Pendahuluan Genu Varum
Genu varum atau kaki O, atau yang dikenal juga dengan bow legs adalah kondisi di mana sudut pertemuan antara tulang femur dan tibia pada lutut menjauhi garis tengah tubuh, sehingga memberikan manifestasi tungkai yang melengkung. Kondisi ini biasanya muncul sejak masa kanak–kanak, tetapi dapat terjadi juga pada orang dewasa. Genu varum dapat melibatkan satu tungkai/unilateral atau kedua tungkai/bilateral dengan penyebab yang bervariasi.[1,2,14]
Sebelum usia 2 tahun, ekstremitas bawah bayi dapat melengkung secara fisiologis atau disebut dengan genu varum fisiologis. Ciri khas genu varum fisiologis adalah tungkai yang melengkung secara simetris dan tidak nyeri. Biasanya, kondisi ini dikaitkan dengan intoeing (pola jalan dengan kaki menekuk ke dalam) dan menyebabkan kecenderungan untuk tersandung.[1,2,14]
Pada kondisi patologis, genu varum pada anak–anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kelainan struktur tulang, seperti Blount disease (tibia vara), metafisis displasia, dan akondroplasia; faktor metabolik, seperti disfungsi renal dan penyakit ginjal kronis; serta infeksi, seperti Rickettsia.
Faktor risiko lain adalah obesitas dan kelainan gait atau pola berjalan. Trauma yang menyebabkan fraktur pada lempeng epifisis juga dapat menjadi faktor risiko genu varum.[1,2]
Diagnosis genu varum biasanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anak, sering didapatkan adanya gangguan pola duduk, berdiri, dan berjalan. Penting juga untuk menggali faktor risiko serta riwayat dan keluhan serupa pada keluarga. Pada dewasa, perlu digali mengenai gejala metabolik, riwayat trauma, dan riwayat operasi sebelumnya.
Baku emas diagnosis genu varum adalah rontgen ekstremitas bawah dengan posisi berdiri yang mencakup panggul sampai pergelangan kaki. Setelah itu, pengukuran aksis mekanis akan menunjukkan deviasi aksis.[2,3]
Genu varum fisiologis biasanya akan mengalami resolusi spontan dan tidak membutuhkan terapi. Pada genu varum yang melibatkan kelainan metabolik atau trauma, perlu dilakukan terapi dengan medikamentosa, bracing, hingga pembedahan. Pasien juga dapat diedukasi mengenai aktivitas fisik yang benefisial untuk genu varum.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli