Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tenosynovitis general_alomedika 2023-07-14T12:38:44+07:00 2023-07-14T12:38:44+07:00
Tenosynovitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Etiologi Tenosynovitis

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Etiologi tenosynovitis meliputi proses infeksi seperti Staphylococcus aureus, maupun non-infeksi seperti proses autoimun dan penggunaan berlebihan (overuse). Etiologi lainnya adalah adanya kelainan anatomi, faktor hormonal, dan idiopatik.[1–4]

Infeksi

Tenosynovitis infektif disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang menginfeksi secara inokulasi langsung, atau penyebaran dari infeksi lokal maupun sistemik. Mikroorganisme yang sering ditemukan pada kasus tenosynovitis adalah Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Bakteri lainnya yang dapat ditemukan pada tenosynovitis non-infeksi Staphylococcus epidermidis, Streptococcus beta-hemolitikus, Pseudomonas aeruginosa, Eikenella pada gigitan manusia, dan Pasteurella multocida pada gigitan hewan.[1]

Autoimun

Terdapat korelasi kuat antara rheumatoid arthritis dengan tenosynovitis. Sekitar 87% pasien dengan rheumatoid arthritis mempunyai gambaran tenosynovitis pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Psoriasis juga seringkali terkait dengan kondisi autoimun, tetapi hal ini belum bisa dibuktikan dengan jelas.[1]

Penggunaan Berlebihan (Overuse)

Gerakan repetitif yang kronis dapat menyebabkan peradangan pada selubung sinovial. Kondisi ini sering dikenal dengan sebutan repetitive strain injury atau overuse syndrome. Contohnya ketika bekerja dengan komputer dalam waktu lama, dapat menyebabkan jari, pergelangan tangan, dan lengan bawah menegang sehingga meningkatkan risiko iritasi tendon yang bisa berlanjut menjadi tenosynovitis.[1]

Pada stenosing tenosynovitis, terdapat penebalan retikulum atau pulley yang diakibatkan oleh penggunaan yang berlebihan, repetitif, terkait dengan olahraga dan aktivitas profesi sebagai faktor mekanik pemicu kondisi. Pada tenosynovitis de Quervain, aktivitas pemicunya adalah gerakan repetitif pada ibu jari (fleksi, ekstensi, dan rotasi), deviasi ulnar pada karpal, penggunaan gunting, serta penggunaan gawai untuk mengetik.[2]

Faktor Anatomi dan Hormonal

Stenosing tenosynovitis adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor anatomi lokal, faktor mekanik, dan faktor hormonal. Bentuk utamanya adalah tenosynovitis de Quervain. Adapun bentuk lainnya adalah trigger finger yang merupakan:

  • Stenosing tenosynovitis pada tendon flexor digitorum

  • Stenosing tenosynovitis pada tendon extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis, atau extensor communis

  • Stenosing tenosynovitis pada tendon flexor hallucis

  • Stenosing tenosynovitis pada tendon peroneal[2]

Faktor anatomi pada stenosing tenosynovitis, berupa penebalan retinakulum atau pulley yang melingkupi selubung sinovial. Akibatnya terowongan osteofibrosa menyempit dan menekan tendon yang berada di dalamnya.[2,3]

Sedangkan faktor hormonal pada stenosing tenosynovitis yang disinyalir sebagai pemicu adalah perubahan hormon estrogen. Studi menemukan bahwa keluhan muskuloskeletal biasa muncul pada follow up 5 tahun pascapemberian terapi hormonal, misalnya pada penderita kanker payudara. Sebanyak 93% kasus mengalami perubahan periartikuler yang terdiri dari 50% tenosynovitis de Quervain, 19% trigger finger, dan 33% tenosynovitis tendon fleksor, ekstensor, dan ekstensor radialis.[2]

Tenosynovitis de Quervain juga terjadi pada masa nifas, yang dikenal dengan sebutan baby wrist. Akan tetapi, sulit untuk membedakan etiologinya apakah disebabkan oleh faktor mekanik karena mengasuh bayi semata atau terkait dengan faktor hormonal.[2]

Penyakit diabetes melitus perlu dicurigai pada pasien dengan trigger finger multipel. Di mana prevalensi trigger finger pada pasien diabetes berkisar antara 10–20%, jauh lebih tinggi dibandingkan populasi umum sekitar 1,7–2,6%.[2]

Faktor Risiko

Faktor risiko stenosing tenosynovitis tidak diketahui, tetapi sejauh ini bersifat multifaktorial, seperti perubahan genetik seperti gen KLHL1 dan POLE2. Beberapa studi dilakukan untuk menyediakan bukti ilmiah terkait hal ini, tetapi sejauh ini studinya belum banyak dan bukti yang ada masih belum kuat.[6]

Selain itu, stenosing tenosynovitis juga bisa dipengaruhi oleh kondisi sistemik seperti insufisiensi renal, penyakit tiroid, diabetes melitus, dan masalah okupasi.[3]

Faktor risiko tenosynovitis de Quervain adalah gerakan repetitif pada ibu jari atau deviasi ulnar pada karpal. Faktor risiko lainnya berkaitan dengan penggunaan gunting serta penggunaan gawai untuk mengetik. Tenosynovitis de Quervain juga dinyatakan berkaitan secara signifikan dengan adanya gen rs35360670 pada kromosom 8.[2,3,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Ray G, Sandean DP, Tall MA. Tenosynovitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544324/
2. Vuillemin V, Guerini H, Bard H, Morvan G. Stenosing tenosynovitis. J Ultrasound 2012;15:20–8. https://doi.org/10.1016/j.jus.2012.02.002.
3. Adams JE, Habbu R. Tendinopathies of the Hand and Wrist. JAAOS - Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons 2015;23:741–50. https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-14-00216.
4. American College of Occupational and Environmental Medicine. Hand, Wrist, and Forearm Disorders Guideline. ACOEM, 2019. https://www.dir.ca.gov/dwc/DWCPropRegs/MTUS-Evidence-Based-Update/Guidelines/Hand-Wrist-Forearm-Guideline.pdf
6. Sood RF, Westenberg RF, Winograd JM, Eberlin KR, Chen NC. Genetic Risk of Trigger Finger: Results of a Genomewide Association Study. Plast Reconstr Surg 2020;146:165e–76e. https://doi.org/10.1097/PRS.0000000000006982.
7. Kim SK, Ahmed MA, Avins AL, Ioannidis JPA. A Genetic Marker Associated with De Quervain’s Tenosynovitis. Int J Sports Med 2017;38:942–8. https://doi.org/10.1055/s-0043-116669.

Patofisiologi Tenosynovitis
Epidemiologi Tenosynovitis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.