Edukasi dan Promosi Kesehatan Hepatitis A
Edukasi dan promosi kesehatan terkait hepatitis A bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan kesadaran akan vaksinasi hepatitis A. Pasien harus dijelaskan mengenai perjalanan penyakit yang self limited sehingga terapi yang diberikan mayoritas bersifat suportif.
Edukasi Pasien
Edukasi perlu diberikan pada pasien dan keluarganya, terutama penjelasan bahwa hepatitis A merupakan self-limiting disease dan umumnya tidak mengancam nyawa. Sehingga, pasien dengan gejala ringan dapat tetap rawat jalan.[1,2,10]
Namun, pada beberapa kasus terutama lansia, beberapa komplikasi dapat terjadi. Tanda dan gejala perburukan penyakit atau timbulnya komplikasi dijelaskan agar pasien dapat segera dirawat di rumah sakit.[1,2,10]
Sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit, pasien hepatitis A perlu berhati-hati dan membatasi kontak personal dengan anggota keluarga di rumah.[1,2,10]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan dan pengendalian penyakit hepatitis A yang harus dilakukan adalah edukasi perubahan gaya hidup dan pemberian vaksin hepatitis A.
Edukasi Perubahan Gaya Hidup
Indonesia sebagai negara endemis hepatitis A harus memberikan promosi terus menerus mengenai higienitas dan sanitasi yang baik, termasuk suplai air bersih, letak jamban yang dianjurkan, dan kebiasaan mencuci tangan. Masyarakat perlu diedukasi mengenai proses pemasakan air dan makanan hingga matang untuk mematikan virus hepatitis A.
Gaya hidup bersih meliputi kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum makan, setelah makan, dan setelah menggunakan toilet juga perlu dijelaskan. Pada kelompok masyarakat yang berisiko terinfeksi hepatitis A, perlu diberi pemahaman untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis A.[1,2,10]
Vaksinasi Hepatitis A
Vaksinasi hepatitis A berisi suspensi virus hepatitis A strain HM175 yang dikembangbiakkan dalam sel diploid manusia, dan diinaktivasi dengan formaldehid dan dijerap dalam aluminium hidroksida.
Menurut jadwal imunisasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi hepatitis A dapat diberikan sebanyak 2 dosis mulai dari usia 1 tahun, dengan rentang waktu antara dosis pertama dan dosis kedua sekitar 6‒12 bulan. Vaksin diberikan injeksi intramuskular di otot deltoid.
Untuk individu dewasa menurut jadwal imunisasi oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vaksinasi hepatitis A dianjurkan untuk semua individu, terutama pelancong dan penjamah makan. Vaksin hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis untuk segala usia dengan rentang waktu antar dosis 6‒12 bulan. Vaksin hepatitis A dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat reaksi alergi berat pada dosis pertama vaksin HAV.[25-28]
Keamanan vaksin hepatitis A pada ibu hamil belum ditentukan hingga saat ini, akan tetapi pemberian vaksin perlu dipertimbangkan dengan melihat potensi risiko vaksinasi dan risiko infeksi hepatitis A. Ibu menyusui bukan merupakan kontraindikasi dalam pemberian vaksinasi hepatitis A.[25-27]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati