Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Disentri general_alomedika 2024-05-07T08:45:36+07:00 2024-05-07T08:45:36+07:00
Disentri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Patofisiologi Disentri

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Patofisiologi disentri berawal dari tertelannya bakteri Shigella pada disentri basiler atau kista matang Entamoeba histolytica pada disentri amuba. Penularan terjadi secara fekal–oral, melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Disentri Basiler

Patofisiologi penularan disentri basiler diperantarai oleh lalat yang menghinggapi makanan dan minuman yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Selain secara fekal–oral, Shigella dysenteriae juga dapat menular melalui hubungan seksual seperti pada populasi laki-laki seks dengan laki-laki (LSL). Manusia merupakan reservoir natural satu-satunya bakteri Shigella dysenteriae.

Patogenesis dimulai dari masuknya bakteri Shigella dysenteriae ke dalam usus halus dan diikuti dengan proses memperbanyak diri. Kemudian, bakteri ini akan masuk ke dalam usus besar dan melakukan invasi pada mukosa usus besar untuk selanjutnya akan menghasilkan enterotoksin.[3,4,6,10,11]

Invasi Sel Epitel Usus Besar

Shigella dysenteriae menginvasi sel epitel usus besar dan menembus epitel basolateral usus besar menggunakan mekanisme transport dan transitosis. Pada saat proses transitosis, bakteri Shigella dysenteriae menginduksi makrofag dan apoptosis sel (kematian sel). Proses ini mengakibatkan terjadinya pelepasan sel radang seperti interleukin 1 dan interleukin 18, yang pada akhirnya mengakibatkan peradangan usus dan pengaktifan mekanisme pertahanan tubuh dalam menghadapi peradangan yang terjadi. Bakteri Shigella dysenteriae memiliki kemampuan untuk menempel pada makrofag. Setelah terjadi apoptosis dan inflamasi, makrofag akan melepaskan Shigella dysenteriae.[3,4,10,11]

Selanjutnya, bakteri Shigella dysenteriae menginvasi lebih lanjut sel epitel yang berdekatan dengan sel epitel yang sudah diinvasi, menggunakan mekanisme polimerisasi aktin interselular (the intercellular actin polymerization process). Proses invasi yang terjadi pada sel epitel usus menyebabkan pengaktifan faktor nuklear (kappa B) di dalam sel. Aktivasi kappa B di dalam sel, dan selanjutnya produksi interleukin 8, akan mengakibatkan peradangan dan kerusakan epitel. Proses ini mendasari terjadinya gangguan absorbsi nutrisi dan diare.[3,4,10,11]

Produksi Toksin

Bakteri Shigella dysenteriae memiliki mekanisme lain dalam merusak sel selain invasi sel, yakni pembentukan toksin. Dalam hal ini enterotoksin 1 dan 2 yang memiliki peranan penting dalam gangguan absorbsi nutrisi dan cairan. Shigella dysenteriae menghasilkan sitotoksin serotipe 1 yang berperan dalam kerusakan pembuluh darah dan sitotoksisitas di dalam kolon dan organ lainnya seperti ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya diare berdarah dan hemolytic uremic syndrome (HUS), prolaps rektum, hingga sepsis.[3,4,10,11]

Disentri Amuba

Patofisiologi disentri amuba terdiri atas 3 tahapan yakni kematian sel inang, inflamasi dan proses invasi. Infeksi dimulai dengan penempelan parasit pada sel inang yang dimediasi oleh molekul lektin Gal / GalNAc yang merupakan salah satu faktor virulensi dari protozoa. Sel epitel usus merupakan sel pertama yang menjadi target infeksi protozoa, selanjutnya trofozoit yang menempel berpotensi membunuh sel inang melalui mekanisme apoptosis, fagositosis dan trogositosis.[12,13]

Kematian sel inang ini selanjutnya menyebabkan terjadinya proses inflamasi di kolon sehingga menimbulkan gejala gejala kolitis amebiasis. Setelah terjadi inflamasi, Entamoeba Hystolitica mengekskresikan protein homolog sitokin proinflamatori yang disebut EHMIF (Entamoeba Hystolitica mammalian macrophage migration inhibitory factor) yang selain dapat menginduksi inflamasi juga dapat meningkatkan produksi matriks metaloproteinase yang menghancurkan matriks ekstraseluler pada saluran pencernaan yang mengakibatkan peningkatan migrasi sel dan invasi inang.[12,14]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

3. Aslam A, Okafor CN. Shigella. StatPearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/
4. Kroser JA. Shigellosis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/182767-overview
6. Williams P, Berkley JA. Dysentry (Shigellosis) Current WHO Guidelines and The WHO Essential Medicine List for Children. 2016. https://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/21/applications/s6_paed_antibiotics_appendix5_dysentery.pdf
10. Kotloff KL, et al. Shigellosis. The Lancet. 2018;391(10122):801-812. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(17)33296-8
11. Pocket Book of Hospital Care in Children:Guidelines for the Management of Common Childhood Illnesses. Dysentery. World Health Organization. 2013;II:143-146. http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=CE5C46916607EF413AA9FCA89B84163F?sequence=1
12. Kantor, Micaella & Abrantes, Anarella & Estevez, Andrea & Schiller, Alan & Torrent, et al. 2018. Entamoeba Histolytica: Updates in Clinical Manifestation, Pathogenesis, and Vaccine Development. Canadian Journal of Gastroenterology and Hepatology. 2018. 1-6. 10.1155/2018/4601420.
13. Ralston KS, Solga MD, Mackey-Lawrence NM, et al. Trogocytosis by Entamoeba histolytica contributes to cell killing and tissue invasion. Nature 2014; 508:526–30.
14. Ngobeni R, Abhyankar MM, Jiang NM, et al. Entamoeba histolytica-encoded homolog of macrophage migration inhibitory factor contributes to mucosal inflammation during amebic colitis. J Infect Dis 2017; 215:1294–302

Pendahuluan Disentri
Etiologi Disentri

Artikel Terkait

  • Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
    Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
  • Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
    Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
  • Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
    Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:33
Pemberian asam traneksamat untuk pasien diare dengan perdarahan saluran cerna bawah
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo DOkterApakah boleh diberikan asam tranexamat inj pada pasien diare berdarah?Terimakasih
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 25 Juli 2024, 00:59
BAB cair dengan lendir yang bercampur darah merah segar pada anak usia 3 tahun
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
1 Balasan
Alo dok.. izin bertanya.... ada anak usia 3 tahun datang dengan keluhan bab cair sudah lebih dari 5 kali, konsistensi cair, dengan lendir yang bercampur...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2024, 11:48
Cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, bagaimana cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler tanpa pemeriksaan penunjang? Karena terapi nya kan berbeda.Biasanya kalau anak kecil...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.