Etiologi Filariasis
Etiologi filariasis adalah nematoda famili Filariidae dengan nyamuk atau lalat sebagai vektornya. Terdapat 8 spesies nematoda filaria yang menyebabkan filariasis pada manusia. Masing-masing spesies menyebabkan manifestasi filariasis yang berbeda-beda, yaitu filariasis limfatik, onchocerciasis, loiasis, dan mansonelliasis.
Filariasis limfatik disebabkan oleh nematodaWuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, dengan nyamuk Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, dan Ochlerotatus sebagai vektornya
- Onchocerciasis disebabkan oleh nematoda Onchocerca volvulus,dengan vektor lalat hitam
- Loiasis disebabkan oleh nematoda Loa loa, dengan vektor lalat Chrysops silaceadan Chrysops dimidiata
- Mansonelliasis disebabkan oleh nematoda Mansonella streptocerca, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi, dengan vektor lalat Culicoides dan Simulium[1,2]
Siklus Hidup Filaria
Siklus hidup cacing filaria terdiri dari 5 tahap perkembangan yang terjadi di dalam tubuh host maupun vektor. Cacing dewasa betina akan memproduksi ribuan larva tahap I (mikrofilaria) yang kemudian akan ditelan oleh vektor serangga. Beberapa mikrofilaria beredar di sirkulasi perifer pada waktu sirkadian harian tertentu. Sama halnya dengan vektor anthropod (nyamuk atau lalat) yang juga memiliki ritme sirkadian untuk makan atau menggigit.
Dalam tubuh vektor, mikrofilaria berkembang hingga menjadi larva tahap III yang kemudian akan masuk ke dalam tubuh host (manusia) saat periode makan vektor. Dalam tubuh manusia, larva tahap III akan berkembang hingga menjadi cacing dewasa yang kemudian akan menetap dan menimbulkan manifestasi di jaringan subkutan, pembuluh limfatik, atau kavum peritoneal, pleura, dan perikardial tergantung spesies nematoda filaria yang menginfeksi.
Beberapa nematoda filaria mengandung bakteri endosimbiotik Wolbachia yang membantu reproduksi dan ketahanan hidup nematoda.[1,2]
Faktor Risiko
Individu yang tinggal di daerah endemi beriklim tropis atau subtropis dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko tinggi mengalami filariasis. Pendatang atau turis yang mengunjungi daerah endemi dalam waktu singkat memiliki risiko yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena diperlukan ratusan hingga ribuan paparan vektor (berkali-kali) untuk bisa menimbulkan manifestasi.[1,5]
Individu yang tinggal di daerah yang dekat sungai atau bekerja di daerah agrikultur di pedesaan berisiko terpapar lalat Simulium yang merupakan vektor onchocerciasis. Individu yang tinggal di hutan hujan terutama di daerah endemi, berisiko terpapar lalat Chrysops yang merupakan vektor loiasis.[7-10]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta