Pendahuluan Fraktur Femur
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang paha yang ditandai dengan adanya deformitas. Fraktur femur memiliki spektrum yang luas, mulai dari fraktur stres non-displaced hingga fraktur yang terkait dengan kominusi parah dan cedera jaringan lunak signifikan.[1]
Fraktur femur biasanya dideskripsikan berdasarkan lokasinya menjadi fraktur femur proksimal, shaft, dan distal. Fraktur femur juga bisa dikategorikan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan mekanisme terjadinya, yakni fraktur traumatik energi tinggi, fraktur traumatik energi rendah akibat tulang patologis (fraktur patologis), dan fraktur stres akibat kelebihan beban berulang.[1-6]
Kebanyakan kasus fraktur femur berkaitan dengan trauma. Meski demikian, pada kelompok usia yang lebih tua penyebab paling sering adalah osteoporosis.[1]
Fraktur femur ditandai dengan adanya nyeri pada paha, deformitas, dan krepitasi, dengan atau tanpa riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan rontgen, bisa tampak adanya diskontinuitas os femoralis.[2,5,6]
Penatalaksanaan awal fraktur femur bisa dilakukan dengan pembidaian untuk imobilisasi sembari pasien menunggu tindakan operasi. Kebanyakan kasus fraktur femur memerlukan reduksi terbuka dengan tindakan bedah, misalnya dengan pemasangan plate and screw. Tujuan dari pembedahan adalah menghasilkan stabilisasi tulang, fiksasi anatomi, serta memungkinkan mobilisasi sesegera mungkin.[1,2,5,6]