Pendahuluan Boxer's Fracture
Boxer’s fracture adalah fraktur leher metakarpal kelima. Terkadang boxer’s fracture juga merujuk kepada fraktur metakarpal keempat. Fraktur tersebut dinamakan demikian karena umumnya disebabkan trauma langsung pada tangan yang mengepal/meninju. Boxer’s fracture lebih banyak dijumpai pada pria daripada wanita, dengan insidensi puncak pada kelompok usia 10–29 tahun.[1,2]
Diagnosis boxer’s fracture ditegakkan dengan rontgen tangan. Rontgen tangan posisi lateral digunakan untuk menentukan derajat angulasi pada fraktur. Pemeriksaan fisik pada boxer’s fracture dapat ditemukan adanya luka pada kulit, adanya pseudo-clawing dan malrotasi saat fleksi sendi metacarpophalangeal atau ekstensi sendi proximal interphalangeal dan distal interphalangeal.[1.3]
Penatalaksanaan boxer’s fracture bervariasi, ditentukan oleh apakah fraktur bersifat terbuka atau tertutup, serta karakteristik fraktur lainnya. Umumnya, boxer’s fracture dapat ditangani secara konservatif. Namun, beberapa faktor seperti pemendekan, angulasi, malrotasi, hilangnya tulang, dan jejas pada jaringan lunak merupakan indikasi pembedahan.[1,2]