Prognosis Fraktur Femur
Faktor prognosis baik pada fraktur femur adalah intervensi bedah definitif yang dilakukan secara dini. Fiksasi bedah yang dilakukan secara dini telah dikaitkan dengan penurunan tingkat komplikasi, peningkatan luaran fungsional, dan penurunan risiko mortalitas.[2,18-20]
Komplikasi
Fraktur femur bisa menyebabkan cedera saraf atau vaskular yang mengancam viabilitas tungkai maupun nyawa pasien. Selain itu, fraktur femur biasanya berkaitan dengan trauma energi tinggi yang diikuti dengan cedera multipel pada organ lain.
Komplikasi intraoperatif pada fraktur femur bisa mencakup cedera neurovaskular, fraktur iatrogenik, sindrom kompartemen, nekrosis termal, maupun malalignment. Pasca tindakan bedah, komplikasi mencakup risiko emboli lemak, emboli paru, infeksi luka operasi, osteomyelitis, serta nyeri pinggul dan lutut.[2,18-20]
Cedera Neurovaskular
Cedera saraf dapat disebabkan oleh fragmen fraktur itu sendiri maupun iatrogenik. Cedera saraf skiatik bisa terjadi akibat pemasangan nail retrograde dengan traksi yang berlebihan. Selain itu, cedera vaskular dapat terjadi pada arteri femoral dalam dan superfisial, baik akibat fraktur itu sendiri maupun akibat instrumen atau implan.[2,18-20]
Fraktur Intraoperatif
Fraktur intraoperatif dapat terjadi pada trokanter mayor, lutut, dan perforasi korteks anterior akibat pemasangan implan.[2]
Malrotasi
Malrotasi terjadi ketika terdapat malalignment rotasional melebihi 30 derajat. Risiko terjadinya malrotasi meningkat pada pasien yang mengalami fraktur femur shaft bilateral.[2,18-20]
Nonunion
Nonunion adalah kegagalan penyembuhan fraktur atau tanda penyembuhan tulang inadekuat dalam enam bulan. Akibat komplikasi ini, pasien mungkin memerlukan fiksasi revisi atau cangkok tulang.[2,18-20]
Prognosis
Pasien yang menjalani fiksasi definitif lebih dini memiliki kemungkinan luaran klinis dan fungsional yang lebih baik. Di sisi lain, usia tua dan adanya cedera multipel merupakan prediktor prognosis buruk.
Setelah fiksasi bedah, fraktur femur memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama, yakni 3-6 bulan atau bahkan lebih. Fraktur femur juga bisa meninggalkan gejala jangka panjang, seperti kelemahan otot, kesulitan berdiri dan berjalan, kelainan gait, nyeri intermiten, dan ketidakmampuan untuk kembali bekerja.[2,18-20]