Diagnosis Boxer's Fracture
Diagnosis boxer’s fracture perlu ditegakkan dengan pemeriksaan radiologis berupa rontgen tangan. Rontgen tangan posisi lateral digunakan untuk menentukan derajat angulasi pada fraktur. Diagnosis banding boxer’s fracture yaitu kontusio tangan, dislokasi sendi metacarpophalangeal, dan fraktur metakarpal kelima lainnya.
Anamnesis
Pasien dengan boxer’s fracture datang dengan keluhan nyeri tangan bagian dorsal, edema, dan dapat juga ditemukan deformitas yang berkaitan dengan trauma langsung pada tangan. Tanyakan kepada pasien mengenai mekanisme cedera seperti adanya riwayat melakukan pukulan mengepal, mengalami kecelakaan akibat olahraga seperti tinju, mengalami kecelakaan kerja, terjatuh, atau aktivitas fisik lain yang dapat menyebabkan cedera terutama pada tangan.[1,6]
Pada kasus boxer’s fracture dengan fraktur terbuka pada sendi metacarpophalangeal (MCP), pasien perlu ditanyakan mengenai bagaimana cedera terjadi. Benda apa yang terkena pukulan sehingga menyebabkan luka pada tangan karena mungkin terdapat benda asing pada luka. Pukulan ke mulut juga dapat menyebabkan luka gigitan, sehingga luka tersebut perlu dilakukan pencucian dan diberikan antibiotik yang tepat.[2]
Pemeriksaan Fisik
Pada boxer’s fracture, perlu dilakukan pemeriksaan fisik tangan yang menyeluruh, membandingkannya dengan tangan kontralateral, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- Kulit: amati jika ada luka pada kulit, terutama di dekat kepala metakarpal
- Pemeriksaan neurovaskular: lakukan pemeriksaan sensorik, motorik, dan aliran darah pada distal jejas
- Angulasi: boxer’s fracture umumnya dihubungkan dengan angulasi dorsal apeks, yang mengakibatkan depresi sendi MCP. Angulasi yang signifikan dapat mengakibatkan pseudo-clawing karena hiperekstensi MCP dan fleksi proximal interphalangeal (PIP)
- Malrotasi: malrotasi dapat dideteksi dengan memfleksikan MCP dan mengekstensikan PIP dan DIP (distal interphalangeal). Jika tidak ada malrotasi, kuku-kuku jari tangan akan berada sejajar satu sama lain[1,3]
Diagnosis Banding
Terdapat beberapa diagnosis banding boxer’s fracture yang sama-sama memiliki gejala klinis edema dan nyeri pada area metakarpal kelima.
Kontusio Tangan
Mayoritas (37%) kasus trauma ekstremitas atas di unit gawat darurat adalah kontusio jaringan lunak. Kontusio di daerah metakarpal kelima dapat menyebabkan edema dan nyeri setempat, yang dapat dijumpai juga pada boxer’s fracture. Untuk memastikan ada tidaknya fraktur, perlu dilakukan rontgen tangan.[3]
Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal
Dislokasi sendi metacarpophalangeal (MCP) tidak sering dijumpai karena sendi tersebut berada di area yang cukup terlindung. Predileksi terbanyak dislokasi sendi terjadi pada jari jempol dan kelingking. Dislokasi MCP umumnya disebabkan hiperekstensi jari berlebihan. Untuk membedakannya dengan boxer’s fracture, perlu dilakukan rontgen tangan.[9,10]
Fraktur Metakarpal Kelima Lainnya
Fraktur metakarpal kelima lainnya selain boxer’s fracture adalah fraktur bagian kepala, korpus, dan basis tulang metakarpal kelima. Fraktur ini dapat juga disebabkan oleh pukulan dengan tangan terkepal, trauma benda tumpul, atau cedera akibat benturan.[1,11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis boxer’s fracture umumnya hanya memerlukan pemeriksaan radiologis.
Rontgen tangan
Rontgen tangan adalah pemeriksaan standar untuk diagnosis boxer’s fracture dan menentukan derajat angulasi. Rontgen tangan perlu dilakukan pada posisi anteroposterior, lateral, dan oblique.
Posisi lateral digunakan untuk mengukur derajat angulasi bagian korpus metakarpal dibandingkan dengan titik tengah fragmen fraktur. Angulasi normal pada kepala metakarpal ke leher adalah 15 derajat. Sehingga, sudut fraktur harus diukur lebih dari baseline yaitu 15 derajat.[1,6]
Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) bedside dapat menjadi pilihan untuk mendeteksi fraktur seperti boxer’s fracture pada pasien yang datang ke unit gawat darurat atau klinik dengan trauma tangan, terutama jika tidak tersedia fasilitas pencitraan dengan rontgen.[1]
Computed Tomography Scan
Computed tomography scan (CT Scan) umumnya tidak dilakukan untuk diagnosis boxer’s fracture. Namun, CT scan dapat dilakukan jika rontgen tangan menunjukkan hasil negatif, tetapi secara klinis pasien dicurigai mengalami boxer’s fracture.[1,6]