Etiologi Hammertoe dan Claw Toe
Etiologi hammertoe dan claw toe yang utama adalah disfungsi biomekanik. Disfungsi tersebut umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan kronis dan berkelanjutan antara kekuatan fleksi dan ekstensi jari-jari kaki.[1,2]
Hammertoe
Pada hammertoe, deformitas pertama terdapat pada sendi interphalangeal proksimal (PIPJ). Hammertoe sering berhubungan dengan hallux valgus dan arthritis. Alas kaki memainkan peran penting dalam perkembangan terjadinya hammertoe, selain itu trauma yang dapat mengakibatkan ruptur akut dari slip utama tendon ekstensor dapat menyebabkan deformitas.[3,6]
Tarikan tendon ekstensor yang utamanya ditransmisikan ke sendi metatarsopalangeal (MTPJ) melalui sling ekstensor menyebabkan tidak dapat memperbaiki deformitas PIPJ, tetapi malah akan menyebabkan hiperekstensi pada MTPJ. Hal ini dapat berkembang menjadi ketidakstabilan MTPJ karena lempeng plantar menjadi lemah. Sendi interphalangeal distal (DIPJ) sebagian besar tidak terpengaruh, namun ada kemungkinan menjadi hiperekstensi oleh tarikan ekstensor melalui slip lateral. Deformitas awalnya bersifat fleksibel, tetapi menjadi menetap seiring waktu.[3]
Claw Toe
Pada claw toe, penyebab utama deformitas adalah hiperekstensi MTPJ walaupun mekanisme pastinya tidak begitu jelas. Ketika MTPJ menjadi hiperekstensi secara kronis, otot intrinsik memendek dan sumbu tarikan bergeser ke arah dorsal ke pusat rotasi MTPJ. Oleh karena itu, otot intrinsik tidak dapat lagi menghasilkan momen fleksi pada MTPJ dan otot ekstensor bekerja tanpa adanya lawan. Otot fleksor ditarik dengan kencang dan membuat fleksi IPJ.[3,6]
Awalnya kondisi claw toe mungkin masih dinamis dan hanya terlihat saat berjalan. Seiring waktu dapat terjadi robekan lempeng plantar dan berlanjut terjadi subluksasi di MTPJ sehingga deformitas menjadi permanen. Pada claw toe dan hammertoe terjadi kegagalan mekanisme reverse windlass sehingga jari-jari kaki tidak dapat berkontak dengan tanah selama berjalan.[3]
Faktor Risiko
Claw toe umum ditemukan pada pasien yang berusia 70 tahun ke atas, dan jenis kelamin wanita lebih sering terkena. Pasien berusia lanjut biasanya tidak memiliki penyebab sekunder claw toe, sedangkan pasien usia lebih muda umumnya mengalami deformitas ini akibat radikulopati lumbar, neuropati diabetik, artropati inflamatori seperti rheumatoid arthritis, serta kondisi neuromuskular.[5]
Diabetes Mellitus
Prevalensi hammertoe dan claw toe pada pasien diabetes mellitus sekitar 32-46%. Adanya deformitas ini dikaitkan dengan tekanan yang lebih tinggi pada sisi plantar kaki. Studi prospektif mengindikasikan bahwa hammertoe dan claw toe meningkatkan risiko ulkus kaki pada pasien diabetes.[5,18]