Epidemiologi Disentri
Epidemiologi disentri menyebar di seluruh dunia dengan terpusat pada negara berkembang yang memiliki tingkat sanitasi yang rendah. Angka insidensi disentri basiler terbanyak adalah pada anak-anak dengan usia 1 hingga 4 tahun. Kondisi ini menjadikan disentri basiler sebagai penyebab diare tersering pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun, di Afrika dan Asia Selatan.
Prinsip penularan disentri amuba adalah dengan tertelannya makanan yang terkontaminasi feses yang mengandung kista matang. Oleh sebab itu, disentri amuba sering ditemukan pada wisatawan yang melakukan perjalanan ke wilayah endemik.[3,6,10,20,21]
Global
Dalam skala global, kasus disentri menyebar di seluruh dunia dengan jumlah kasus yang lebih tinggi ditemukan pada negara berkembang. Hal ini dikarenakan buruknya sanitasi dan tercemarnya sumber air bersih dengan kotoran manusia.
Disentri Basiler
Infeksi yang ditimbulkan oleh spesies Shigella tersebar secara bervariasi di seluruh dunia. Kebanyakan Shigella flexneri tersebar di negara dengan ekonomi lemah, seperti di Afrika dan Asia. Sedangkan Shigella sonnei banyak ditemukan di negara dengan ekonomi kuat.[1,2,6,15]
Secara global, angka kejadian disentri basiler dilaporkan sekitar 165 juta kasus per tahun. Kasus disentri terbanyak terjadi pada negara berkembang yaitu sekitar 99% pada tahun 1999 yang menyebabkan kematian hingga 1,1 juta per tahunnya. Sebanyak 61% atau sekitar 671.000 merupakan anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aslam A, et al di negara maju seperti Amerika Serikat, diperkirakan angka kejadian disentri sekitar 450.000 per tahunnya. Shigella sonnei merupakan penyebab utama, yakni sebanyak 77% atau sekitar 346.500 kasus pertahunnya.
Sedangkan penyebab utama disentri basiler pada negara berkembang adalah Shigella dysenteriae dan Shigella flexneri, yang menyebabkan sekitar 28 kasus dari 100.000 anak-anak dengan usia <4 tahun. Angka kejadian disentri pada anak-anak yang berusia antara 4–11 tahun adalah 25 kasus dari 100.000. Shigella merupakan penyebab terbanyak terjadinya diare pada anak dibawah 5 tahun di Sahara Afrika dan Asia Selatan.[3,6,7,9,11]
Studi pernah dilakukan oleh Chang, Zharoui et al di negara Tiongkok dalam kurun waktu 2004 hingga 2014, dengan metode analisis data surveilans yang didapatkan dari sistem pelaporan infeksi nasional dan sistem surveilans rumah sakit. Hasil dari penelitian ini memperoleh sekitar 3 juta kasus disentri pada tahun 2004 hingga 2014. Kasus paling banyak adalah pada anak usia <1 tahun, dengan angka insiden kejadian sebesar 228.59 kasus per 100.000 orang pertahunnya, dan anak usia 1 hingga 4 tahun sebesar 92.58 kasus per 100.000 orang per tahun.[21]
Disentri Amuba
Infeksi Entamoeba histolytica paling banyak terjadi di negara subtropis dan tropis seperti negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Asia Pasifik dan Afrika. Di benua Afrika dan Asia Tenggara, infeksi Entamoeba histolytica menjadi salah satu penyebab terjadinya diare berat pada anak dengan usia <5 tahun yang kemudian berpotensi tinggi menyebabkan kematian.[16,22]
Menurut data yang dirilis oleh GeoSentinel Surveillance Network, di mana telah dilakukan sistem monitoring berskala internasional, disebutkan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab infeksi saluran pencernaan terbanyak ketiga yang terjadi pada seseorang yang telah bepergian ke daerah endemik. Diperkirakan sebanyak 14 dari setiap 1000 orang yang telah bepergian ke daerah endemik terinfeksi Entamoeba histolytica.[23,24]
Indonesia
Data epidemiologi terkait kasus disentri di Indonesia belum banyak ditemukan.
Disentri Basiler
Berdasarkan data yang dibuat oleh World Health Organization (WHO), disebutkan bahwa didapatkan 3032 kasus disentri di Aceh pada tahun 2000, yang terjadi pada anak usia <5 tahun dan terdapat 10.589 kasus pada anak usia >5 tahun. Kasus disentri di Aceh mengalami penurunan pada tahun 2001, di mana terdapat sebanyak 2295 kasus pada anak usia <5 tahun dan sebanyak 9048 kasus pada anak usia lebih dari 5 tahun.[25]
Disentri Amuba
Menurut data yang dirilis oleh Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, infeksi Entamoeba histolytica yang terjadi di Indonesia berkisar antara 10% hingga 18%. Sumber data lain yakni studi retrospektif deskriptif yang dilakukan oleh Purnomo Budi dan Hegar Badriul pada Januari 2009 hingga Desember 2010 di Jakarta, mendapatkan sebanyak 6,5% anak mengalami diare berdarah di mana ditemukan trofozoit pada feses.[26]
Mortalitas
Angka kematian yang tinggi akibat disentri dapat ditemukan pada kelompok rentan, di antaranya bayi (terutama yang tidak mendapatkan air susu ibu), anak malnutrisi, dan usia >50 tahun.
Disentri Basiler
Secara global, angka kematian akibat kasus disentri mencapai 1,1 juta per tahun, dengan kasus disentri paling banyak terjadi di negara berkembang, yaitu sekitar 99% pada tahun 1999. Angka kejadian shigellosis dilaporkan sekitar 165 juta kasus per tahun. Sedangkan angka kematian akibat disentri di Tiongkok pada tahun 2004 adalah sebesar 0,028% menjadi 0,003% di tahun 2014.[6,10,11,20,21]
Disentri Amuba
Setiap tahunnya sekitar 50 juta orang terinfeksi amebiasis menyebabkan kematian. Kematian tertinggi terjadi pada kasus kolitis ekstensif fulminan sebesar 40% dan amebiasis hepar dengan ruptur abses perikardium sekitar 30%.[24,27]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari