Edukasi dan Promosi Kesehatan Spondylolisthesis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait spondylolisthesis dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai penyebab, tanda dan gejala, pemeriksaan yang perlu dilakukan, pilihan terapi dan tingkat keberhasilannya, dan upaya pencegahan terjadi komplikasi.[7,12]
Edukasi
Pasien spondilolistesis perlu diberikan edukasi secara rinci mengenai berbagai hal berikut ini:
- Penyebab spondilolistesis lengkap dengan anatomi dan fungsi vertebra
- Gejala dan tanda penyakit, serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai dengan manifestasi klinis
- Terapi yang akan dipilih dan dilakukan sesuai dengan derajat morbiditas
- Terapi konservatif termasuk latihan kekuatan otot (flexion-based spine exercise protocol dan hamstring stretching), posisi duduk dan berdiri yang benar, cara berbaring dan lifting technique yang aman, medikamentosa sebagai analgesik, serta program rehabilitasi medik
- Terapi operatif diindikasikan jika terdapat defisit neurologis, nyeri hebat yang mengganggu aktivitas, dan bila gagal terapi konservatif selama 3‒6 bulan
- Tingkat keberhasilan terapi operatif vertebrae sebesar 10‒15%, tergantung kondisi klinis pasien serta perawatan pasca operasi
- Pasien harus mengurangi durasi aktivitas harian
- Tidak dibenarkan untuk melakukan pemijatan pada bagian yang mengalami nyeri, karena tekanan yang keras dapat menimbulkan trauma pada otot dan jaringan tubuh sekitar sehingga dapat menambah intensitas nyeri[1,22-24]
Perlu dijelaskan kepada pasien mengenai perbedaan spondilolistesis dengan low back pain pada umumnya. Spondilolistesis disebabkan oleh pergeseran tulang belakang dari posisi normal yang dapat menimbulkan defisit neurologis. Sementara low back pain adalah nyeri punggung bawah umumnya dapat disebabkan oleh multifaktorial, termasuk kekakuan otot, osteoporosis vertebra, atau penekan saraf spinal.[1,22-24]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Risiko terjadi spondilolistesis dapat dicegah melalui modifikasi pola hidup dan aktivitas fisik, misalnya:
- Mempertahankan berat badan ideal
- Rutin melakukan olahraga yang melatih kekuatan otot vertebra, seperti berenang dan sepeda statis
- Menghindari olahraga yang berisiko mencederai vertebra
- Menjaga postur tubuh pada saat duduk maupun berdiri
- Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan, seperti mengangkat beban berat melebihi kemampuan fisik atau dengan postur tubuh yang membungkuk
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mengandung mineral untuk menjaga kesehatan tulang
- Melakukan pemeriksaan rutin dan teratur bila terdapat riwayat kelainan kongenital, seperti spina bifida okulta
- Mencegah osteoporosis dengan berhenti merokok dan konsumsi alkohol
- Melakukan pengobatan secara tuntas pada kasus infeksi tulang, seperti spondylitis tuberculosis[7,12,19-20]