Prognosis HIV
Prognosis infeksi HIV ditentukan oleh diagnosis dini dan pengobatan pemeliharaan dengan terapi antiretroviral (ARV). Pasien yang didiagnosis lebih dini dapat segera memulai terapi ARV untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan risiko komplikasi, dan memperpanjang kesintasan hidup pasien.[6]
Komplikasi
Komplikasi infeksi HIV dapat terjadi akibat infeksi oportunistik yang serius, munculnya sekuele, dan superinfeksi HIV.[6]
Infeksi Oportunistik
Secara umum, semua pasien dengan infeksi HIV memiliki risiko infeksi oportunistik selama 6 bulan pertama terapi ARV. Pasien dengan jumlah CD4 rendah yang persisten berisiko tinggi untuk terjadi infeksi oportunistik walaupun sudah memulai terapi dan viral load tersupresi dengan efektif. Infeksi oportunistik yang pernah dilaporkan terjadi di antaranya:
- Kandidiasis esofagus, bronkus, trakea, paru-paru
- Kanker serviks
-
Coccidioidomycosis, disseminated atau extrapulmonary
Cryptococcosis dengan manifestasi ekstrapulmoner
Cryptosporidiosis dengan manifestasi intestinal kronik (>1 bulan)
Infeksi cytomegalovirus, termasuk cytomegalovirus retinitis dengan gangguan penglihatan
Herpes simpleks dengan ulkus kronik >1 bulan
Masih banyak infeksi oportunistik lain yang dapat terjadi pada pasien HIV, seperti sarkoma Kaposi, Burkitt limfoma, immunoblastic Lymphoma, pneumocystis pneumonia, hingga toxoplasmosis otak.[3,6]
Infeksi oportunistik yang sering terjadi di Indonesia adalah tuberkulosis (TB), kandidiasis oral, diare, pneumocystis pneumonia dan pruritic papular eruption.[10]
Sekuele Infeksi HIV
Infeksi HIV itu sendiri dapat menyebabkan sekuele, antara lain dementia atau ensefalopati yang berkaitan dengan AIDS. Pasien juga bisa mengalami HIV wasting syndrome yang ditandai dengan diare kronik dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.[6]
Superinfeksi HIV
Superinfeksi HIV dapat terjadi ketika seseorang yang terinfeksi HIV mendapatkan HIV lagi dengan strain atau subtipe yang berbeda. Superinfeksi HIV dapat menyebabkan progresi penyakit yang lebih cepat.[3]
Prognosis
Prognosis infeksi HIV pada pasien yang tidak mendapat terapi adalah sangat buruk dengan tingkat mortalitas lebih dari 90%. Rerata waktu dari infeksi sampai kematian adalah 8-10 tahun. Angka tersebut bervariasi pada setiap individu. Meski demikian, dengan inisiasi cepat dari terapi antiretroviral, prognosis bisa meningkat signifikan.
Infeksi HIV dapat berprogresi menjadi AIDS dalam waktu 15 tahun atau lebih. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat progresi infeksi HIV antara lain kesehatan mental, penyalahgunaan zat, superinfeksi dengan strain HIV lain, status nutrisi, dan usia. Kesintasan hidup pasien yang telah berprogresi menjadi AIDS dan tidak diobati yaitu <2 tahun.[6]
Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya