Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tenosynovitis general_alomedika 2025-05-14T11:05:29+07:00 2025-05-14T11:05:29+07:00
Tenosynovitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Tenosynovitis

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Diagnosis tenosynovitis secara klinis didapat dari nyeri, eritema, edema, dan kontraktur pada area selubung sinovial yang bersangkutan. Beberapa yang perlu ditanyakan adalah riwayat cedera, demam, penggunaan tangan kanan atau kidal, pekerjaan/profesi, serta riwayat penyakit terdahulu.[1,4]

Anamnesis

Anamnesis pada tenosynovitis meliputi riwayat cedera, demam, penggunaan tangan kanan atau kidal, pekerjaan/profesi, serta riwayat penyakit dahulu sepertinya diabetes mellitus, autoimun, penyakit pembuluh darah perifer, dan penyakit ginjal.[4]

Tenosynovitis Infeksi

Anamnesis untuk tenosynovitis infeksi meliputi riwayat cedera sebelumnya, misalnya luka tusuk, laserasi, atau gigitan. Pasien tenosynovitis infeksi dapat tidak memiliki riwayat cedera yang nyata. Gejala lain adalah riwayat demam, ulkus, atau purulensi. Pasien seringkali mengeluhkan nyeri, bengkak, kaku atau sulit menggerakkan area yang bersangkutan seperti jari, dan kemerahan yang progresif pada area yang terkena.[1,4]

Tenosynovitis Stenosing (Idiopatik)

Gejala awal tenosynovitis stenosing dapat berupa painless clicking yang dipicu gerakan jari pasif dan membaik seiring waktu. Selanjutnya, pasien dapat mengeluhkan painful catching/locking jari. Pada kasus yang berat, dapat menyebabkan kontraktur sekunder.[4]

Gejala utama tenosynovitis de Quervain adalah adanya nyeri sepanjang pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari yang menjalar ke arah proksimal. Onsetnya biasanya muncul perlahan. Nyeri memberat pada aktivitas mencengkeram dan mengangkat beban. Gejala lain berupa pembengkakan pada styloid os radius.[4]

Tenosynovitis Inflamasi

Presentasi klinis tenosynovitis inflamasi biasanya lebih persisten dan progresif daripada tenosynovitis infeksi. Secara umum, gejala dapat menyerupai tenosynovitis infeksi terutama bila tidak diketahui riwayat penyakit terdahulu. Beberapa gejala yang dimaksud adalah kaku pada pergerakan area yang bersangkutan seperti jari, bengkak, dan eritema yang muncul secara mendadak.[4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tenosynovitis secara umum akan ditemukan tanda pembengkakan, nyeri, eritema, dan kesulitan menggerakkan sendi yang terkena. Manifestasi klinis yang muncul tergantung penyebab dan derajat keparahan.[1]

Sumber: Openi, 2012. Sumber: Openi, 2012.

Gambar 2. Tenosynovitis Tuberkulosis pada Pergelangan Tangan.

Tenosynovitis Infeksi

Pada tenosynovitis infeksi, secara umum terdapat gejala nyeri, eritema, dan keterbatasan fungsi atau range of motion. Secara spesifik, pada pyogenic flexor tenosynovitis (PFT) dapat dilakukan deteksi melalui tanda Kanavel yang mempunyai sensitivitas 91–97% dan spesifisitas 51–69%, yaitu:

  • Jari agak sedikit fleksi
  • Nyeri tekan pada palpasi area selubung tendon yang bersangkutan
  • Pembengkakan pada area tendon yang terkena dengan pola yang simetris
  • Rasa nyeri ketika jari diekstensikan secara pasif
  • Kontraktur[1,4,8]

Tenosynovitis Stenosing

Pada stenosing tenosynovitis, dapat dilakukan manuver Finkelstein untuk menguji keluhan pada ibu jari. Caranya adalah dengan meminta pasien menggenggam ibu jari dengan jari-jari lainnya membentuk kepalan. Lalu pemeriksa dapat menekuk pergelangan tangan ke arah kelingking dengan cepat.[10–13]

ManuverFinkelstein

Gambar 3. Manuver Finkelstein.

Gerakan ini juga memicu rasa nyeri pada pasien dengan tenosynovitis de Quervain karena tarikan tendon melalui selubung yang menyempit. Akan tetapi, Finkelstein positif juga dapat ditemukan pada kondisi arthritis karpometakarpal ibu jari, sehingga perlu dibedakan dengan pemeriksaan foto polos.[10–13]

Tenosynovitis Inflamasi

Pada tenosynovitis inflamasi, tanda yang muncul dapat menyerupai tenosynovitis infeksi, tetapi tanda yang paling sering adalah pembengkakan dan nyeri pada saat fleksi aktif. Tenosynovitis inflamasi sering berhubungan dengan proses penyakit penyerta, seperti rheumatoid arthritis yang sering mengenai sendi kecil seperti metakarpofalang, interfalang proksimal, atau metatarsofalang.[4]

Diagnosis Banding

Beberapa gangguan pada jaringan lunak muskuloskeletal yang menyerupai tenosynovitis adalah selulitis, penyakit terkait sendi, dan kontraktur Dupuytren.

Selulitis

Selulitis atau infeksi jaringan lunak memiliki gejala nyeri, edema, dan eritema. Selulitis merupakan inflamasi pada dermis dan subkutan yang seringkali disebabkan oleh infeksi Streptococcus β hemolyticus. Meski gejala bisa menyerupai tenosynovitis, keluhan selulitis bisa meluas dan tidak terbatas pada jalur tendon atau selubung tendon saja.[1,8]

Penyakit Terkait Sendi

Penyakit terkait sendi seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis, pseudogout, psoriatic arthritis, dan gout. Cara membedakan antara tenosynovitis inflamasi dengan arthritis terkait autoimun adalah dengan penegakan diagnosis autoimun.[1]

Pada rheumatoid arthritis, ciri khasnya adalah sinovitis dan erosi tulang pada sendi-sendi kecil. Akan tetapi, dalam perkembangannya, suatu studi menyarankan penambahan ciri khas baru, yaitu tenosynovitis pada sendi tangan dan kaki. Studi ini juga menyarankan bahwa adanya kondisi tenosynovitis dapat menandakan rheumatoid arthritis fase awal dengan sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi.[5,14]

Kontraktur Dupuytren

Kontraktur Dupuytren merupakan penyakit miofibroblas pada fascia palmaris dan digiti manus, dengan predileksi tersering digiti IV dan V. Manifestasi klinis kontraktur Dupuytren adalah deformitas karena terbentuknya nodul pada sumbu longitudinal yang tidak nyeri, tetapi menyebabkan deformitas dan kontraktur pada fascia dan jaringan yang bersangkutan.

Nodul yang terbentuk ini memberikan karakteristik fibrotic chord yang menyebabkan kontraktur fleksi jari-jari. Pada stenosing tenosynovitis, terdapat tenderness pada A1 pulley dengan locking or triggering of the digit yang simptomatik, tetapi seringkali tidak ada gangguan pada range of motion (ROM).[1,15,22]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu mengevaluasi dan membedakan penyebab tenosynovitis, tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pencitraan seperti rontgen, computed tomography scan (CT Scan), ultrasonography (USG), dan magnetic resonance imaging (MRI). Kadang perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium dan biopsi.[1,4]

USG

Pada pemeriksaan USG pada tenosynovitis dapat ditemukan perubahan tekstur ekogenik pada tendon dan pengaburan (blurring) batas tendon. Perubahan tekstur ini karena adanya akumulasi cairan akibat proses inflamasi.

Pada stenosing tenosynovitis, penebalan tendon dapat terlihat pada 44% jari dengan sekitar 6% tampak kista selubung dan 4% dengan kelainan lain dari sendi metakarpofalang. Selain itu, pada stenosing tenosynovitis, dapat terlihat hipertrofi retinaculum atau pulley yang menekan terowongan osteofibrosa sehingga menyulitkan pergerakan tendon.[1,2,23]

MRI

Pemeriksaan MRI bisa memberikan gambaran ciri khas tenosynovitis, seperti edema peritendinosis dan peningkatan ketebalan tendon. Pada tenosynovitis de Quervain, kelainan dapat terlihat pada tendon extensor pollicis brevis (EBL) dan abductor pollicis longus (APL).[16]

MRITenosynovitis Sumber: Openi, 2015.

Gambar 4. MRI Potongan Axial Tenosynovitis.

Gambaran MRI di atas menunjukkan gambaran tenosynovitis dengan efusi peritendineal pada perbatasan antara extensor carpi radialis brevis dan extensor carpi radialis longus dengan extensor pollicis longus.[23]

Pemeriksaan MRI dapat dipertimbangkan sebagai evaluasi lanjutan dari pemeriksaan USG. Penggunaan kontras digunakan jika dicurigai adanya abses, yaitu adanya akumulasi cairan ditandai dengan enhancement.[16]

Rontgen

Pada pemeriksaan rontgen bisa didapatkan gambaran inflamasi berupa kalsifikasi membran sinovial atau reaksi periosteal. Akan tetapi, hasil rontgen juga dapat menunjukkan hasil normal. Rontgen sebaiknya dilakukan dengan posisi anteroposterior (AP) dan lateral untuk melihat iregularitas tulang (arthritis, tophi), osteomyelitis, atau adanya benda asing.[1,4]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan jika dicurigai tenosynovitis infeksi. Pemeriksaan termasuk jumlah leukosit, C-reactive protein (CRP), laju endap darah (LED), serta bakteremia dengan pemeriksaan kultur darah.[1,4]

Jika terdapat kecurigaan penyakit autoimun, dapat dilakukan pemeriksaan penanda spesifik, misalnya rheumatoid factor (RF) jika dicurigai rheumatoid arthritis. Pemeriksaan gula darah dan HbA1c penting untuk mendeteksi adanya diabetes mellitus.[4]

Biopsi

Pemeriksaan biopsi sinovial dapat dilakukan untuk mendiagnosa tenosynovitis infeksi atau inflamasi. Pada tenosynovitis infeksi dapat ditemukan perubahan granulomatosa, sedangkan pada tenosynovitis inflamasi dapat ditemukan perubahan sel peradangan yang bisa dibagi menjadi akut atau kronis.[4]

Klasifikasi Michon menentukan tiga stadium tenosynovitis infeksi, yang digunakan untuk menentukan intervensi bedah.

Tabel 1. Klasifikasi Michon pada Tenosynovitis Infeksi

Tingkat Infeksi Temuan Biopsi Tindakan Pembedahan
I Cairan pada selubung tendon meningkat, terutama eksudat serosa Irigasi
II Cairan pada selubung tendon adalah purulen, dan terdapat synovium granulomatosa Drainase minimal invasif dengan atau tanpa irigasi
III Terjadi nekrosis pada tendon, pulley, dan selubung tendon Debridemen terbuka dengan kemungkinan amputasi

Sumber: dr. Bianda Dwida, 2021[4]

Klasifikasi diatas telah dimodifikasi oleh Sokolow, di mana tenosynovitis infeksi  tingkat II dibagi menjadi tingkat IIa dan IIb.

Tabel 2. Klasifikasi Tenosynovitis Infeksi Berdasarkan Sokolow

Tingkat Infeksi Temuan Biopsi Tindakan Pembedahan
I Serositis eksudatif yang menyebabkan distensi selubung tendon. Cairan berwarna bening sedangkan synovium hiperemis. Irigasi
IIa Synovium subnormal dengan area patologis yang terlokalisasi Synovectomy parsial
IIb Synovium patologis dengan edema, hipertrofi, dan granulomatosa yang luas, mungkin telah terjadi infiltrasi hingga jaringan subkutan dan telah terdapat area sepsis Synovectomy total
III Nekrosis tendon secara luas maupun terlokalisasi Debridement terbuka dan kemungkinan amputasi

Sumber: dr. Bianda, 2021[9]

CT Scan

CT scan bermanfaat untuk mendeteksi kelainan tulang seperti erosi tulang atau kelainan struktur. Akan tetapi, sensitivitas pemeriksaan ini pada jaringan lunak untuk kondisi synovitis dan tenosynovitis cukup rendah.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Ray G, Sandean DP, Tall MA. Tenosynovitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544324/
2. Vuillemin V, Guerini H, Bard H, Morvan G. Stenosing tenosynovitis. J Ultrasound 2012;15:20–8. https://doi.org/10.1016/j.jus.2012.02.002.
4. American College of Occupational and Environmental Medicine. Hand, Wrist, and Forearm Disorders Guideline. ACOEM, 2019. https://www.dir.ca.gov/dwc/DWCPropRegs/MTUS-Evidence-Based-Update/Guidelines/Hand-Wrist-Forearm-Guideline.pdf
5. Rogier C, Hayer S, van der Helm-van Mil A. Not only synovitis but also tenosynovitis needs to be considered: why it is time to update textbook images of rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis 2020;79:546–7. https://doi.org/10.1136/annrheumdis-2019-216350.
8. Kennedy CD, Lauder AS, Pribaz JR, Kennedy SA. Differentiation Between Pyogenic Flexor Tenosynovitis and Other Finger Infections. Hand (N Y) 2017;12:585–90. https://doi.org/10.1177/1558944717692089.
9. Mamane W, Lippmann S, Israel D, Ramdhian-Wihlm R, Temam M, Mas V, et al. Infectious flexor hand tenosynovitis: State of knowledge. A study of 120 cases. J Orthop 2018;15:701–6. https://doi.org/10.1016/j.jor.2018.05.030.
10. Publishing HH. Tendon trouble in the hands: de Quervain’s tenosynovitis and trigger finger. Harvard Health n.d., 2021. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/tendon-trouble-in-the-hands-de-quervains-tenosynovitis-and-trigger-finger
11. Blood TD, Morrell NT, Weiss A-PC. Tenosynovitis of the Hand and Wrist: A Critical Analysis Review. JBJS Reviews 2016;4:e7. https://doi.org/10.2106/JBJS.RVW.O.00061.
12. Satteson E, Tannan SC. De Quervain Tenosynovitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442005/
13. Meals RA. Medscape. De Quervain. N.d. Medscape, 2021 https://emedicine.medscape.com/article/1243387-overview
14. Cooper HJ. Proliferative Extensor Tenosynovitis of the Wrist in the Absence of Rheumatoid Arthritis - Journal of Hand Surgery n.d, 2009 https://doi.org/10.1016/j.jhsa.2009.08.006.
15. Johnson JD, Pavano C, Rodner C. Dupuytren’s Disease. IntechOpen; 2018. https://doi.org/10.5772/intechopen.72759.
16. Goyal A, Srivastava DN, Ansari T. MRI in De Quervain Tenosynovitis: Is Making the Diagnosis Sufficient? American Journal of Roentgenology 2018;210:W133–4. https://doi.org/10.2214/AJR.17.19078.
22. Walthall J, Anand P, Rehman UH. Dupuytren Contracture. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526074/
23. Zhari B, Edderai M, Boumdine H, Amil T, En-nouali H. Dual intersection syndrome of the forearm: a case report. Pan Afr Med J. 2015 Aug 31;21:325. doi: 10.11604/pamj.2015.21.325.4105. PMID: 26587172; PMCID: PMC4633750.

Epidemiologi Tenosynovitis
Penatalaksanaan Tenosynovitis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.