Etiologi Human Papillomavirus (HPV)
Human papillomavirus (HPV) merupakan etiologi berbagai kondisi medis, termasuk kanker serviks, kondiloma akuminatum, dan beberapa bentuk karsinoma sel skuamosa, terutama yang terjadi pada orofaring. Faktor risiko yang paling jelas untuk HPV adalah hubungan penetrasi tanpa pelindung atau kontak fisik kulit-ke-kulit yang dekat yang melibatkan area yang terinfeksi.
HPF adalah virus dengan DNA untai ganda dari famili Papillomaviridae. HPV hanya menginfeksi manusia.[18]
Mode Transmisi
Beberapa jenis infeksi HPV tidak menimbulkan gejala serta sembuh secara spontan. Infeksi HPV dapat menyebabkan pertumbuhan kutil bahkan lesi prekanker. Sebanyak 70% kanker serviks diakibatkan oleh infeksi HPV 16 dan HPV 18, sedangkan HPV 11 dan HPV 6 berhubungan dengan papilomatosis respiratorik dan kondiloma akuminatum.
Mode transmisi dari infeksi HPV termasuk kontak seksual, perinatal, pembedahan, dan pemakaian barang bersamaan dengan orang lain.[8]
Kontak Seksual
Kontak seksual merupakan salah satu faktor risiko mayor infeksi HPV. Faktor risiko mengalami infeksi HPV berkaitan dengan perilaku seksual, termasuk hubungan seksual pertama kali di usia muda, sering berganti pasangan seksual, serta melakukan hubungan seksual melalui anal.[8]
Perinatal
Selama persalinan, HPV dapat ditransmisikan dari ibu ke bayi. Meskipun infeksi ini jarang menimbulkan gejala klinis, virus dapat bertahan lama di tubuh bayi.
Neonatus dapat mengalami juvenile onset recurrent respiratory papillomatosis (JORRP) akibat infeksi HPV11 dan HPV6. Namun, kejadian ini sangat jarang dimana terjadi pada 2 di antara 1 juta nenonatus. Angka kejadian JORRP dapat meningkat apabila ibu memiliki kondiloma akuminatum.[8]
Pemakaian Benda Bersamaan
HPV dapat menular melalui kontak kulit langsung seperti pemakaian benda secara bersamaan. Pemakaian benda yang terkontaminasi HPV dapat menyebabkan infeksi HPV. Selain itu, virus ini dapat bertahan lama tanpa adanya inang pada suhu rendah.[8]
Pembedahan
Infeksi HPV dapat menyebar melalui inhalasi zat berbahaya virus oleh setiap orang yang berada di ruang operasi selama melakukan ablasi laser pada penanganan kondiloma atau melakukan elektrokauter. Infeksi tersebut dapat menyebabkan terjadinya papilomatosis laring.[8]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang paling jelas untuk HPV adalah hubungan penetrasi tanpa pelindung atau kontak fisik kulit-ke-kulit yang dekat yang melibatkan area yang terinfeksi. Kondisi primer yang merupakan faktor predisposisi pasien terhadap infeksi HPV dan perkembangan keganasan pada jaringan yang terkena adalah infeksi, kutil, dan hipogammaglobulinemia. Namun, gangguan imunodefisiensi sekunder, seperti infeksi HIV, merupakan faktor risiko yang lebih umum.[17]
Risiko Perkembangan Lesi Kanker
Pada neoplasia yang terkait infeksi HPV, ditemukan gangguan ekspresi produk gen. Pada infeksi di serviks, terjadi peningkatan ekspresi protein E6 dan E7.[9] Genotipe HPV yang berhubungan dengan risiko tinggi kanker serviks adalah HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68. Namun, genotipe yang paling umum adalah tipe 16 dan 18. Genotipe 16 ditemukan pada sekitar 50% pasien kanker serviks. Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa tidak semua infeksi HPV tipe 16 atau 18 berkembang menjadi kanker.[19]
Infeksi HPV saja tidak menyebabkan transformasi keganasan. Transformasi tersebut akan dipengaruhi oleh kofaktor seperti merokok, radiasi ultraviolet, kehamilan, defisiensi asam folat, dan supresi imun. Pasien yang mengonsumsi imunosupresan dan mereka yang mengalami gangguan imunitas seluler, termasuk HIV, juga merupakan populasi yang rentan mengalami infeksi HPV.[1]
Perilaku Seksual:
Usia hubungan seksual pertama dan jumlah pasangan seksual seumur hidup telah dikaitkan dengan risiko infeksi HPV anogenital. Selain itu, wanita dengan riwayat lesi skuamosa intraepitelial derajat tinggi di serviks atau karsinoma sel skuamosa invasif di serviks juga mengalami peningkatan risiko kanker invasif di jaringan lain, terutama vagina dan anal.[1]
Merokok:
Wanita yang merokok tembakau lebih berisiko mengalami neoplasia serviks. Merokok diduga berperan dalam peningkatan prevalensi transformasi ganas HPV.[1]
Radiasi Ultraviolet:
Radiasi ultraviolet juga dilaporkan meningkatkan risiko epidermodysplasia verruciformis (EV) akibat HPV. Oleh karenanya, pasien sebaiknya menghindari paparan matahari dan ultraviolet yang tidak perlu.[1]