Epidemiologi Human Papillomavirus (HPV)
Data epidemiologi menunjukkan bahwa infeksi Human Papillomavirus (HPV) anogenital adalah infeksi menular seksual yang paling umum secara global. Prevalensi puncak infeksi HPV biasanya terjadi dalam dekade pertama setelah melakukan hubungan seksual pertama kali. Prevalensi infeksi HPV genital di seluruh dunia pada wanita adalah sekitar 10 persen, dan HPV tipe 16 adalah tipe risiko tinggi yang paling banyak ditemukan.[5,18]
Global
Secara global, infeksi HPV adalah penyebab penyakit menular seksual yang paling umum. Kondiloma akuminatum telah mempengaruhi sebanyak 30 juta orang di seluruh dunia. Kanker serviks menempati urutan ke-4 kanker tersering pada wanita, dengan perkiraan lebih dari 500 ribu wanita terdiagnosis setiap tahunnya.[20]
Di banyak negara kurang berkembang, kanker serviks menjadi kanker paling umum di kalangan wanita karena kurangnya program skrining yang efektif untuk memantau sitologi serviks dengan Pap smear.[1]
Kutil kulit, seperti veruka vulgaris atau veruka plantaris, paling sering disebabkan oleh HPV subtipe 1, 2, 4, 27, atau 57. Kebanyakan kutil anogenital, seperti kondiloma akuminatum, disebabkan oleh HPV subtipe 6 atau 11. Subtipe ini juga bertanggung jawab untuk papillomatosis respiratori berulang pada remaja dan dewasa. Lesi pra-kanker dan kanker pada regio anogenital maupun orofaringeal pria dan wanita, paling sering disebabkan oleh HPV subtipe 16 dan 18.[5]
Prevalensi keseluruhan infeksi HPV pada wanita dilaporkan sebesar 22% hingga 35%. Pada pria, prevalensi dilaporkan berkisar antara 2% hingga 35%, tergantung pada praktik seksual dari populasi yang diteliti. Namun, sebuah studi populasi yang terdefinisi dengan baik menemukan rasio perempuan dengan laki-laki sebesar 1,4:1.[1]
Pada studi yang dipublikasikan tahun 2015, kanker orofaringeal ditemukan sebagai kanker terkait infeksi HPV yang paling banyak. Kanker orofaringeal tersebut umumnya merupakan karsinoma sel skuamosa. Kanker orofaringeal terkait infeksi HPV ditemukan lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.[18]
Interaksi Epidemiologi Antara Infeksi HPV dan HIV
Beberapa studi telah melaporkan bahwa infeksi HPV, termasuk infeksi tipe HPV multipel, lebih banyak ditemukan pada pasien dengan HIV dibandingkan populasi tanpa HIV. Dalam sebuah studi di Afrika Selatan, infeksi HPV ditemukan lebih banyak pada perempuan dengan HIV (57 kejadian per 1000 orang-bulan) dibandingkan non-HIV (27 kejadian per 1000 orang-bulan. Hal yang sama juga ditemukan pada laki-laki (80 VS 52 kejadian per 1000 orang-bulan).
Selain daripada itu, orang dengan HPV ditemukan lebih rentan mengalami infeksi HIV. Mekanisme pasti yang menyebabkannya masih belum diketahui.[18]
Indonesia
Kanker serviks merupakan kanker terkait HPV yang paling banyak ditemukan di Indonesia, dengan insidensi sebesar 27 per 100.000 wanita per tahun. Selanjutnya adalah kanker bibir dan regio oral dengan insidensi 1,64 per 100.000 wanita per tahun, serta 2,58 per 100.000 laki-laki per tahun.[25]
Sebuah studi berbasis populasi yang melibatkan 2686 wanita di Jakarta, Tasikmalaya, dan Bali menemukan bahwa prevalensi keseluruhan infeksi HPV sebesar 11,6%. Subtipe yang paling umum ditemukan adalah HPV 52, HPV 16, HPV 18, dan HPV 39.[10]
Studi lain yang dilakukan di rumah sakit rujukan kanker nasional, RS Dharmais, menunjukkan bahwa prevalensi tinggi infeksi HPV 16 dan 18 ditemukan pada sampel kasus karsinoma sel skuamosa oral (17,9%). HPV 18 ditemukan pada 86% kasus karsinoma sel skuamosa oral yang HPV-positif.[11]
Mortalitas
Mortalitas infeksi HPV berasal dari berbagai jenis kanker yang disebabkannya, dengan penyebab yang paling utama adalah kanker serviks. Kanker serviks merupakan kanker terkait HPV yang paling banyak dilaporkan. Kanker serviks adalah kanker terbanyak ke-4 di dunia. Diperkirakan setiap tahun lebih dari 300.000 wanita meninggal akibat kanker serviks secara global.[21]
Di Indonesia, lebih dari 21.000 kematian terjadi setiap tahunnya akibat kanker serviks. Angka mortalitas kanker serviks merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.[25]