Penatalaksanaan Lumbar Spinal Stenosis
Penatalaksanaan lumbar spinal stenosis adalah terapi nonoperatif, manajemen nyeri, atau operatif. Pemilihan terapi tergantung dari derajat keluhan pasien dan juga lama keluhan. Manajemen nyeri dapat menjadi pilihan di antara terapi nonoperatif dan operatif.[1,6]
Terapi Nonoperatif
Terapi lumbar spinal stenosis dengan gejala ringan dapat dengan nonoperatif, yaitu medikamentosa dan tirah baring.
Medikamentosa
Pilihan terapi awal pada lumbar spinal stenosis dengan gejala ringan adalah pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau natrium diklofenak, sistemik kortikosteroid seperti dexamethasone, pelemas otot seperti eperisone, antikonvulsan seperti gabapentin atau pregabalin, dan golongan opioid seperti tramadol.[1,3,9]
Medikamentosa dapat diberikan hingga 3 bulan, untuk kemudian dievaluasi kembali. Jika keluhan tidak membaik atau bertambah berat, perlu dipertimbangkan untuk terapi operatif.[1,3,9]
Tirah Baring dan Fisioterapi
Selain pemberian medikamentosa, pilihan terapi nonoperatif lumbar spinal stenosis adalah tirah baring jangka pendek sekitar 1 minggu, penggunaan orthosis/korset, dan latihan fisik untuk menguatkan otot-otot inti tubuh (core muscle). Modifikasi gaya hidup juga dianjurkan untuk kesehatan tulang belakang, dengan cara menjaga berat badan ideal, diet yang seimbang, dan tidak merokok.
Beberapa modalitas fisioterapi adalah terapi termal, terapi ultrasound, stimulasi elektrik, dan terapi traksi. Sama seperti pada terapi medikamentosa, jika keluhan tidak membaik dalam waktu 3 bulan atau bertambah berat saat menjalankan modalitas terapi nonoperatif maka perlu dipertimbangkan tindakan operatif.[1,3,9]
Terapi Manajemen Nyeri
Terapi manajemen nyeri (pain intervention) dapat menjadi salah satu pilihan terapi di antara terapi nonoperatif dan operatif. Stenosis pada spinal dapat menyebabkan edema saraf akibat penekanan secara fisik dan inflamasi saraf akibat iskemia karena kongestif pembuluh darah vena di sekitar saraf.[1,6]
Manajemen nyeri yang dimaksud di sini adalah pemberian kortikosteroid langsung ke epidural (epidural steroid injection). Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi gejala inflamasi pada saraf. Beberapa hasil studi epidural steroid injection memberikan hasil keluhan lumbar spinal stenosis membaik, pada 50‒87% pasien, untuk jangka waktu pendek +3 minggu.[1,6]
Terapi Operatif
Operasi pada lumbar spinal stenosis adalah operasi tersering pada pasien berusia >65 tahun dengan masalah tulang belakang. Terapi operatif disarankan jika keluhan lumbar spinal stenosis menetap dan tidak membaik dengan terapi nonoperatif selama 2‒3 bulan.
Tujuan utama terapi operatif adalah dekompresi yang cukup pada struktur saraf yang tertekan. Sekitar 30% pasien dengan lumbar spinal stenosis yang dilakukan terapi awal dengan terapi nonoperatif akan memerlukan terapi operatif.[1,3]
Operasi Lumbar Spinal Stenosis Tanpa Instability
Operasi laminektomi dekompresi tanpa fusi merupakan tindakan standar emas pada pasien lumbar spinal stenosis tanpa disertai instability. Operasi dekompresi dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti:
Laminectomy konvensional: luka operasi besar dan seluruh lamina akan diangkat untuk memberikan dekompresi yang luas pada saraf
- Bilateral laminotomy: mengangkat sebagian lamina bagian inferior pada kedua sisi
- Unilateral laminotomy bilateral dekompresi: pengembangan dari bilateral laminotomy dengan cara membuang sebagian lamina bagian inferior hanya pada satu sisi saja dan dapat dilakukan secara mikroskopik ataupun endoskopik
-
Facetectomy parsial: membuang sebagian facet yang mengalami hipertrofi, yang biasanya dilakukan pada spinal lumbal stenosis dominan akibat hipertrofi facet
Split-spinous process laminotomy/laminoplasty: membelah prosesus spinosus sehingga memberikan ruangan yang lebih luas pada kanalis spinalis[1,3,9]
Saat ini, sedang berkembang dengan teknik operasi endoskopi. Pemilihan metode operasi tergantung dari pertimbangan dan keahlian dari dokter bedah.[1,3,9]
Operasi Lumbar Spinal Stenosis Dengan Instability
Jika hasil pemeriksaan ditemukan lumbar spinal stenosis disertai dengan instability, perlu dilakukan tindakan operatif laminektomi dekompresi disertai dengan fusi. Pemilihan metode operasi dengan fusi harus dipertimbangkan dengan baik, karena angka kemungkinan operasi kembali karena adjacent segment disease pada operasi lumbal fusi mencapai 22‒27% dalam waktu 10 tahun.[3]