Patofisiologi Fraktur Femur
Patofisiologi fraktur femur kebanyakan melibatkan trauma, tetapi bisa juga terjadi secara atraumatik. Pada pasien usia lebih muda, fraktur femur umumnya disebabkan oleh gaya energi tinggi dan trauma multipel. Pada lansia, fraktur femur sering disebabkan oleh mekanisme energi rendah, seperti jatuh terpeleset. Fraktur femur juga bisa terjadi dalam bentuk cedera terisolasi akibat stres berulang ataupun adanya penyakit tulang metabolik, penyakit metastatik, atau tumor tulang primer.[1,2,5,6]
Anatomi Tulang Femur
Os femur dibagi menjadi tiga bagian, yakni area proksimal, shaft, dan area distal. Fraktur dapat terjadi di salah satu area ini.[1-4]
Femur Proksimal
Yang termasuk bagian proksimal (epifisis proksimal dan metafisis) os femur adalah kepala dan leher femoralis. Bagian ini berinteraksi dengan asetabulum panggul untuk membentuk sendi panggul bersama trokanter mayor dan minor.
Gluteus minimus, gluteus medius, piriformis, obturator internus, dan vastus lateralis menempel pada trokanter mayor, sedangkan psoas mayor dan iliopsoas menempel pada trokanter minor. Garis intertrokanterik berjalan antara dua trokanter, berfungsi sebagai lampiran untuk ligamen iliofemoral dan aspek anterior dari kapsul sendi panggul.[3,4]
Shaft Femur
Bagian yang termasuk shaft femur adalah tuberositas gluteal, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan untuk aspek distal gluteus maximus. Selain itu, ada kelompok otot adduktor yang menempel pada aspek posterior shaft.[3,4]
Femur Distal
Bagian distal os femur termasuk kondilus medial dan lateral, aspek anterior femur distal, dan fossa intercondilar. Pada area kondilus medial dan lateral berartikulasi dengan bagian plateu tibialis. Aspek anterior femur distal berartikulasi dengan patela dan juga merupakan tempat penyisipan kelompok otot paha depan (vastus lateralis, vastus magnus, dan rektus femoris).
Fossa interkondilar mencakup titik perlekatan untuk ligamen krusiatum anterior dan posterior. Sementara itu, ligamen kolateral medial dan lateral masing-masing menempelkan epikondilus medial dan lateral.[3,4]
Mekanisme Fraktur Femur
Mekanisme fraktur pada umumnya adalah akibat overbend force pada tulang paha dari trauma atau tabrakan yang memiliki kekuatan besar. Meski begitu, fraktur femur bisa juga terjadi akibat beban puntir dari gaya tertentu yang pada akhirnya menghasilkan pola patahan spiral.[2,5]
Trauma Berenergi Tinggi
Kasus fraktur femur paling banyak terjadi akibat trauma. Kejadian seperti kecelakaan kendaraan bermotor, pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor, jatuh, dan luka tembak adalah beberapa penyebab yang paling umum.[2,5,6]
Fraktur Patologis
Fraktur femur patologis bisa terjadi pada orang dewasa, dan paling sering disebabkan oleh osteoporosis dan penyakit metastasis. Pada anak, fraktur femur dapat terjadi akibat gangguan neuromuskuler yang mendasari dan penyakit tulang metabolik, meskipun juga perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya penyiksaan oleh orang dewasa.[2,5,6]
Fraktur Stres
Fraktur stres juga merupakan salah satu mekanisme dari terjadinya fraktur femur. Mekanisme ini sangat berkaitan dengan pola aktivitas fisik, seperti pada atlet yang selalu melakukan aktivitas melompat dengan intensitas tinggi secara berulang.[1,6]