Edukasi dan Promosi Kesehatan Filariasis
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai filariasis difokuskan pada identifikasi dini dan pencegahan, terutama pada area endemis. Pasien dapat diedukasi mengenai pentingnya pencegahan terhadap gigitan nyamuk atau serangga lainnya dan pentingnya konsumsi profilaksis pada beberapa kasus.[1,14]
Edukasi Pasien
Pasien dengan filariasis limfatik perlu diedukasi untuk melakukan perawatan limfedema mandiri, seperti mencuci bagian tubuh yang terinfeksi, menggunakan perban elastis atau balutan terkompresi saat aktivitas sehari-hari, dan menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak sempit untuk menghindari luka atau lecet. Anjurkan pasien untuk latihan mobilisasi rutin pada ekstremitas yang terinfeksi untuk meningkatkan aliran limfatik pada ekstremitas yang terinfeksi.
Pada pasien dengan gejala kiluria, perlu diedukasi untuk menghindari makanan berlemak dan mengkonsumsi makanan yang tinggi protein.[2,15]
Pasien dengan onchocerciasis, terutama yang memiliki kadar mikrofilaria tinggi dan gejala mata, perlu diedukasi mengenai kemungkinan komplikasi terapi ivermectin akibat mikrofilaria yang mati.[8]
Pasien perlu didorong untuk meminum obat sesuai dosis secara teratur. Promosi kesehatan mengenai filariasis perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika muncul tanda atau gejala filariasis.[1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan penyakit filariasis limfatik dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk yang merupakan vektor penyakit. Kontrol terhadap vektor akan menurunkan transmisi filariasis limfatik serta infeksi lain yang disebabkan gigitan nyamuk. Upaya kontrol terhadap vektor antara lain pemasangan bed nets atau kelambu tidur dan menggunakan obat antinyamuk.[2,3,5,28]
Pencegahan onchocerciasis dan loiasis dilakukan dengan menghindari tempat bersarang vektor lalat Simulium dan Chrysops, seperti sungai, area agrikultur, area berlumpur dan lembap, dan area bekas pembakaran kayu. Kontrol terhadap vektor dilakukan dengan insektisida, terutama yang mengandung N,N-dietil-meta-toluamida (DEET).[7-10]
Individu yang berkunjung dan tinggal lama di daerah endemi loiasis dapat diberikan kemoprofilaksis diethylcarbamazine (DEC) 300 mg peroral sekali seminggu atau DEC 200 mg peroral 2 kali sehari selama 3 hari setiap bulannya. Kemoprofilaksis diberikan selama individu tersebut tinggal di daerah endemi loiasis.[9,10]
Pemberian Obat Massal
Sebagai penyakit filariasis yang paling banyak tersebar secara global dan memiliki beban penyakit yang tinggi, filariasis limfatik dikendalikan dengan upaya pemberian obat massal (mass drug administration/MDA) kepada seluruh populasi usia 2-70 tahun di daerah endemi filaria sebagai bagian dari program eliminasi filariasis limfatik global dari WHO.
MDA diberikan peroral 1-2 kali setahun selama 5 tahun berturut-turut, kemudian dilakukan evaluasi program. MDA dapat dihentikan jika hasil evaluasi menunjukkan tidak ada lagi penularan filariasis.[3,14]
Pilihan regimen MDA tergantung ada tidaknya koendemi di daerah tersebut. Regimen MDA yang direkomendasikan WHO yaitu:
- Di daerah dengan koendemi loiasis, diberikan albendazole 400 mg 2 kali setahun
- Di daerah dengan koendemi onchocerciasis, diberikan kombinasi obat ivermectin 200 µg/kg dan albendazole 400 mg setahun sekali
- Di daerah non-endemi onchocerciasis atau loiasis, diberikan triple therapy berupa ivermectin 200 µg/kg, diethylcarbamazine citrate (DEC) 6 mg/kg, dan albendazole 400 mg setahun sekali[1-3,28]
MDA tidak diberikan pada penduduk yang sedang sakit berat, ibu hamil, anak dengan kwashiorkor atau marasmus, dan individu dengan epilepsi. MDA juga tidak diberikan pada individu dengan gangguan ginjal, hati, jantung dan pembuluh darah, serta penderita filariasis dengan gejala acute on chronic.[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta