Prognosis Hammertoe dan Claw Toe
Prognosis hammertoe dan claw toe bergantung pada sejauh apa deformitas yang dialami pasien dan pendekatan terapi yang dipilih. Komplikasi berupa perburukan deformitas dan nyeri yang rekuren dapat terjadi pada pasien yang hanya menjalani terapi nonbedah. Di sisi lain, terapi bedah umumnya mampu menghilangkan nyeri dan menghentikan progresivitas deformitas yang dialami.[1,2]
Komplikasi
Hammertoe dan claw toe merupakan kelainan yang bersifat progresif. Komplikasi yang dapat dialami pasien adalah nyeri kronik, gangguan keseimbangan saat berjalan, serta perubahan struktur kulit seperti kalus dan bula.
Pada pasien diabetes mellitus yang mengalami hammertoe dan claw toe, risiko mengalami ulkus kaki akan meningkat.
Komplikasi pasca tindakan pembedahan juga mungkin terjadi. Menurut studi observasional, komplikasi pasca tindakan dialami pada hingga 10% pasien. Komplikasi bergantung pada tindakan bedah yang dilakukan, mencakup risiko nonunion, malunion, nekrosis avaskular, malalignment, instabilitas sendi interphalangeal proksimal (PIPJ), nyeri, edema kronis dan Mallet toe.[5,14,16,17]
Prognosis
Pada kebanyakan kasus, tindakan nonbedah mampu mengurangi nyeri secara signifikan. Meski demikian, deformitas dapat tetap berkembang dan rekurensi nyeri terus terjadi walaupun pasien memiliki tingkat kepatuhan terapi yang baik.
Di sisi lain, terapi bedah umumnya bersifat definitif dalam mengoreksi deformitas dan mengurangi rasa sakit. Tetap perlu diingat bahwa risiko kekambuhan dan progresi masih ada, terutama jika pasien tidak mengontrol faktor penyebab, misalnya kembali memakai sepatu yang kurang pas.
Luaran yang baik yang diharapkan dari terapi hammertoe dan claw toe adalah hilangnya nyeri secara permanen serta pasien mampu memakai sepatu secara wajar tanpa rasa sakit.[1,2,5,6]