Etiologi Spondylolisthesis
Etiologi spondylolisthesis bersifat multifaktor, di antaranya defek kongenital, proses degeneratif, kondisi patologis seperti infeksi, trauma, dan iatrogenik.[1,13]
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, spondilolistesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berikut:
Tipe 1: Displastik atau Kongenital
Spondilolistesis yang disebabkan oleh adanya kelainan kongenital seperti, spina bifida okulta. Umumnya terjadi pada regio vertebra lumbal 5 (L5) dan regio sakrum.
Tipe 2: Istmik
Spondilolistesis yang disebabkan defek pada pars interarticularis akibat spondilolisis, yang memberikan dampak pendorongan ke arah anterior sehingga menimbulkan destabilisasi posterior. Terutama terjadi pada regio vertebra L5.
Tipe 3: Degeneratif
Spondilolistesis yang disebabkan proses degeneratif pada diskus dan inkompetensi facet, yang menyebabkan ketidakstabilan progresif. Terutama pada regio vertebra L4−L5.
Tipe 4: Traumatik
Spondilolistesis karena kondisi trauma yang menyebabkan fraktur, terutama pada kondisi akut fraktur elemen posterior vertebra.
Tipe 5: Patologis
Spondilolistesis tipe patologis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A jika terdapat kelainan patologi umum seperti:
Osteoporosis dan osteomalasia, yang menyebabkan microfracture dan remodeling sehingga terjadi ketidakstabilan segmental
Paget’s disease atau osteogenesis imperfecta, yang menyebabkan pemanjangan pedikel
Sedangkan tipe B jika terdapat kondisi patologi lokal yang mempengaruhi pars interarticularis secara langsung dan mengarah kepada fraktur patologis. Masuk dalam tipe ini misalnya kondisi infeksi spondylitis tuberculosis atau neoplasma[1,13,16-17]
Iatrogenik
Spondilolistesis juga dapat disebabkan oleh intervensi bedah, dikenal sebagai spondilolistesis pasca operasi. Misalnya operasi pengangkatan elemen posterior pada pars interarticularis atau prosedur laminektomi, untuk memperbaiki kondisi herniasi diskus pulposus (HNP) atau kompresi saraf yang disebabkan oleh spinal stenosis.[16]
Faktor Resiko
Individu tertentu berisiko untuk mengalami spondilolistesis, antara lain:
- Penderita spondylolysis
- Penderita arthritis ataupun rheumatoid arthritis
- Wanita berusia di atas 50 tahun
- Riwayat kelainan kongenital, seperti spina bifida okulta
- Aktivitas fisik berlebihan
- Atlet olahraga yang memberikan tekanan atau regangan secara berlebihan pada vertebra, seperti angkat besi dan senam
- Obesitas
- Penderita spine curvature disorder, seperti skoliosis
- Cedera vertebra yang terjadi secara berulang, dan fraktur vertebra
- Riwayat infeksi tulang, seperti spondylitis tuberculosis
- Pasien neoplasma tulang
- Pasien osteogenesis imperfecta
- Kondisi osteoporosis
- Riwayat penyakit spondilolistesis pada keluarga
- Riwayat operasi pengangkatan elemen posterior pada pars interarticularis atau prosedur laminektomi[1,7,16-20]