Pendahuluan Tendinitis Achilles
Tendinitis Achilles, juga disebut tendonitis Achilles, merupakan suatu peradangan tendon Achilles yang akut. Tendon Achilles rentan berkembang menjadi tendinitis baik di area insersi sekitar tulang kalkaneus atau bagian tersempit sekitar 5 cm diatas insersi tendon Achilles. Hal ini bisa diakibatkan karena bagian tendon Achilles merupakan bagian yang paling sering bergerak dan rentan terjadi mikrotrauma, sedangkan di sisi lain bagian tersebut juga merupakan bagian minim vaskularisasi.[1,2]
Tendinitis Achilles sering terjadi pada seorang atlet, namun juga bisa terjadi pada non-atlet. Kegiatan seperti berlari atau exercise yang bersifat overuse merupakan penyebab tersering terjadinya tendinitis Achilles. Angka kejadian tendinitis Achilles cukup meningkat pada populasi umum seiring populernya kegiatan jogging akhir-akhir ini.[1,3]
Gejala utama yang sering muncul pada tendinitis adalah nyeri dan bengkak pada sisi belakang tumit saat berjalan atau berlari. Tendinitis Achilles biasanya di diagnosis secara klinis dan pencitraan umumnya tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang bisa digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, dengan ultrasound sebagai lini pertama pemeriksaan.[4]
Tujuan dari penatalaksanaan tendinitis Achilles adalah untuk meredakan gejala dan kembali beraktivitas. Penatalaksanaan tendinitis Achilles harus meliputi istirahat, kontrol nyeri dan rehabilitasi untuk memperbaiki fungsi. Pada kasus-kasus komplikasi seperti adanya ruptur maka tindakan pembedahan harus dilakukan.[5]
Prognosis tendinitis Achilles tergantung dari kecepatan diagnosis dan adekuatnya tatalaksana awal. Prognosis tendinitis Achilles sangat tergantung oleh tata laksana pada awal terapi konservatif, pada empat minggu pertama. Tingkat kesembuhan bisa mencapai 85%.[4]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari