Edukasi dan Promosi Kesehatan Hammertoe dan Claw Toe
Edukasi dan promosi kesehatan hammertoe dan claw toe adalah untuk manajemen ekspektasi pasien terhadap terapi. Sampaikan bahwa terapi pada hammertoe dan claw toe bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan aspek fungsional, bukan untuk alasan kosmetik. Jelaskan bahwa indikasi kosmetik tidak dapat dijadikan alasan tunggal dalam memilih terapi.
Edukasi Pasien
Jelaskan pada pasien bahwa hammertoe dan claw toe merupakan kelainan yang bersifat progresif. Oleh karenanya, semakin cepat dilakukan intervensi, kemungkinan perburukan tentu semakin rendah.
Pilihan Terapi
Sampaikan pada pasien bahwa deformitas yang dialami dapat menyebabkan kompensasi berupa perubahan gaya berjalan, perubahan struktur kulit jari kaki, dan kemungkinan nyeri yang kronik. Jelaskan pada pasien bahwa terapi nonbedah merupakan terapi inisial yang disarankan. Terapi bedah diindikasikan pada kasus yang berat atau kasus dimana nyeri tidak hilang dengan intervensi nonbedah. Sampaikan pada pasien bahwa aspek kosmetik tidak menjadi tujuan utama pemilihan pengobatan.
Risiko Rekurensi dan Progresi
Jelaskan pada pasien mengenai risiko rekurensi dan progresi dari deformitas. Sampaikan bahwa pengendalian faktor penyebab merupakan aspek yang penting untuk mencegah rekurensi dan perburukan. Hal ini termasuk menghilangkan kebiasaan menggunakan sepatu yang kurang pas serta menangani kondisi medis yang mendasari, misalnya rheumatoid arthritis atau diabetes mellitus.
Minta pasien menghindari penggunaan sepatu yang ujungnya sempit dan terasa tidak nyaman saat dikenakan. Pada pasien yang mendapat terapi berupa pemasangan pita dan selempang pada jari kaki (strapping), sampaikan untuk menyesuaikan penggunaan alas kaki agar dapat mengakomodasi adanya alat tersebut.[1,3,5,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Salah satu upaya pengendalian kelainan hammertoe dan claw toe adalah dengan melakukan tata laksana terhadap kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko deformitas. Sebagai contoh adalah diabetes dan kelainan neuromuskular. Penggunaan alas kaki yang pas dan nyaman juga akan mencegah timbulnya deformitas ini.
Pencegahan pada Individu Berisiko
Pada pasien yang berisiko, misalnya pasien diabetes, lakukan pemeriksaan berkala kondisi kaki. Hal ini penting untuk deteksi dini masalah sebelum deformitas terbentuk.
Edukasi pasien untuk menjaga sirkulasi yang adekuat ke area kaki. Cara melakukan hal ini adalah dengan melakukan peregangan atau pijatan berkala saat harus duduk lama. Hal lain yang mungkin dapat bermanfaat adalah merendam kaki dengan air hangat.
Memilih Alas Kaki
Alas kaki yang dikenakan harus nyaman dan pas. Sarankan pasien untuk membeli sepatu dengan dukungan lengkungan yang baik dan menghindari sepatu dengan ujung yang runcing dan sempit. Saat pasien akan membeli sepatu, misalnya sepatu lari atau olahraga, sebaiknya minta untuk memilih sambil mengenakan kaus kaki yang akan dipakai bersama sepatu tersebut untuk memastikan ukuran pas dan nyaman.
Jangan pernah membeli sepatu yang terasa sempit dan berharap sepatu akan meregang saat dipakai. Sepatu harus kokoh, memiliki jarak setidaknya 2 cm antara ujung jari kaki terpanjang dan bagian depan sepatu, serta tumit tidak naik-turun saat berjalan.
Pada anak kecil, minta orang tua untuk memeriksa apakah alas kaki masih pas secara berkala.[5,15]