Epidemiologi Mesothelioma
Secara epidemiologi, mesothelioma atau mesotelioma maligna merupakan salah satu keganasan yang memiliki prevalensi rendah di dunia. Penyakit ini umumnya hanya berkaitan dengan faktor risiko utamanya, yaitu paparan asbestos dari okupasi atau lingkungan. Individu yang tidak memiliki riwayat paparan asbestos memiliki angka insidensi yang sangat rendah, yaitu kurang dari 1 kasus per 1 juta penduduk.[1-3,6]
Global
Insidensi mesothelioma secara global adalah 0,5–3 kasus per 1 juta penduduk laki-laki dan 0,2–2 kasus per 1 juta penduduk perempuan. Insidensi sangat rendah (di bawah 1 per 1 juta penduduk) ini merupakan angka insidensi pada orang yang tidak memiliki riwayat paparan asbestos di lingkungan sekitar maupun okupasinya.[1-3,6]
Mesothelioma tersering adalah mesothelioma pleura, dengan angka kejadian 70–90% dari total kasus mesothelioma. Mesothelioma peritoneum ditemukan pada 20% kasus. Sementara itu, mesothelioma perikardium dan tunika testis sangat jarang ditemukan. Angka kejadian mesothelioma pada pria di seluruh dunia tercatat hingga 3 kali lipat lebih tinggi daripada wanita.[1-3,6]
Indonesia
Di Indonesia, mesothelioma tergolong keganasan yang jarang terjadi. Angka kejadian kasus baru mesothelioma per tahun adalah 231 kasus. Angka insidensinya adalah 0,1 per 100.000 penduduk dengan riwayat paparan asbestos.[9]
Mortalitas
Mesothelioma adalah kanker yang agresif. Bila intervensi yang tepat tidak dilakukan, rata-rata pasien mesothelioma hanya mampu bertahan hidup 12–21 bulan. Gambaran histopatologi bifasik dan sarkomatoid memiliki harapan hidup yang lebih rendah daripada tipe epiteloid.
Mesothelioma bertanggung jawab sebagai penyebab 3.000 kematian/tahun di Amerika serikat dan 5.000 kematian/tahun di Eropa Barat.[3,5,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini