Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Chikungunya general_alomedika 2022-07-13T06:48:01+07:00 2022-07-13T06:48:01+07:00
Chikungunya
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Chikungunya

Oleh :
dr. Ricky Dosan
Share To Social Media:

Chikungunya adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditransmisikan melalui nyamuk. Gejala chikungunya ditandai dengan demam tinggi yang mendadak dan poliartralgia, yang biasanya menyerang pergelangan tangan dan kaki, serta sendi-sendi kecil. Chikungunya berkaitan dengan kejadian wabah berulang pada kebanyakan negara tropis, termasuk Indonesia.[1,2]

Transmisi chikungunya dapat melalui 2 siklus, yaitu urban dan sylvatik. Pada siklus urban, terjadi transmisi dari manusia ke nyamuk, lalu ke manusia lain. Pada siklus sylvatik, transmisi terjadi dari binatang ke nyamuk, lalu ke manusia. Masa inkubasi chikungunya adalah 3–7 hari.[3]

aedes

Chikungunya ditularkan melalui nyamuk yang berasal dari genus aedes, utamanya Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies nyamuk tersebut juga merupakan vektor pada demam Dengue dan infeksi virus Zika. Risiko seseorang mentrasmisikan virus ke nyamuk paling tinggi ketika sedang berada dalam fase viremia, yaitu pada 5 hari pertama.[1,4]

Konfirmasi diagnosis chikungunya dilakukan menggunakan pemeriksaan molekuler yaitu dengan polymerase chain reaction (PCR). Selain itu, dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi, untuk mendeteksi IgM atau kenaikkan titer IgG sebanyak 4 kali lipat setelah 2–4 minggu.[5,6]

Penatalaksaanaan chikungunya bersifat simtomatik, dan tidak ada antivirus spesifik. Pasien disarankan untuk beristirahat, diberikan terapi cairan, serta konsumsi analgesik, misalnya parasetamol, untuk meringankan gejala polyathralgia. Apabila terjadi nyeri sendi yang persisten, sesuaikan pemilihan jenis antinyeri, dan dapat dilakukan fisioterapi.[5,6]

Prognosis chikungunya umumnya baik, sebab chikungunya dapat mengalami remisi tanpa komplikasi setelah 7-10 hari. Namun, terkadang timbul komplikasi pada pasien yang lebih rentan, seperti neonatus, usia lanjut, atau pasien dengan komorbiditas. Berdasarkan laporan dari kejadian wabah, komplikasi tersering adalah atralgia kronis, diikuti dengan komplikasi neurologis, berupa ensefalitis.[3,5]

Hingga saat ini belum terdapat vaksin untuk mencegah chikungunya. Pencegahan chikungunya dilakukan dengan pemberantasan vektor, misalnya mencegah terbentuknya genangan air dan membersihkan penampungan air. Menggunakan pakaian tertutup, repellent, kawat nyamuk, dan obat nyamuk juga dapat membantu untuk mencegah gigitan nyamuk.[6]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Natesan SK. Chikungunya Virus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/2225687-overview
2. Centers for Disease Control and Prevention. Chikungunya. CDC. 2022. https://www.cdc.gov/chikungunya/hc/index.html
3. Ojeda Rodriguez JA, Haftel A, Walker, III JR. Chikungunya Fever. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534224/
4. Paixão ES,Teixeira MG, Rodrigues LC. Zika, chikungunya and dengue: the causes and threats of new and re-emerging arboviral diseases. BMJ Glob Health 2017;3:e000530. doi:10.1136/ bmjgh-2017-000530
5. Vairo F, Haider N, Kock R, Ntoumi F, Ippolito G, Zumla A. Chikungunya: Epidemiology, Pathogenesis, Clinical Features, Management, and Prevention. Infect Dis Clin North Am. 2019 Dec;33(4):1003-1025. doi: 10.1016/j.idc.2019.08.006.
6. World Health Organization. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. WHO. 2019. https://www.who.int/publications/i/item/guidelines-on-clinical-management-of-chikungunya-fever

Patofisiologi Chikungunya

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
  • Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 29 April 2020, 10:02
Resiko yang terjadi jika terinfeksi chikungunya saat hamil 8 bulan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dokter, Saya ingin bertanya, apakah ada efek buruk yang akan terjadi jika seseorang terinfeksi Chikungunya saat hamil?Seorang wanita hamil G1P0A0 berusia...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.