Etiologi Disentri
Berdasarkan etiologinya, disentri pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu disentri bakteri dan disentri amuba. Disentri bakteri atau yang dikenal juga dengan disentri basiler atau shigellosis, disebabkan oleh bakteri Shigella sp dan merupakan penyebab disentri tersering pada anak. Sedangkan disentri amuba atau amebiasis disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.
Penularan disentri basiler terjadi melalui makanan ataupun minuman yang tidak bersih dan terkontaminasi Shigella sp, kontak dari orang ke orang atau lalat, serta aktivitas seksual yang mengakibatkan kontak dengan feses orang yang terinfeksi difteri. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif, non-motil, fakultatif anaerob dan tidak berspora.[1,4,6,10,15]
Sama halnya dengan disentri basiler, penularan disentri amuba terjadi secara fekal–oral. Rendahnya sanitasi merupakan faktor utama dalam penyebaran disentri amuba. Makanan atau minuman yang terkontaminasi feses yang mengandung kista Entamoeba histolytica merupakan sumber penularan pada kasus ini.[12,16]
Kista yang masuk melalui saluran pencernaan akan mengalami eksitasi didalam usus halus dan mengeluarkan trofozoit yang kemudian bermigrasi ke usus besar yang selanjutnya trofozoit akan memperbanyak diri melalui pembelahan biner dan menghasilkan kista. Selain saluran pencernaan trofozoit juga akan masuk kedalam pembuluh darah sehingga terjadi infeksi ekstraintestinal.[12,16]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya disentri, adalah:
- Lingkungan rumah padat penduduk
- Kurangnya fasilitas air bersih dan toilet
- Kebiasaan jarang mencuci tangan pakai sabun
- Anak-anak yang berada di tempat penitipan anak dan sekolah, di mana isentri dapat dengan mudah menyebar dari anak-anak ke anggota keluarga lainnya
- Wisatawan yang melakukan perjalanan ke negara yang sedang berkembang, yang mana dapat terkontaminasi melalui makanan atau minuman
- Populasi laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) memiliki risiko lebih tinggi terpapar shigellosis, di mana infeksi Shigella sp dapat terjadi selama aktivitas seksual melalui kontaminasi feses
- Kondisi imunodefisiensi, baik oleh penyakit (misalnya HIV) atau pengobatan medis (misalnya kemoterapi untuk kanker) memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi berat disentri[17-19]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari