Edukasi dan Promosi Kesehatan Neoplasma Hepar
Edukasi dan promosi kesehatan neoplasma hepar adalah pentingnya untuk melakukan skrining terutama pada populasi dengan risiko tinggi. Meski demikian, tiap panduan memiliki rekomendasi yang berbeda.
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarga perlu diedukasi bahwa terdapat berbagai jenis keganasan pada hepar; dimana hepatocellular carcinoma, kolangiokarsinoma, dan pediatric hepatoblastoma termasuk dalam neoplasma hepar yang ganas.[1-3]
Terdapat berbagai faktor risiko yang perlu diketahui oleh pasien dan keluarga seperti sirosis hepatis, infeksi virus hepatitis B atau C kronis, konsumsi alkohol berlebih, diabetes mellitus, dan obesitas. Pasien dengan penyakit metabolik seperti hemochromatosis, tyrosinemia, dan defisiensi alpha-1-antitrypsin juga berisiko terkena neoplasma hepar.[1,5,9,12]
Adapun pasien yang mengalami neoplasma hepar bisa saja tidak mengalami gejala apapun dan neoplasma terdeteksi saat sedang melakukan medical check up. Namun, terdapat beberapa gejala yang perlu diketahui, seperti terabanya massa atau nyeri perut bagian atas, penurunan nafsu makan, mual, muntah, serta mata dan kulit berwarna kuning.[1,6]
Selain itu, pasien dan keluarga perlu diedukasi pentingnya untuk segera menatalaksana neoplasma hepar terutama kasus maligna setelah didiagnosis. Hal ini dikarenakan prognosis neoplasma hepar buruk untuk tipe maligna.[2,24]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Skrining merupakan modalitas yang sangat penting dilakukan untuk mendeteksi dan menatalaksana neoplasma hepar secara sigap. Meski demikian, terdapat beberapa rekomendasi yang berbeda untuk tiap panduan.
Secara umum, pasien dengan riwayat sirosis, infeksi Hepatitis B maupun C kronis, atau riwayat hepatocellular carcinoma dalam keluarga perlu setidaknya melakukan skrining dengan USG abdomen setiap 6 bulan sekali, yang juga dapat disertai dengan pemeriksaan alpha fetoprotein.[20]
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan/atau mengendalikan neoplasma hepar adalah:
Vaksinasi hepatitis B pada anak maupun dewasa
- Pembatasan konsumsi alkohol
- Hindari penggunaan jarum suntik berulang atau bersama orang lain (misalnya pada penyalahgunaan obat terlarang)
- Penggunaan alat pelindung diri pada petugas kesehatan yang berhubungan dengan cairan tubuh pasien hepatitis
- Penghentian terapi estrogen dan atau kontrasepsi oral pada pasien hepatocellular adenoma[11,25]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja