14]
Pada mesothelioma peritoneum yang disertai asites, paracentesis cairan asites dapat dilakukan. Namun, pemeriksaan sitologi sel tumor pada cairan asites dibatasi oleh sedikitnya jumlah sel tumor dalam cairan asites serta oleh sifat sel tumor dalam cairan asites yang memiliki gambaran sitologi sangat variatif.[6,14]
Gambaran histologi mesothelioma dapat dibagi menjadi tiga subtipe, yaitu epithelioid (75% kasus), sarcomatoid (sangat jarang), dan bifasik/campuran (25% kasus). Penanda imunohistokimia digunakan untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding lain yang memiliki gambaran histopatologi mirip. Namun, hingga saat ini belum ada penanda imunohistokimia yang spesifik untuk mesothelioma.[6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini