Diagnosis Tendinitis Achilles
Diagnosis tendinitis Achilles bisa ditegakan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, gejala yang paling sering muncul adalah nyeri di belakang kaki atau diatas tumit dan kekakuan diatas tumit yang sering muncul di pagi hari. Pemeriksaan penunjang dibutuhkan beberapa kasus untuk mempertajam diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding seperti bursitis dan fraktur pada kalkaneus.
Anamnesis
Nyeri yang dirasakan pada tendinitis Achilles biasanya dimulai sebagai nyeri ringan di bagian belakang kaki atau di atas tumit setelah berlari atau aktivitas olahraga. Rasa nyeri yang lebih berat biasanya dirasakan jika kegiatan olahraga tersebut tetap dilakukan terus-menerus. Pada beberapa orang biasanya mengalami kekakuan diatas tumit, terutama di pagi hari, yang biasanya membaik dengan aktivitas ringan.
Beberapa gejala tendinitis Achilles bisa ditanyakan kepada pasien seperti:
- Nyeri tumpul atau nyeri saat beraktivitas
- Nyeri tekan terutama di pagi hari
- Riwayat trauma atau benturan
- Kelemahan pada tungkai
- Adanya pembengkakan di area sakit[1,10,15]
Pada populasi atlet biasanya sering menggunakan kuesioner seperti Victorian Institute of Sport Assessment-Achilles (VISA-A) untuk mempermudah skrining kelainan tendon. Kuesioner ini terdiri dari delapan pertanyaan singkat berkaitan dengan nyeri, pengaruh cedera terhadap aktivitas sehari-hari dan pengaruh cedera terhadap aktivitas olahraga.[10]
Berikut ini adalah contoh pertanyaan dalam VISA-A, namun kuesioner ini belum divalidasi dalam bahasa Indonesia.
- Berapa menit Anda mengalami kekakuan di daerah Achilles saat pertama kali bangun?
- Setelah berjalan di tanah datar selama 30 menit, apakah Anda merasakan nyeri dalam 2 jam berikutnya?
- Berapa banyak lompatan kaki tunggal yang dapat Anda lakukan tanpa rasa sakit?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada area tendon Achilles cukup mudah, karena secara anatomi cukup jelas dan mudah diidentifikasi.
Pasien diperiksa dengan posisi tengkurap dan kaki menggantung di ujung meja pemeriksaan. Periksa tanda-tanda memar, bengkak dan ketidak sejajaran kaki pada area tendon Achilles. Tanda-tanda penyakit arteri perifer juga perlu dinilai, seperti penurunan denyut, penurunan kecepatan isi ulang kapiler dan edema di area tumit atau jari kaki.
Lakukan palpasi pada tendon Achilles untuk mendeteksi nyeri tekan, penebalan, atau defek yang mungkin ditutupi oleh edema atau hematoma. Bandingkan tendon yang sakit dengan sisi yang tidak sakit.[15]
Pada saat dilakukan tes ruang lingkup sendi biasanya akan terdapat keterbatasan gerakan dorso dan plantar fleksi, serta inversi dan eversi pada kaki. Beberapa tes fisik lain yang bisa digunakan adalah O'Brien needle test, Royal London Hospital Test serta Thompson Test.[4]
Thompson Test
Tes Thompson dilakukan dengan posisi pasien berbaring tengkurap, dengan kaki menggantung di ujung meja pemeriksaan, atau berlutut di kursi. Dokter meremas otot gastrocnemius sambil memperhatikan gerakan plantar flexi pada kaki tersebut. Jika tidak ada gerakan plantar flexi saat otot gastrocnemius diremas artinya ada ruptur tendon achilles.[15]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding tendinitis Achilles antara lain fraktur kalkaneus, retrocalcaneal bursitis (RB) dan chronic exertional compartment syndrome (CECS). Untuk melihat perbedaannya dengan tendinitis Achilles, diperlukan pemeriksaan penunjang yang cukup detail.
Fraktur Kalkaneus
Pada fraktur kalkaneus tampak nyata gambaran fraktur pada pemeriksaan X-ray kaki terutama posisi AP.[11]
Calcaneal Bursitis (RB)
Calcaneal bursitis biasanya terjadi pada pasien setengah baya atau lebih tua. Bursitis umumnya sembuh dengan langkah mudah seperti menghindari alas kaki yang tidak nyaman, istirahat, kompres es, pemberian bantalan di tumit dan pemberian obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen.
Pada calcaneal bursitis nyeri tekan yang muncul lebih distal, pada pemeriksaan X-ray gambaran radiolusen tidak normal dan menunjukkan gambaran bursal wedge. Gambaran inflamasi bursa akan lebih jelas jika dilakukan pemeriksaan MRI.[12,15]
Chronic Exertional Compartment Syndrome (CECS)
CECS merupakan cedera kronis dan bersifat progresif. Tampak tanda-tanda iskemia seperti perubahan warna kulit, yang lama-kelamaan akan meluas dan naik ke tungkai. Penggunaan USG doppler akan membantu diagnosis CECS dengan mengukur kedalaman kompartemen.[13]
Pemeriksaan Penunjang
Tendinitis Achilles biasanya di diagnosa secara klinis dan pencitraan umumnya tidak diperlukan. Berikut beberapa pemeriksaan penunjang bisa digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, dengan ultrasound sebagai lini pertama pemeriksaan.
Ultrasound (USG)
USG dapat digunakan melihat gambaran dan pergerakan tendon. Pada tendinitis terdapat tanda-tanda hiperemis serta penurunan sudut gerakan fleksi tendon. Dengan USG juga bisa membedakan tendinitis dengan tanda-tanda komplikasi seperti ruptur tendon.[4]
X-ray
Posisi yang disarankan adalah lateral dan axial kalkaneus. Pada tendinitis murni tidak terdapat kelainan pada kalkaneus. Tetapi jika tampak gambaran kalsifikasi, prominensia merupakan tanda-tanda dari tendinopati. Pada X-Ray juga bisa melihat gambaran fraktur dan tanda-tanda tumor tulang.[4]
Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging
CT digunakan untuk menyingkirkan diagnosis bursitis dan degenerasi tulang, dimana CT bisa melihat perubahan struktur tuberkel kalkaneus.
MRI bisa mendeteksi penebalan dan tanda-tanda inflamasi dari tendon Achilles, tetapi sensitivitas MRI tidak sebaik USG.[4]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari