Etiologi Genu Varum
Etiologi genu varum genu varum atau kaki O, atau yang dikenal juga dengan bow legs dapat karena overload mekanis yang menyebabkan osteokondrosis, kelainan genetik, maupun usia fisiologis.
Secara garis besar, genu varum disebabkan oleh kondisi fisiologis dan patologis. Genu varum fisiologis umum ditemui pada anak dibawah 2 tahun. Pada keadaan patologis, etiologi genu varum dapat berupa penyakit metabolik dan nonmetabolik.[14]
Genu Varum Fisiologis
Genu varum fisiologis atau disebut juga dengan physiological bowing terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun. Genu varum fisiologis adalah kondisi yang normal terjadi pada awal masa kanak–kanak yang akan mengalami resolusi spontan.[14]
Genu Varum Patologis
Genu varum patologis dapat terjadi akibat kondisi metabolik dan nonmetabolik.
Etiologi Metabolik
Ada beberapa penyakit metabolik yang dapat menyebabkan genu varum, yaitu:
Renal Osteodistrofi:
Penyakit ginjal kronis dapat memicu renal osteodistrofi dengan manifestasi genu varum. Penyakit ginjal kronis dapat terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Pada keadaan ini, terjadi penurunan aktivitas alfa–1–hidroksilase yang akan menurunkan kadar 1,25–dihidroksikalsiferol (bentuk aktif vitamin D) dan menurunkan sekresi fosfat.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar kalsium yang diserap oleh organ intestinal, sehingga kadar kalsium serum berkurang. Penurunan kadar kalsium serum akan menyebabkan kondisi hiperparatiroid yang berpengaruh terhadap turnover tulang.
Akibatnya, pada anak, dapat terjadi growth retardation, serta perubahan tulang dan otot yang progresif, seperti genu varum, pembesaran metafisis, frontal bossing, deviasi ulnar, dan rakitis. Sedangkan pada dewasa, dapat muncul fraktur patologis, nyeri tulang, dan deformitas muskuloskeletal.[3,4]
Rickettsia:
Rickettsia adalah penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan penurunan absorpsi mineral yang dipergunakan untuk pertumbuhan tulang. Penurunan absorpsi tidak hanya berakibat pada vitamin D, tetapi juga pada kalsium dan fosfat. Kondisi ini menyebabkan penurunan kekuatan tulang yang berpotensi menyebabkan fraktur atau perubahan struktur tulang, seperti genu varum.[3,7]
Etiologi Nonmetabolik
Genu varum juga dapat disebabkan oleh kondisi nonmetabolik, antara lain:
Displasia Skeletal:
Penyebab tersering penyakit displasia skeletal adalah akondroplasia. Akondroplasia adalah pertumbuhan abnormal sel tulang yang disebabkan karena mutasi sel yang mengatur fibroblast growth factor. Mutasi sel akan mengakibatkan perubahan formasi struktur tulang, seperti shortening tulang ekstremitas, hipoplasia pada tulang wajah, bossy frontal, serta genu varum dan genu valgum.[3,8]
Blount Disease:
Blount disease atau tibia vara adalah penyakit dengan karakteristik meliputi kalsifikasi endokondral di bagian medial proksimal tibia, sehingga menyebabkan deformitas tungkai. Deformitas yang paling umum adalah genu varum.
Blount disease dibagi menjadi onset dini dan onset lambat. Onset dini terjadi pada anak usia 2–5 tahun, sehingga disebut juga dengan infantile Blount disease. Onset munculnya gejala infantile Blount disease akan menjadi faktor pembeda dengan genu varum fisiologis, yang onsetnya di bawah 2 tahun.
Blount disease onset lambat dapat muncul pada remaja (juvenile Blount disease) yang biasanya muncul saat usia 10 tahun dan pada dewasa. Pada sebagian besar kasus, pasien Blount disease memerlukan terapi khusus dan pembedahan.[2,9,10]
Trauma:
Trauma sistem muskuloskeletal di sekitar lutut dapat menyebabkan genu varum. Genu varum post trauma lebih sering muncul pada trauma longitudinal dan sering kali muncul lebih dari satu tahun setelah trauma.
Genu varum post trauma dapat menimbulkan nyeri dan disabilitas yang memerlukan koreksi. Aktivitas berat yang rentan cedera juga dapat menyebabkan genu varum. Sebuah studi pada atlet sepak bola menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara prevalensi genu varum pada atlet sepak bola dan orang dewasa lain.
Prevalensi genu varum terlihat lebih besar lagi pada atlet yang memiliki riwayat cedera lutut dan atlet yang melakukan latihan beban pada lutut yang lebih berat daripada beban yang digunakan secara umum.[11,12]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko dinilai dapat meningkatkan risiko genu varum.
Obesitas
Penelitian pada 1.450 siswa usia 6–7 tahun di Iran menunjukkan bahwa terdapat 24,2% anak dengan genu varum. Faktor risiko obesitas menghasilkan perbedaan bermakna terhadap insidensi genu varum dan deformitas tungkai secara umum.[31]
Penelitian serupa pernah dilakukan di Indonesia meskipun dengan hasil yang berbeda. Qadaryanti et al melakukan penelitian pada anak usia 7–12 tahun dengan mengukur sudut tibiofemoral dengan goniometer dan membandingkan dengan indeks massa tubuh (IMT). Deviasi pada sudut tibiofemoral dapat menimbulkan nyeri dan kelainan gait. Hasilnya, tidak ada hubungan bermakna antara BMI dan sudut tibiofemoral.[15]
Olahraga Sepak Bola
Insidensi genu varum meningkat pada pesepakbola. Penelitian yang membandingkan pada 750 pesepak bola dan 750 nonpesepakbola menunjukkan bahwa insidensi genu varum lebih tinggi pada pesepakbola dengan usia 16–18 tahun.[26]
Defisiensi Vitamin D
Insidensi genu varum juga sering terjadi pada anak dengan defisiensi vitamin D. Kelainan tungkai terjadi pada 36% dari 226 anak dengan defisiensi vitamin D, dengan genu varum menjadi kelainan terbanyak. Sedangkan pada anak tanpa defisiensi vitamin D tidak terjadi kelainan tungkai.[13,26,27]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli