Edukasi dan Promosi Kesehatan Human Papillomavirus (HPV)
Edukasi dan promosi kesehatan pada infeksi human papillomavirus (HPV) mencakup vaksinasi HPV, penapisan, dan pemantauan jangka panjang. Pada wanita, penapisan infeksi HPV dijadikan bagian dari penapisan kanker serviks yang dimulai sejak usia 21 tahun. Pada kasus infeksi kutan, kutil sering mengalami rekurensi sehingga pengobatan mungkin diperlukan berulang-ulang. Vaksin HPV dapat diberikan pada anak laki-laki dan perempuan pada usia 11-12 tahun.[1,5]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dilakukan supaya pasien dapat edukasi penyakit menular seksual, mengetahui faktor risiko pada infeksi HPV serta kemungkinan gejala pada infeksi HPV yang menetap.
Edukasi Penyakit Menular Seksual
Pasien dengan partner seksual lebih dari 1 memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi HPV. Risiko tertular infeksi HPV meningkat dengan jumlah pasangan seksual atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang memiliki banyak pasangan. Meskipun kondom cukup efektif dalam mencegah sebagian besar infeksi menular seksual, kondom tidak memberi perlindungan total terhadap infeksi HPV karena tidak menutupi semua kulit genital.
Pasien yang telah mengembangkan gejala HPV mungkin telah tertular virus HPV jauh sebelum gejala muncul. Sebagian besar pasien juga tidak mengetahui mereka sedang terinfeksi. Sampaikan bahwa gejala awal pada infeksi HPV seringkali tidak disadari oleh pasien.
Pasien yang mengalami infeksi HPV juga lebih berisiko mengalami infeksi menular seksual lain, seperti gonorrhea dan klamidia. Pasien dapat dengan mudah menularkan kepada partner seksual tanpa disadari. Oleh karenanya, edukasi mengenai perlindungan penyakit menular seksual penting untuk dilakukan.[12]
Edukasi Risiko Kanker
Pada pasien dengan infeksi HPV risiko tinggi (HR-HPV) yang persisten, kondisi dapat berkembang menjadi keganasan, seperti kanker serviks. Edukasi mengenai penapisan sangat penting untuk deteksi dini.
Penapisan dilakukan dengan Pap smear sejak usia 21 tahun, diulangi setiap 3 tahun sampai usia 30 tahun. Kemudian, skrining kanker serviks dapat dilakukan setiap 5 tahun hingga usia 65 tahun.[1]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi HPV dapat dilakukan untuk mengurangi morbiditas serta mortalitas pada pasien. Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV. Keuntungan vaksinasi tidak hanya didapatkan oleh individu yang mendapat vaksin, namun juga untuk pasangan seksual sehingga mencegah penyebaran infeksi HPV. Vaksin HPV tidak hanya dapat diberikan pada anak perempuan tapi juga anak laki-laki.
Transmisi HPV dapat diturunkan dengan melakukan perilaku seksual yang aman seperti penggunaan kondom. Penting untuk dipahami bahwa penggunaan kondom tidak memberikan perlindungan total dari infeksi HPV, karena kondom tidak menutupi semua kulit genital yang terbuka. Meski begitu, kondom merupakan cara penting untuk mencegah sebagian besar infeksi menular seksual lainnya.[2,12]
Vaksinasi HPV
Vaksin HPV direkomendasikan diberikan pada anak laki-laki maupun perempuan pada usia 11 atau 12 tahun. Dosis yang diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak minimal 6 bulan. Sedangkan pada pria dan wanita usia 15 hingga 26 tahun dapat diberikan vaksinasi HPV sebanyak 3 dosis. Pada orang dewasa usia 27 hingga 45 tahun yang belum pernah mendapat vaksin, dapat menerima vaksin HPV yaitu Gardasil 9®.
Uji coba klinis telah menunjukkan efektivitas vaksinasi HPV yang tinggi untuk mencegah infeksi HPV, termasuk pada serviks, anal, maupun regio oral. Vaksin dapat mengurangi risiko perubahan sel kanker akibat infeksi HPV yang berkembang dalam waktu bertahun-tahun. Kombinasi vaksinasi HPV dan skrining kanker serviks telah menunjukkan proteksi yang bagus dalam melawan kanker serviks.[16,22,23,24]